CHAPTER 8 - BAHKTA ANUBIS

19 7 6
                                    

Setelah berjalan selama beberapa saat, akhirnya mereka sampai di desa tersebut. Desa tersebut terlihat sangat damai, walau terletak jauh dari kerajaan. Saat Papyrus dan Fetti memasuki daerah pedesaan, semua warga diam-diam memperhatikan mereka dengan tatapan penuh kebingungan. Beberapa dari mereka berbisik-bisik, mempertanyakan siapakah Papyrus dan Fetti.

"Fetti, kurasa mereka semua tidak mengenal kita." Bisik Papyrus.

"Tidak heran, desa ini sangatlah terpencil. Bahkan kerajaan pun tidak tahu mengenai desa kecil ini."

"Lalu, apa yang harus kita lakukan? Kita tidak mengenal siapa-siapa disini."

Papyrus kemudian mencoba bertanya kepada salah satu warga.

"Permisi, bisakah kau membantuku? Apakah kau tahu kediaman pemimpin desa ini?" Tanya Papyrus dengan penuh sopan.

"Uhm, uh- ya! Aku tahu. Biar kuantar kalian kepadanya." Balas salah satu warga tersebut dengan nada dan wajah yang sedikit ketakutan.

Mereka kemudian mengikuti pemuda tersebut menuju kediaman kepala desa. Disana terlihat sebuah bangunan dengan dua lantai yang terlihat ramai. Di depannya, terlihat dua orang penjaga yang sedang berbicara.

 Di depannya, terlihat dua orang penjaga yang sedang berbicara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(source : pinterest)

"Silahkan kalian berbicara kepada kedua penjaga itu. Mereka yang akan menentukan apakah kalian diizinkan untuk bertemu atau tidak." Ucap Warga tersebut sambil menunjuk sebuah bangunan di sebelah kiri mereka.

"Baiklah, terima kasih atas bantuannya!"

Papyrus kemudian berjalan mendekati kedua penjaga tersebut. Mereka terlihat terkejut akan kedatangan Papyrus.

"Siapa kau? Apa keperluanmu kesini?" Ucap kedua penjaga.

"Saya Papyrus, Pangeran dari kerajaan Oasisna. Saya ingin menemui pemimpin di desa ini."

"Papyrus? Kami tidak pernah mendengar nama pangeran seperti itu di Oasisna. Cepat pergi atau kalian terpaksa harus kami u-"

Seketika, seorang penyihir datang dengan jubah hitamnya. Penyihir tersebut tidak tampak terkejut dengan kehadiran Papyrus dan Fetti. Seakan-akan ia sudah menunggu kedatangan mereka.

"Maaf atas ketidaknyamannya, biarkan mereka masuk." Ucap Penyihir tersebut sekbari memberi jalan.

"Baiklah..."

Fetti dan Papyrus kemudian berjalan memasuki tempat tersebut. Terlihat beberapa tumpuk persembahan dan patung-patung dewa Anubis yang dihiasi dengan api kehijauannya. Hawa ngeri sangat terasa di dalam ruangan tersebut.

 Hawa ngeri sangat terasa di dalam ruangan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KINGDOM OF OASISNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang