Sepanjang perjalanan, ia memacu kereta kudanya secepat mungkin. Gumpalan awan di langit menutupi teriknya matahari sepanjang perjalanan Fetti. Dari kejauhan, terlihat sebuah susunan tebing-tebing dengan lembah yang berada di bawahnya. Fetti kemudian mengikat kuda yang ia tumpangi di sebuah batu dekat tebing tersebut.
(Source : https://www.artstation.com/artwork/GbK6B)
"Kumohon, semoga aku dapat menemukan Bunga Kematian itu. Bahkan di Mesir dan Oasisna sendiri bunga itu cukup langka. Kumohon! Aku tidak ingin Papyrus mati." Pikir Fetti dalam hati, sembari berlari ke arah lembah.
Di lembah tersebut, tumbuh subur berbagai tanaman. Terdapat sungai kecil yang mengairi lembah tersebut dan memberi kehidupan bagi sekitarnya. Fetti dengan cepat berlari dan mencari tanaman yang ia butuhkan.
"Ini... Bukan! Ini bukan bunga kematian. Ini... juga bukan! Kurasa bunga kematian tumbuh di dekat tebing bebatuan yang lembab."
Ia kemudian mencari ke sela-sela tebing demi menemukan bunga itu. Namun sayangnya, tak satupun bunga itu terlihat di tebing daerah sini. Terlihat Fetti semakin panik karena tidak dapat menemukan bunga itu.
Hingga akhirnya, ia menemukan sebuah gua yang cukup kecil di balik bebatuan dekat tebing tersebut. Gua itu terlihat sangat gelap dan mengerikan. Terdengar riuh suara kelelawar dari dalam gua tersebut.
"huft- tarik nafas, buang nafas. Ayo Fetti, beranikanlah dirimu! Kau sudah berjanji kepadanya bukan? Kau tidak boleh membiarkannya mati!"
Ia kemudian berlari menuju kereta kuda dan menyalakan obor untuk memasuki Gua tersebut. Gua itu terlihat sangat licin, banyak tetesan air yang mengikis bebatuan hingga tajam. Fetti pun turun ke dalam Gua dengan penuh hati-hati.
"AH!" Fetti terpleset saat menginjak bebatuan yang licin. Ia terjatuh ke dasar Gua. Tangannya terluka, terkena batuan tajam saat terjatuh tadi.
"F-Fetti! A-ayo bangun! K-kau harus terus berjuang!"
Fetti kemudian mengambil obornya yang sudah cukup redup karena terkena air. Saat ia mengambil obornya, ia terkejut bukan main. Bunga Kematian tumbuh subur di tempat itu. Terdapat banyak Bunga kematian yang masih segar untuk dijadikan.
"Oh- Dewa! Terima kasih atas petunjuk mu. Terima kasih telah menuntunku ke Gua ini dan menemukan bunga ini!"
Tanpa pikir panjang, Fetti dengan cepat mengumpulkan bunga-bunga tersebut. Ia kemudian kembali memanjat untuk keluar dari gua tersebut. Sesampainya diluar, ia kembali memacu kereta kudanya kembali menuju Papyrus.
Ia berhasil menemukan seikat penuh bunga kematian untuk ia Ramu menjadi penawar racun dari Kalajengking yang sudah menusuk Papyrus. Dengan penuh kesabaran, ketelitian dan perasaan yang mencekam karena ketakutannya akan kehilangan Papyrus, Fetti berusaha semaksimal yang ia bisa untuk meramu obat tersebut.
"Papyrus.. Kumohon...bersabarlah.. aku sedang membuat penawar racun nya.." tepat saat Fetti masuk kembali ke Tenda, Fetti mendengar Papyrus mengigau memanggil Ibunda nya, yang dimana Fetti tahu bahwa jika suhu tubuh seorang sudah sangat panas ia pasti akan mengigau.
"I.. bun.. da.. Ibunda.. Ibunda.. bawa aku.. I..Bunda.. di..mana.. I..bun..da.." katanya terbata-bata. Fetti yang tak kuat mendengarnya segera menghampiri dan memeluk nya.
"Tidak Papyrus.. tidak.. kau tidak boleh pergi.. oh Ratu Oasisna.. kumohon jangan bawa anak mu pergi untuk saat ini, aku.. aku...aku menyayanginya.. kumohon.. Papyrus.. tidak.. Papyrus.. Kumohon.. jangan tinggalkan akuu.." kata Fetti menangis sambil memeluk Papyrus dengan erat dan kencang, namun Papyrus tetap memanggil Ibunda nya.
Fetti menghapus airmata nya, dan kembali menidurkan Papyrus, is kemudian keluar tenda dan mengambil ramuan dari bunga Kematian itu dan ia minum kan kepada Papyrus. Fetti menunggu reaksi ramuan tersebut dengan penuh kecemasan. Hingga akhirnya, perlahan-lahan suhu tubuh Papyrus menurun. Tubuhnya tak lagi berkeringat dengan drastis. Ia kembali bernafas dengan normal.
"Terimakasih ya Dewa.. Terimakasih. Walau nampaknya racun tersebut masih bereaksi, namun nampaknya ia sudah melewati masa kritis." katanya sambil menahan air mata nya.
Fetti kemudian membersihkan dirnya dan mengobati luka yang ia dapat sebelumnya. Ia membalutnya dengan kain dan obat herbal yg ia buat agar tidak terinfeksi. Setelah dirinya siap, Saat Fetti sedang ingin memberikan Papyrus makan, Ia mendengar dengan suara samar, Papyrus kembali menyebut nama.. namun nama kali ini bukan panggang nya untuk Ibunda nya.. melainkan.. Namanya!
Papyrus Memangil nama Fetti berulang kali dengan pelan, dan setelah itu memanggil nama Amanrah, ayahanda nya lalu Imanri. Fetti tak kuasa melihat Papyrus seperti itu, ia semakin sedih dan semakin berduka melihat nya.
Hingga Akhirnya ia berdo'a kepada Queen Isis yang dimana Fetti merupakan pendeta nya.
"Dewi Isis.. aku pendeta mu wahai Yang Mulia Ratu Mesir.. aku, Putri Fir'aun Merenrei penguasa Kerajaan Ganda.. keturunan Dewa Horus.. Aku Fetti memohon pertolongan mu ya Dewi.. ku Mohon ya Dewi.. lindungi lah Papyrus, tolonglah aku mencari obat penawar racun kalajengking nya Ya Dewi.. tunjukkan jalannya ya Dewi.. biarkan Ma'at Dewi Kejujuran mendengar ku, dan Nephtys Dewi perlindungan menyertai ku.. kumohon ya Dewi.."
Tak lama setelah Fetti berdo'a, cahaya keemasan berwarna hijau bersinar menerangi tenda Fetti dan Papyrus, Dan sosok yang selalu Fetti sebut dalam do'a nya setiap waktu datang menghampiri nya.
" Your Pray is heard Daughter of Pharaoh.. I Isis Queen of Egypt.. wife of King Osiris.. the most Powerful Goddess in Egypt.. I come to answer your prayer dear Daughter of Merenrei.. go to the Temple of Serqet in the magical Forest.. follow the sun to the Western sky.. and you will meet the magical Forest.. and you will find the magical Forest of Serqet.. go there and you will find potion for Papyrus.. "
Fetti segera bersujud kepada Queen Isis yang memberinya petunjuk untuk menolong Papyrus, ia kemudian segera menghampiri Papyrus Dan mengelus kening Papyrus dengan perlahan.
"Bersabarlah Papyrus.. Tunggu aku disini.. tunggu aku.. aku akan mencari obat mu.. Queen Isis menolong ku.. kumohon bersabar lah.." kata Fetti sambil mengelus kepala Papyrus.
Ia pun pergi, bersama Dewi Isis menuju Kuil Serqet, demi mencari obat demi kesembuhan Papyrus.
Disisi lain, Akhen dengan bahagianya tertawa terbahak-bahak, melihat Papyrus dan Fetti menderita.
"Ohh Pangeran dan Putri, sudah takdir kalian menderita seperti ini. HAHAHA- akan kubuat semuanya semakin menyulitkan. Akan kubunuh Papyrus sekarang juga!"
KAMU SEDANG MEMBACA
KINGDOM OF OASISNA
FantasyDi sebuah dunia dengan hamparan gurun pasir tak berujung, terdapat dua kerajaan besar bernama Oasisna dan Mesir. Disana, hidup Pangeran Papyrus dan Putri Fetti. Kedua Kerajaan tersebut hidup damai. Hingga pada suatu hari muncul Akhen dan Dewa Seth y...