Pagi di hari minggu kali ini terasa sangat dingin, karena semalam ibu kota telah diguyur hujan yang menyisakan tetesan-tetesan air di daun-daun pohon yang bercampur dengan embun. Layaknya kebanyakan kaum pemalas lainnya, Atha sekarang terlihat masih bergelung dibawah selimut tebalnya, dengan posisi tidur yang amburadul.
Braaakk Bruuk Gedubraaak
Suara-suara rusuh tersebut berassal dari abangnya yang mendobrak pintu kamar Atha dan berujung dirinya yang kesandung pintu dan jatuh tersungkur dengan sangat mengesankan. Untung saja adiknya laknatnya tersebut tidak mengetahui apa yang terjadi terhadapnya, jika tidak sudah dapat dipastikan jika ia akan diejek selama 7 hari 7 malam dengan kata-kata yang menjengkelkan.
" Abanggg kamu apain adek kamu!!" Dan seruana membahana dari bos besar pun terdengar sesaat setelah suara-suara rusuh tersebut.
" Ga ngapa-ngapain Bun!!" Jawabnya tak kalah teriak dan Atha yang ada di dekatnya tak terganggu sama sekali, kebo sekali dia.
" Ga ngapa-ngapain kok gedebak-gedebuk kayak sapi lomba lari." Sahut bunda, Agam yang mendengarnya sedikit meringis membayangkan bagaimana hebohnya sapi yang lomba lari.
" Ga sengaja Bunda cantik."
Dan setelah menjawab demikian tidak terdengar lagi suara sang bos besar. Ia pun beralih membangunkan adiknya yang kebo tersebut untuk mengajaknya jogging ke taman kota sekaligus menagih hukuman yang belum adiknya berikan selama 2 hari kemarin, enak sekali dia menjalaninya lihat saja apa yang akan ia lakukan nanti untuk mengkosongkan dompet adik tersayangnya tersebut.
" Heehh siluman babi, bangun lo!!" Seru nya sembari menggoyangkan badan adiknya, sungguh tak punya hati nurani Abang Agam ini terhadap sang adik. Anehnya Atha yang diperlakukan demikian tidak menunjukan pergerakan apapun tetap nyenyak menikmati mimpinya sampai senyum-senyum sendiri.
" Ck gila kali ni anak, mana kebo banget lagi." Deccaknya malas terhadap tingkah ajaib adiknya, hingga sebuah ide muncul di kepalanya. Dan ide tersebut adalah....
" Tha liat noh permen kaki lo dihabisin tikus." Bisiknya disamping telinga Atha, ajaib Atha langsung membuka matanya dengan bola mata yang membesar, terkejoeed dia kaki-kaki kesayangannya dihabiskan oleh makhluk pengerat berbulu tersebut. Agam yang melihat ide berhasil menyunggingkan senyum sinis.
" Permen gueeeee huhuuu...." Ucapnya dramatis dan penuh penghayatan.
" Lebayy lo, noh permen lo!" Sahut abang sambil menunjuk beberapa toples besar berisi permen kaki di meja sudut. Hal ini sukses membuat Atha mendilik garang ke arahnya.
" Lo kerjain gue?!!"
" Ck, udah sono lo mandi buru, habis tu jogging kita mau nagih hukuman lo gue." Tambahnya dengan muka lempeng tanpa beban.
" Males ah lo aja sono ngantuk gue." Balas Atha kembali merebahkan dirinya ke kasurnya.
" Apaan enak aja! Bangun kaga lo! Bangun Atha... Susah banget si heran gue." Ucap Agam dengan menarik-narik tangan adiknya yang nyawanya baru setengah.
" Isshh berisik!! Iyaa-iyaa" Sahutnya malas dan berlalu kekamar mandi, tetapi karena tidak hati-hati ia malah menabrak pintu toilet bukan masuk kedalamnya yang disambut tawa ngakak sang abang.
Braaakkk...
" Pfftt bwahahaha.... Bego banget sih hahahaa..." Ejek sang abang yang tak ia pedulikan.
~~~
Taman kali ini cukup ramai walaupun mendung masih menghiasi tipis-tipis, tempat ini dipadati oleh beberapa pedagang, pasangan muda-mudi serta beberapa keluarga yang menginginkan liburan murah untuk anaknya dan jangan lupakan kakak beradik setengah waras kita, Agam dan Atha. Mereka menempuh jarak yang lumayan jauh selama 15 menit dengan berlari kecil.
" Huuh huuhh cape juga ternyata lama kaga jogging. Duduk dulu bang beli minum giih." Ucap Atha sembari mengipas i wajah dan berjalan menuju sebuah pohon rindang untuk duduk dibawahnya. Pakaian yang ia kenakan kali ini adalah celana legging hitam yang panjangnya ¾ dengan hoodie hijau tosca dengan gambar ice bear, sedangkan Agam ia mengenakan celana sport hitam pendek dengan hoodie biru tua bergambara ice bear sama seperti Atha, jika dilihat mereka layaknya sepasang sejoli yang sangat romantis nyatanya adlah kakakberadik yang bobrok.
" Dihh payah. Duit-duit mane? " Cibir Agam sembari mengatungkan tangannya tepat di depan wajah Atha.
" Ck perhitungan banget sih, pake duit lo dulu lah ntar gue ganti." Balasnya sambil mengibas-ngibaskan tangannya.
" Nggak-nggak ada ntar yang ada nggak bakal lo ganti. Sini!" Balasnya kembali mangatungkan tangannya.
" Ck ribet banget si, nih jan lo abisin uang gue." Ucap Atha dengan menyodorkan dompetnya kepada sang abang, yang langsung diterima dengan senang hati dan binar menjengkelkan.
Sembari menunggu sang abang kembali, netranya melihat pemandangan sekitar hingga ia melihat sepasang sejoli yang sedang kasmaran, hal itu berhasil membuatnya bergidik. Disana terlihat sang lelaki tengah membersihkan sudut bibir gadisnya dengan tersenyum yang dibalas senyum malu dan pipi merah oleh sang gadis, huuhh sangat klise menurut Atha. Tak lama setelahnya sang abang datang dengan membawa 2 botol air mineral dan kresek yang berisi berbagai jajanan, diantaranya kue leker, cilor dan lainnya dan jajanan tersebut ia beli untuk dirinya sendiri, sungguh terlalu.
" Ngapain lo?" Tanyanya heran saat melihat sang adik sedang bergidik jijik dengan memandangi sebuah objek.
" Kaga, tuh-tuh lo liat deh 2 orang itu,bahhh geli gue litany." Balasnya dan bergidik setelahnya dengan tangan yang menunjuk pasangan tadi. Agam yang bingung pun melihat arah yang ditunjuk sang adik dan dapat ia lihat, sepasang kekasih yang sedang berpelukan ria.
" Halaahh gaya lo, iri kan lo? Lo kan jomblo dari zigot." Balasnya malah mengejek Atha dengan muka yang ah sangat-sangat menyebalkan hingga membuat Atha ingin mengacak-acak wajah abang laknat nya tersebut.
" Ck bacod banget, mana minum gue?" Ucapnya melirik abangnya dengan tangan yang mengatung, dan saat itu juga matanya sukses membulat tidak habis fikir dengan sang abang.
" Uuhh gila lo beli makanan sebanyak itu, habis duit gue. Bener-bener ga tau diri lo bang. Mana sini balikin dompet gue!" Umpatnya kesal yang dibalas gidikan bahu sang abang.
" Bodo, dompet lo gue bawa dulu ntar dirumah baru gue balikin." Jawabnya tidak ada beban dengan muka lempeng dan tangan menjulur memberikan air mineral milik Atha.
Atha dibuat geram melihatnya dan menggerutu menympah serapahi abangnya tersebut. Keheningan pun menyelimuti keduanya, dengan Atha yang meneguk minumannya sambil seskali mengedarkan pandangan mencari sesuatu yang menarik dan Agam yang sibuk dengan seluruh makanannya.
" Oh ya Tha ini akhir bulan kan ye, ke tempat Bunda Ina aja gimana. Kita bawain anak-anak mainan ntar sore udah lama juga kita kaga kesana, sekalian main sama anak-anak. " Celetuk Agam membuyarkan lamunan Atha. Bunda Ina adalah seorang pengurus sekaligus pemilik Panti Kasih Ibu dan juga teman Bunda.
" Boleh-boleh, kangen BunNa juga gue. Ntar pulang dari sini kita cari mainannya." Sahutnya semangat. Bunda Ina sendiri sering dipanggil BunNa oleh Atha, lebih simple katanya.
Dan sang abang hanya membalas dengan deheman dan kembali asik dengan jajanannya.
" Bagi dong bang, laper nih duit gue juga itu!" Ceplosnya sambil menjulurkan tangan mengambil 2 tusuk cilor sang abang.
" Ck ganggu aja lo, udah itu aja gosah ambil lagi!" sewot sang abang karena acara makannya terganggu.
Mereka berada di taman sampai pukul 9 dengan jogging beberapa putaran setelahnya. Sebelum pulang mereka mampir ke warung Bang Mamang, warung bubur ayam langganan mereka. Warung tersebut selalu ramai pembeli dari jam 6 sampai jam 10 pagi selain rasanya yang nendang harganya pun sangat pas yaitu 8.000 per porsinya. Mereka membeli 8 bungkus untuk mereka berdua, Bunda-Papa, Bi inem dan Mang Jaja 2 sisanya buat nambah mereka berdua.
TBC
😉
KAMU SEDANG MEMBACA
About Life
Teen FictionIni tentang kehidupan dua orang remaja yang sama-sama memiliki sifat yang bebanding tebalik dengan penampilan dan gaya hidupnya. Ini ceita tentang Agatha Clein Pamungkas, seorang gadis yang bisa disebut seorang troublemaker di sekolahnya, ia gadis t...