Kriinggg kriinggg kringgg
Bunyi yang dinanti-nantikan pun akhirnya berbunyi para murid mendesah lega karena akhirnya dapat kembali ke habitat. Mereka yang tadinya menunjukan raut wajah lesu segar kembali,sedangkan yang sudah menahan lapar seperti Vanya sedang terburu-buru merapikan alat-alat tempur mereka dan bergegas pulang. Guru pun telah kembali ke sarang mereka, alias ruang guru sebelum akhirnya pulang.
" Huuuhhh akhirnya selesai juga, laper gue dengerin cerita masa lalu.." Gumamnya yang didengar Atha disebelahnya.
" Makan mulu pikiran lo! Melebar kaga heran gue." Ucap Atha sambil menonyor kepala Vanya yang dibalas cengiran setan.
" Dah lah gue cabut duluan yee, udah ditungguin nih" Teriak Vanya sambil berlari keluar kelas dengan rusuh.
" Iyee tiati lu nabrak tiang!!" Sahut Atha tak kalah berteriak. Teman-teman sekelasnya hanya memandangi keduanya maklum, sudah biasa batin mereka, ada juga yang melihatnya sambil geleng-geleng kepala.
Atha keluar kelas setelah semua temannya pulang dan menyisakan dirinya seorang di kelas, koridor pun mulai nampak sepi dari siswa yng berlalu lalang. Ia berjalan santai sambil mengemut permen kaki kesukaannya dan mendengarkan lagu dari airpodsnya menuju parkiran sepeda yang hanya berisi sepedanya. Setelah mengambil sepedanya, ia melajukannya keluar dan menyapa pak Joko yang masih stay di pos satpam.
Dipertengahan jalan pulang tiba-tiba ada pengendara motor yang melewatinya sangat kencang dan hampir menyerempetnya, hal ini mengakibatkan dirinya kehilangan keseimbangan dan terjatuh tepat di samping selokan dengan satu kakinya yang masuk ke dalam selokan tersebut. Sialnya selokan tersebut sedang terisi air penuh yang berwarna hitam dengan bau yang tidak sedap, sebagian airnya terciprat mengenai tubuhnya bahkan masuk mulutnya.
" Adohh, anjing emang!! Heh lo kalo gak bisa naik motor gausah gegayaan naik motor deh, segala pake kebut-kebutan lagi kaga ada otak lo yaa!?!" Teriakan umpatan ia beerikan kepada si pengendara motor yang tidak lain dan tidak bukan adalah Vino yang sedang terburu-buru menjemput mamanya di kantor papanya. Vino yang mendengar samar-samar teriakan tersebut tidak mengindahkannya dan memilih menambah kecepatan motornya daripada membuat mamanya menunggu nya terlalu lama.
" Orang gilaa, nyungsepkan gue untung aja kaga sampe gue mandi got kan berabe jadinya." Dumalnya sembari menepuk-nepuk roknya yang kotor dan menggoyangkan kakinya agar tidak terlalu basah.
" Sial banget si gue hari ini, udah jatuh di koridor eh pulangnya nyungsep lagi. Ck " Decaknya sebal lalu menegakan kembali sepedanya dan dianikinya untuk pulang.
Sesampainya dirumah, kesialanya masih berlanjut karena abang laknatnya sudah pulang dan terlihat sedang memarkirkan motornya di garasi. Atha hanya mengabaikannya dan memasukan sepedanya dengan mulut yang terus mendumal dan menggerutu tidak jelas. Abangnya yang mendengar gerutu annya pun menoleh dengan pandangan mengejek dan tawa yang menggelegar. Baju kotor acak-acakan dengan air got yang mengering berwarna coklat, rambut yang sudah tak berbentuk dan satukaki yang basah dan bau karena masuk selokan.
" Apa lo liat-liat gue hahhh!!" Sungutnya garang kepada abangnya yang menyebabkan tawa Agam semakin menjadi.
" Hahaa.... habis ngapain lo? Bwahaaa simulasi gembel lo? Hahahaaa" Ejeknya kepada adiknya dengan tertawa ngakak.
" Simulasi gembel jidat lo lebar!! Dah lah minggir lo males gue huss." Umpatnya kesal dengan sang Abang.
" Utututuu adek abang kaciaannn.." Ejek Agam dengan nada yang menjengkelkan sekali bila didengar. Atha hanya memberi kepalan tangannya dan berlalu masuk.
Sesampainya di rung tamu bundanya yang sedang membaca majalah pun terkejut dengan penampilan anak gadisnya sepulang sekolah.
" Ya ampun Atha ini kenapa kamu bisa kayak gini sih? Kok nggak sekalian mandi lumpur kayak kudanil?" Tanyanya sambil geleng-geleng tidak habis pikir dengan kelakuan anak gadisnnya ini. sambil berlalu menghampiri putrinya untuk melihat dengan jelas keadaannya, Atha mendengus malas mendengarnya.
" Bunda mah gitu kalo anaknya sial malah seneng, diketawain lagi." Sungutnya kesal.
" Habis simulasi gembel dia Bun" Sahut Agam yang baru memasuki rumah.
" Apa lo hahh!?!" Sungutnya tidak terima dikatai gembel oleh sang abang.
" Bukan gembel Bang ini mah, itu loh yang suka berendem di kubangan." Ucap bundanya sambil terkekeh, tetapi dengan meneliti tubuh anak gadisnya, apakah ada yang terluka atau tidak. Unik memang caranya ketika memperlakukan anak-anaknya dan caranya peduli yang beda dari kebanyakan orang tua.
" Pfft kebo Bun?" Lanjutnya dengan cekikikan mengejek sang adik.
" Nah iya, ini kebo kok bisa masuk rumah kita ya?" Lanjut Bunda dngan nada yang dibuat heran. Agam mendengarnya semakin tertawa terbahak-bahak dan berlalu naik di menuju kamarnya. Tetapi di tengah undakan tangga ia berhenti sebentar untuk lanjut mengejek sang adik,
" Adopsi aja Bun kebonya, siapa tau bisa bantuin kerja!" Celetuknya yang disambut persetujuan dari Bunda.
" Waahh bener juga tuh, ntar Bunda suruh makan rumput liar di belakang rumah."
" Bunda mah gitu sama Atha." Ucapnya seraya menccebikan bibirnya kesal.
" Hahaa bercanda atuh, mandi gih bersihin itu bajunya sekalian pake kamar mandi dekat dapur aja sekalian sepatunya di taruh belakang rumah, ntar dicuci habis makan siang."
" Hmm iyaa Bunda.." Jawabnya setengah bergumam sambil berlalu ke belakang meletakan sepatunya dan mandi serta membeersihkan seragamnya. Sedangkan sang Bunda menyiapakn makanan untuk kedua anaknya yang badung.
TBC
Vote commentnya jangan lupa🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
About Life
Teen FictionIni tentang kehidupan dua orang remaja yang sama-sama memiliki sifat yang bebanding tebalik dengan penampilan dan gaya hidupnya. Ini ceita tentang Agatha Clein Pamungkas, seorang gadis yang bisa disebut seorang troublemaker di sekolahnya, ia gadis t...