R U M I T || [Hαruto Wtnb] ✓

#22

Happy reading ❤️

_______________

❝Sudah cukup, kita berakhir..❞

Jam menunjukkan pukul 07.30, Haruto terbangun. Rasanya badannya sakit semua karena posisi tidurnya yang tak seharusnya.

Ia lirik gadis yang masih setia memejamkan matanya itu.

Karena kasihan Haruto menggendongnya ke kamar Zea untuk menidurkan nya disana.

Sedangkan haruto keluar untuk membawakan sarapan untuknya, Haruto juga berencana tidak sekolah, ya karena sudah telat juga.

Jadi ia memutuskan untuk menemani Zea saja hingga keadaannya sedikit membaik.

*

*

*

Zea mulai membuka matanya perlahan, rasa pusing langsung menyerang kepalanya. Ia mendudukan diri sambil memegangi kepalanya yang terasa berputar. Ia melihat sekeliling, ternyata ia berada di kamar.

“Kok gue di kamar, perasaan tadi malam gue duduk di sofa depan deh” herannya.

“Ini kenapa sih, kepala gue pusing banget” keluhnya.

Tiba-tiba ia merasa perutnya tidak enak, ia merasa mual. Dengan terburu-buru ia langsung bergegas berlari ke kamar mandi dengan susah payah.

Mungkin Zea masih merasakan hangover pada tubuhnya.

Setelah ia memuntahkan seluruh isi perutnya, ia mendongak menatap pantulan dirinya di cermin.

Wajah yang kacau, lingkaran dibawah mata terpampang jelas, matanya yang bengkak begitu kelihatan.

“Kacau banget sih muka gue" gumamnya. Ia segera membasuh wajahnya sekilas, lalu kembali menatap pantulan dirinya di cermin.

“Cukup kemarin aja lo nangis, sekarang dan seterusnya lo harus kuat! Gak boleh ada lagi air mata yang jatuh.”

“Lo itu gadis kuat, gue tau itu!” ujarnya menyemangati diri sendiri.

Setelahnya ia beranjak keluar dari kamar mandi.

Saat ia membuka pintu kamar mandi Zea terkejut bukan main, Haruto sudah berada tepat di depan pintu sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

“Haruto, lo ngagetin gue tau gak!!” keluh Zea.

Haruto hanya diam memandang Zea dengan tatapan tajamnya.

“N-ngapain lo di sini, l-lo nggak sekolah?” tanya Zea sedikit takut.

Haruto mendekat satu langkah, “Gue tanya, umur lo berapa?”

Zea mengerutkan kening, “Lo pikun apa gimana sih, bukannya kita seumuran ya"

“Terus kenapa lo minum alkohol, bukannya umur loh masih belum legal ya?”