Setibanya di bascam sirkuit, Atha pergi menghampiri Vanya yang terlihat tengah beradu mulut dengan Andre, Atha menepuk pundak Vanya dengan cukup anya dengan cukup keras hingga membuat sang empu terbatuk-batuk karena nya.
" Oit udah nangkring disini aja lo!" Sapa nya setelah menepuk pundak Vanya.
" Bangsat lo, kalo mau bunuh gue bilang-bilang dong!!" Sahut Vanya ngegas.
" Streess!!" Celetuk Andre dan mendapat pelototan tajam dari Vanya, benar-benar.
" Siapa yang bunuh?" Jawab Atha lempeng dan menaikan tekanan darah Vanya berlipat-lipat setelah sebelumnya tengah gregetan dengan Andre.
" Lo peka banget si Tha, sampe ga sadar diri." Ucap Vanya gemas sambil mengelus kepala Atha dengan menekan-nekannya kuat dan berhenti setiap sampai leher untuk mencekiknya sejenak, diulang beberapa kali sampai kepala Atha menunduk dalam, pusing dia.
" Lo apa-apaan si anjir!" Damprat Atha menepis tangan Vanya daari atas kepalanya.
" Lo yang apa-apaan!!" Sahutnya ngegas sampai air liurnya belepotan, dan Atha nampak tak peduli lagi netranya menatap sekeliling mencari keberadaan sahabatnya sekaligus orang yang biasanya mengatur jadwal dan jalannya balap, Danen.
" Oee Dan!" Panggilnya setelah menemukan keberadaan Danen.
" Uiihh tumben kesini lo, udah lama kemana aja lo?" Celetuk Danen didekat Atha.
" Biasa ada tugas negara." Sahut Atha lempeng.
" Gaya lo udah kayak orang penting aje." Cibir Danen kepadanya.
" Ck, sibuk bertahan hidup gue. Btw siapa nih yang bakal tanding malem ini?"
" Itu si Alex nantangin leadernya Snake lagi, gila emang tuh orang kaga ada cape nya kalah mulu."
" Oh iya, leadernya 'Snake' tuh siapa sih? Anak sekolah gue bukan?"
" Iya, anak sekolah lo dia. Kenapa emang?"
" Enggak si cuma pengen mastiin sesuatu doang."
" Idiih, apaan anjir?"
" Gapapa, dia emang sengaja nyembunyiin apa gimana?"
" Ya gitulah, btw lo kesini sendirian apa gimana?" Ucap Danen mengalihkan obrolan tentang Vino, karena iya tidak ingin kebenaran Vino yang adalah sepupunya sebagai seorang leader tebongkar.
" Sama Abang gue trus si Keenan juuga ikut tadi, tau Keenan kan lo?"
" Anak Jogja yang pernah lo kenalin waktu itu?"
" Ha'ah sapa lagi. Lah iya tuh dua curut kemana anjir!" Ucapnya panik saat mengetahui 'bawaannya' menghilang entah kemana.
" Minum kalik, noh sama temen-temenya si Agam." Jawab Danen, Atha ynag mendnegarnya kembali dibuat naik pitam dengan kelakuan kedunya, habislah dia diberi siraman rohani oleh dua emak cerewet.
Ia pun bergegas mencari keberadaan saudara-saudara tidak tau dirinya tersebut. Benar dugaan Danen bahwa mereka tengah minum. Tambah panas lah si Atha melihatnya, buru-buru ia sedikit menggulung lengan jaket hitamnya dan berjalan cepat dengan langkah lebar menuju keduanya, sesaat kemudiaannn....
" Adaaauuu kuping/telinga gue lepas anjing!!" Umpat Keenan dan Agam bebarengan saat telinganya ditarik kencang dari belakang, pelakukanya tentunya saja sang singa cantik kepunyaan keduanya.
" Siapa anjing hmm?" Balas Atha dingin dan pelan penuh intimidasi membuat semua yang mendengarnya merinding dan bergidik ngeri, bahkan salah seorang teman Agam tak sengaja menjatuhkan gelas yang dipegangnya.
" Baagoss ya enak-enakan minum disini, ntar siapa yang repot gue tanya, hah?" Tambah Atha masih mempertahankan nada intimidasinya. Keduanya nampak saling lirik dengan wajah masam masing-masing.
" Mampuss kita." Gumam mereka dalam hati dengan wajah nelangsa yang tampol eble.
" Balik sekarang kaga ada acara minum-minum. Ikut gue!!" Titah Atha dengan tetap menarik telinga dua curut bahkan tambah kuat menyuruh keduanya segera berdiri.
Atha berjalan dengan wajah yang merah padam dan tangan yang masing-masing memegang telinga Agam dan Keenan, persis emak-emak yang sedang memarahi anaknya. Maklum gaiis hari ini hari pertama Atha dapet, jadi tidak heran jika sedari tadi ia dalam mode maung. Ketika berjalan menuju parkiran motor, untuk mengambil motor mereka, sosok ketiganya tidak sengaja tertangkap oleh netra Vino yang tengah bersiap untuk adu balap dengan Alex.
Sesampainya dirumah, Atha kembali menjewer telinga keduanya, kali ini yang sebelahnya karena yang sempat ia jewer tadi terlihat masih memerah. Atha menggeret keduanya menemui Bunda dan Onty untuk mengadukan kelakuan putra mereka. Saat melewati ruang keluarga dimana para Bapak berada, mereka meringis sekaligus bingung dengan apa yang terjadi dengan kedua pemuda tersebut, walau sebenarnya merasa senang didalam hati melihat putra mereka menderita, terutama Papa dan Om Kenzie. EDANN!! Dan jangan tanyakan bagaimana nasib Agam dan Keenan ditangan emaknya masing-masing, sangat mengenaskan.
TBC
Vote komennya Jan lupa 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
About Life
Teen FictionIni tentang kehidupan dua orang remaja yang sama-sama memiliki sifat yang bebanding tebalik dengan penampilan dan gaya hidupnya. Ini ceita tentang Agatha Clein Pamungkas, seorang gadis yang bisa disebut seorang troublemaker di sekolahnya, ia gadis t...