#16

318 51 7
                                    



Happy reading❤️



_______________

❝ Nyatanya kita pernah sedekat nadi sebelum sekarang jauh seperti mentari dan bumi.❞





Ini sudah terhitung satu bulan sejak Junkyu Kim dan Zea Lee menjalin hubungan. Keduanya semakin hari semakin dekat.

Berbeda dengan hubungan Wony dan Haruto yang semakin hari semakin renggang.

Wony dengan kesibukannya menjadi seorang ketua Osis dan Haruto yang merasa terabaikan oleh hal itu.

Wony tidak bisa membagi waktu antara kesibukannya dengan Haruto. Berbeda dengan Junkyu yang selalu meluangkan waktu senggangnya hanya untuk sekedar menemui Zea.

Seperti pagi ini, Zea dan Junkyu berangkat bersama, tak lupa Junkyu mengantarnya hingga di depan kelas.

Haruto yang melihatnya benar-benar muak dan tak tahan.

Semakin hari Zea juga semakin dingin terhadapnya, bahkan untuk berkontak mata saja enggan.

Disaat ia sedang tertawa dengan kedua temannya lalu berkontak mata dengan Haruto, Zea langsung menghentikan tawanya dan wajahnya kembali datar tak berekspresi.

Haruto merasa aneh akan hal tersebut, ia juga sebenarnya tidak menyukai fakta bahwa kini Zea sudah memiliki kekasih apalagi orang itu adalah Junkyu.

Haruto benar-benar tidak suka.

Karena menurutnya Junkyu memberikan dampak buruk bagi Zea.

Zea jadi dingin dan cuek terhadapnya belum lagi Zea yang harus berbohong kepada Bundanya waktu itu dengan alasan kerja kelompok padahal mereka sedang jalan-jalan ke mall.

Haruto muak, ia ingin mengakhiri semuanya.

Jadi ia berencana untuk mengajak Zea berbicara empat mata dengannya nanti.

~~∆~~

Waktu istirahat telah tiba, semua murid bergegas meninggalkan kelas, berbeda dengan Zea yang hari ini terlalu malas untuk keluar.

Jadilah ia tinggal di kelas sendirian.

Zea menelungkupkan wajahnya pada lipatan tangannya.

Tak lama setelahnya, Haruto masuk ke kelas dengan kedua tangannya ia masukkan ke saku celana.

Ia melewati bangku dimana Zea duduk, lalu ia berhenti sejenak.

“Temuin gue di rooftop pulang sekolah!” ujarnya dengan suara berat yang khas.

Zea yang merasa tak asing dengan suara itu mendongak dan mendapati Haruto yang sedang berdiri dihadapannya.

“Gue nggak bisa” dinginnya, lalu ia kembali menelungkupkan wajahnya.

“Ada hal yang mau gue bicarain sama lo”

“Kenapa nggak disini?” tanya Zea ketus.

“Ini bukan tempat yang tepat buat kita ngobrol”

R U M I T  || [Hαruto Wtnb] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang