#01

653 66 8
                                    





Happy reading ❤






_____


Cklekk ❗️❗️

Suara pintu kamar Zea atau yang lebih akrab dipanggil Jeje terbuka menampakkan sesosok pemuda tampan, ini masih pagi tapi Haruto sudah datang ke rumah Keluarga Zea hanya untuk membangunkan Zea.

Sudah menjadi rutinitas Haruto setiap pagi untuk membangunkan gadis pemalas itu.

Haruto menghela nafas ketika melihat Zea yang masih tertidur pulas didalam selimut. Dengan langkah ringan Haruto segera berjalan ke arah ranjang Zea dan menarik selimutnya secara paksa.

“Je, bangun udah pagi!!” perintah Haruto sambil menepuk pelan pipi Zea.

Merasa tak mendapatkan respon, Haruto mencoba mengguncangkan tubuh Zea untuk memastikan bahwa gadis itu masih hidup atau tidak.

“Bangun Je, udah pagi. Ini hari Senin, upacara, nanti telat!! ”

Zea melenguh, “Bentar Bun, 10 menit lagi” jawab Zea dengan suara paraunya.

“Heh, gue bukan Bunda lo bego” kata Haruto sambil menggeret lengan Zea hingga ia terduduk.

“Ish, Haruto kenapa sih? ” kesal Zea

“Mandi, sekolah, ini hari Senin kalo lo lupa”

“Emang sekarang jam berapa sih? ”

Haruto melirik arlojinya, “Jam 6 kurang 15 menit”

Mendengar itu Zea menghela nafasnya lantas membaringkan tubuhnya dan kembali tidur.

Melihat hal itu Haruto harus memutar otaknya, bagaimana cara untuk membangunkan gadis itu? Hingga ia mempunyai ide yang terlintas pada otaknya.

“Oo,,, nggak mau bangun ya? ” dialognya






Haruto naik ke ranjang Zea dan ikut membaringkan tubuhnya sambil memeluk Zea dari samping.

Setelahnya Haruto mendekatkan bibirnya pada telinga Zea sambil membisikan kata-kata yang membuat Zea meremang.

“Lo pilih bangun buat sekolah, atau mau gue bikin lo nggak bisa sekolah? ”

Mendengar kalimat itu Zea langsung membuka matanya dan segera berlari menuju kamar mandi, sebelum memasuki kamar mandi Zea berbalik dan melayangkan tatapan tajam pada Haruto yang tengah tertawa diatas ranjangnya.

“ Dasar manusia tolol !! ” lalu Zea segera masuk ke kamar mandi.

“Nah gitu dong bangun, yaudah gue tunggu dibawah ya”

“SERAH!” jawab Zea dari dalam kamar mandi.

Bukan apa-apa, Zea tau bahwa otak Haruto hanya sekecil batu kerikil, tapi sahabatnya itu tidak mungkin melakukan hal-hal aneh padanya.

Ia mengatakan hal demikian hanya sebagai bentuk strateginya saja agar Zea cepat bangun dan tidak telat ke sekolah.


R U M I T  || [Hαruto Wtnb] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang