#13

307 51 10
                                    




Happy reading🤍





_______________




❝ Sepertinya aku mulai terbiasa akan ketidak hadiranmu.❞





Hari ini pelajaran olah raga, seperti biasa setelah melakukan serangkaian praktek Zea biasa duduk dipinggir lapangan.

Biasanya ia akan menunggu Haruto bermain basket.

Tapi untuk kali ini ia memilih untuk pergi dari sana tentu dengan Minju dan Yuna. Setelah beristirahat sebentar ia berencana pergi ke kelas saja.

“Yun, Min ke kelas yuk, capek banget gue” keluh Zea.

“Tumben, biasanya lo mau nonton Haruto main basket dulu. Tuh lagi seru tuh” ujar Yuna sambil menunjuk ke arah lapangan.

“Gue beneran capek Yun, kalo kalian nggak mau juga nggak papa gue ke kelas sendiri aja” kata Zea beranjak dari duduknya.

“Ihh Je, nggak mau ke kantin dulu gitu?” tanya Minju.

“Gak ah males gue” jawabnya cepat.

“Yaudah ayo kalo gitu, gue juga capek mau rebahan dulu mumpung sepi” ujar Minju tanpa dosa.

“Rebahan mulu lo, heran gue!” protes Yuna.

“Biarin dong, namanya juga manusia” sungut Minju.

Zea yang mendengar perdebatan kecil itu hanya memutar bola matanya jengah lalu pergi meninggalkan kedua temannya itu.

Zea benar-benar muak dengan semua jeritan dari fans Haruto, mereka sangat annoying dan menyebalkan. Apalagi jika Haruto berhasil mencetak skor, mereka akan berteriak dengan kencang seperti orang kesetanan.

Seperti saat ini, Haruto menggiring bola menuju ring basket lalu ia men-shoot bola dengan kencang ke arah ring. Teriakan para penonton menggiringi langkah Haruto.

Namun naas bola yang ia shoot tidak masuk ke ring basket tapi malah terpental ke arah lain.






“JE AWASSS” teriak Minju dan Yuna bersamaan.

DUGHH


Bola itu terpental dengan keras mengenai kepala Zea hingga membuat tubuhnya terhuyung dan jatuh. Haruto yang menyaksikannya hanya mampu membelalakan matanya tanpa reaksi yang berarti.

Minju dan Yuna segera mendekat ke arah Zea, membantunya berdiri.

“Je lo nggak papa kan?” tanya Minju dengan wajah panik.

Zea menatap ke arah Haruto sekilas,

“Gue nggak papa kok” ujarnya sambil memegang kepalanya.

“Kepala lo aman kan?” tanya Yuna, Zea hanya mengangguk.

Haruto mengamati Zea dari tengah lapangan, sebenarnya ia khawatir tapi rasa gengsinya lebih besar jadi yang ia lakukan hanya diam ditempat.

R U M I T  || [Hαruto Wtnb] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang