CHAPTER 6 - PETUNJUK

19 4 3
                                    

Sang Kusir memacu kereta kuda dengan secepat mungkin, menjauhi Oasisna yang sedang kacau balau. Kepala Dayang kemudian membuka gerbang pintas darurat dengan sihirnya. Tak lama kemudian, muncul percikan di kejauhan yang membentuk sebuah lingkaran. Lingkaran tersebut kemudian berubah menjadi sebuah gerbang yang terhubung dengan Kerajaan Mesir.

"Pangeran, Putri, bersiaplah! Ini sihir darurat, kalian akan sedikit merasa terguncang saat memasukinya!"

Mereka pun memasuki gerbang tersebut. Saat itu juga, tubuh mereka terasa seperti terpisah-pisah, waktu terasa lebih lambat, dan semuanya terasa hampa. Sekian detik kemudian, mereka telah sampai di depan istana Mesir.

"Pangeran, Putri, kita telah sampai. Sebaiknya kalian beristirahat dan menenangkan diri di dalam istana. Saya akan memanggil Firaun Merenrei dan Cleopatra" ucap Kepala Dayang.

"Baiklah kepala dayang, terima kasih." Balas Papyrus dan Fetti.

Mereka semua kemudian turun dari kereta kuda. Papyrus masih terlihat sangat shock dihadapan Fetti. Fetti yang terlihat khawatir kemudian menuntun Papyrus untuk duduk di tangga depan pintu istana.

"Papyrus, ada apa? Kau terlihat sangat khawatir." Tanya Fetti.

"Fetti, a-aku tidak bisa tenang! Ayah dan Imanri, diluar sana, tanpa perlindungan apa-apa. Bagaimana jika mereka dikejar dan diikuti oleh mahkluk-mahkluk tadi? A-aku, aku-" Tiba-tiba Fetti memeluk Papyrus dengan sangat erat. Ia tersenyum dan mengelus bahunya.

"Papyrus, tenanglah. Ayahanda berada di tangan yang tepat. Imanri itu sahabatmu bukan? Ia akan menjaganya dengan segenap jiwa. Dewa Horus pun akan ikut menjaganya. Percayalah kepada sahabatmu itu, oke?" Ucap Fetti menenangkan Papyrus.

Papyrus kemudian membalas pelukan Fetti dengan erat. Ia kemudian berbisik halus kepada Fetti.

"Fetti, terima- terima kasih atas segalanya. Aku sangat bersyukur memiliki orang yang peduli sepertimu. Terima kasih telah membuatku tenang setelah kepergian Ibunda."

"Tentu saja papyrus. Tentu saja."

"Terima kasih telah menjadikanku orang yang spesial, Papyrus. Aku sangat senang saat kau berada di pelukanku dan mempercayaiku. Aku akan menjadi pelindungmu disaat kau rapuh, aku berjanji akan hal itu." ucap Fetti dalam hatinya.

Mereka kemudian berjalan ke dalam istana. Fetti dan papyrus diarahkan ke sebuah kamar kosong untuk Papyrus agar ia bisa beristirahat. Papyrus kemudian merebahkan tubuhnya di kasur tersebut dengan perlahan. Tak lama kemudian, Merenrei, Cleopatra, dan Ratofer memasuki ruangan.

"Pangeran, apa yang terjadi? Apa yang telah terjadi pada Oasisna?" Tanya Merenrei.

"Jelaskanlah dengan tenang Papyrus. Jangan memaksakan dirimu." Sambung Cleopatra.

Papyrus kemudian menghela nafasnya dan berbicara.

"Saat itu, aku, Ayah, dan beberapa petinggi pertahanan di Oasisna sedang berkumpul membahas dua orang penyusup. Penyusup tersebut telah membunuh beberapa penjaga. Dan saat kami sedang berbicara-" Papyrus terlihat masih tegang saat menceritakannya, "penyusup itu datang dan membunuh para petinggi kerajaan. Ia menyihir seisi kerajaan agar penuh dengan binatang melata. Kami semua panik, Aku dan Ayah terpisah ditengah jalan. Ayah pergi melarikan diri bersama Imanri."

"Papyrus, aku sungguh berduka cita akan kejadian itu. Kami dari kerajaan mesir akan membantu mencari Amanrah dan Imanri yang berada di gurun. Kami juga akan mengirimkan bala bantuan bagi warga Oasisna yang diserang." Ucap Merenrei.

"Kau istirahatlah papyrus. Temui aku bersama Fetti besok pagi, kita akan berdoa bersama untuk keselamatan mereka." Sambung Ratofer.

"Baiklah, maaf sudah merepotkan kalian secara tiba-tiba. Sungguh aku tidak enak hati." Balas Papyrus.

"Sudah jangan dipikirkan. Kita semua akan keluar dan membiarkan dirimu beristirahat. Ada pelayan yang akan membantu juga kau butuh sesuatu. Sampai jumpa esok hari papyrus." Ucap Cleopatra.

Mereka semua kemudian meninggalkan Papyrus di kamar untuk beristirahat. Sebelum melangkah keluar, Fetti melambaikan tangannya. Papyrus kemudian memblasnya dan tersenyum. Fetti kemudian menutup pintu kamar tersebut.

Keesokan harinya, Fetti dan Papyrus yang mengenakan pakaian serba putih saat mendatangi kuil. Mereka juga datang tanpa Mahkota. Mereka pun berjalan masuk dengan perlahan kedalam Kuil yang berada di dalam Istana itu. Sambil sesekali memberi hormat kepada Patung Horus dengan cahaya berkilauan karena tertimpa cahaya Mentari.

"Salam Ratofer, anda bilang semalam anda ingin bertemu kami berdua. Adakah yang ingin di bicarakan?" Tanya Papyrus Sambil menatap Ratofer yang sedang membakar persembahan.

"Sebelum itu, mari kita berdoa untuk keselamatan Raja Amanrah dan sahabatmu, Imanri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sebelum itu, mari kita berdoa untuk keselamatan Raja Amanrah dan sahabatmu, Imanri." Balas Ratofer.

Mereka bertiga kemudian berdoa dihadapan patung Dewa Horus. Papyrus berdoa dengan sangat khusyuk meminta keselamatan Amanrah dan Imanri yang keberadaannya tidak diketahui. Setelah beberapa menit berdoa, mereka pun selesai.

Ratofer mundur beberapa langkah dan memberi hormat kepada Patung Horus kemudian ia memberi isyarat kepada Papyrus dan Fetti untuk duduk di kursi disebelah patung itu. Ratofer membahas mengenai apa yang membuat Papyrus Gelisah.

"Jadi, apakah kau sudah merasa lega setelah berdoa, Papyrus?" Tanya Ratofer.

"Sejujurnya, aku masih merasa tidak tenang. Bukan soal Ayah, namun soal mimpiku kemarin sebelum Oasisna diserang." Kemudian Papyrus menjelaskan mengenai mimpi dan juga bisikan yang ia dapatkan saat ia tertidur dimalam hari setelah kemunculan Akhen.

Ratofer berdiri sambil tersenyum

"Tenanglah Papyrus, aku sudah tahu. Para Dewa sudah memberitahu ku semalam. Tunggulah disini sebentar." katanya sambil berjalan ke belakang Patung Horus. Tak lama ia kembali membawa pedang berkilau berbentuk sayap yang bertabur batu Kristal yang sudah di berkati oleh Ratofer di altar Dewa Horus.

"Bawalah ini Papyrus. Aku sudah memberkati nya dengan do'a dan perlindungan ku untuk kalian berdua. Pergilah kalian ke Kuil Serqet yang berada di pedalaman hutan ajaib di penghujung sungai Nil. Sebelum sampai disana, kalian akan menemui sebuah Desa kecil, berisi Bakhta setia Dewa Anubis. Singgahlah disana, dan mintalah petunjuk mereka. Semoga kalian di berkati oleh para Dewa, berhati-hati lah kalian." kata Ratofer sambil memegang bahu mereka berdua dengan perlahan dan kemudian tersenyum.

Setelah mendapatkan pedang itu, Papyrus Dan Fetti berpamitan dengan Fir'aun Merenrei dan Cleopatra. Mereka berdua bersiap dengan membawa berbagai senjata. Tak lupa memakai jubah karena panasnya terik matahari yang membakar kulit. Kemudian mereka berjalan keluar istana menaiki kereta kuda. Saat mereka ingin keluar dari gerbang Istana, terlihat kereta kuda dengan lambang dan bendera yang Khas, dan warna berkilau nya yang sangat menjadi ciri Khas nya.

Kereta Kerajaan Oasisna, dan disana terdapat dua orang yang membuat hati Papyrus tenang saat melihatnya. Papyrus segera membalik kereta kudanya menuju tangga istana Mesir, ia kemudian turun dan segera memeluk Ayahanda nya, Amanrah dan juga sahabat nya Imanri. Yang mana mereka selamat dari serangan Hewan melata utusan Seth itu kemarin.

"Ayahh!! aku sangat senang ayah selama! Kau juga Imanri!! Syukurlah, Terima kasih Nephtys. Kau masih melindungi Ayahanda dan juga Imanri." kata Papyrus Sambil memeluk Amanrah dan Imanri dengan kencang.

Papyrus segera memberitahukan kepada Amanrah dan Imanri tentang perintah Ratofer untuk menuju kuil Serqet. Ia pun segera berpamitan kemudian melanjutkan perjalanan nya menuju Desa tersebut. Entah rintangan macam apa yang akan mereka hadapi sepanjang perlajanan nanti.

KINGDOM OF OASISNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang