45. -Milan

677 78 10
                                    

Bella membungkuk sembari mengucapkan terima kasih pada pelayan yang mengantarnya ke sebuah kamar yang sudah di pesan Rega

Laki-laki itu benar-benar memberinya fasilitas nyaman. Mulai dari pesawat, mobil, pelayanan dan sekarang hotel. Serius, Rega habis berapa banyak dengan ini semua. Terlihat dari nuansa hotel yang menakjubkan juga menyuguhkan pemandangan kota Milan, pasti harganya tidak murah

Rega: langsung istirahat
Rega: nanti malam aku mau ajak kamu keluar
Rega: jangan dandan yang cantik, ga lucu kalau nanti aku berantem di negara orang

Gadis itu terkekeh geli membaca pesan itu. Bella segera masuk ke dalam dan langsung berlari menghampiri tempat tidur. Bella merebahkan tubuhnya diatas tenpat tidur king itu. Nyaman sekali. Setelah 15 jam perjalanan —dalam pesawat— Bella akhirnya bisa merasakan nikmatnya rebahan diatas kasur empuk. Di tambah suasana kamar hotel yang sangat indah. Membuat matanya semakin lama semakin ingin terlelap

Tanpa perlu berganti pakaian, Bella memperbaiki posisi tidurnya menjadi lebih nyaman. Kemudian tak lama suara dengkuran halus terdengar dari bibir mungil gadis itu

Tok tok tok

Perempuan berselimut tebal itu menggeliat kecil tatkala indera pendengarnya menangkap suara dari arah pintu. Dia mengucek kedua matanya untuk memperjelas penglihatannya. Sampai nyawanya terkumpul sempurna, gadis itu mencari-cari benda pipih yang tidak ingat dia taruh di sebelah mana

Matanya membulat sempurna begitu melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 18.00. Bella mengedarkan pandangannya pada jendela yang sedikit terbuka, dia mengerutkan keningnya, kenapa masih terang?

Ah...dia lupa, ternyata dia sedang berada di negara orang lain. Ais bodoh. Bella menyentil keningnga sendiri. Kemudian berlari kecil menuju pintu kamar hotel

"oh hai Bell!" sapa orang yang berdiri di depan pintu

Bella masih belum menjawab. Dia masih menerka-nerka siapa yang sedang menyapanya ini. Laki-laki itu tersenyum menyadari kebingungan gadis ini

"Arga" ucapnya menjawab kebingungan Bella

Gadis itu tersipu malu. Si kembar itu sangat sulit di bedakan. Hampir tidak memiliki perbedaan yang mencolok. Bella yang betemu setiap hari dengan Rega saja masih bingung membedakannya

"baru bangun ya?" tebak laki-laki itu

"muka gue kucel banget pasti" gumam Bella kecil sambil memegang pipinya. Arga hanya membalasnya dengan senyuman

Arga memberikan paper bag besar pada Bella "dari Rega. Siap-siap gih, dia nungguin lo di lobi" ujar Arga

Kamudian laki-laki masih mengenakan jas formal itu pergi setelah tugasnya sebagai perantara sudah selesai. Bella membuka paperbag itu setelah masuk ke dalam. Dress selutut lengkap dengan tas dan sepatu, terbungkus rapi dalam paperbag itu. Kedua sudut bibirnya tertarik keatas

Rega ingin mengajaknya kemana dengan dress secantik ini? Tiba-tiba terlintas sederet kalimat dari Tara sebelum dia berangkat ke Milan. Pipinya mendadak panas mengingatnya

Lo jangan kaget ya nanti kalo si Rega lamar lo disana. Milan kan kota romantis, bisa aja dia ngelamar lo Bell

Sial! Dia tidak boleh termakan omongan Tara. 90% tidak dapat di percaya. Lagian mana mungkin Rega melamarnya di umur semuda ini. Dia pikir Rega tidak segila itu

Rega: sana mandi
Rega: gue tunggu di lobi ya cantik <3

Kemudian dia teringat bahwa laki-laki itu memang memiliki pikiran gila. Benar, Rega gila. Oke laki-laki itu gila. Dan sepertinya Bella baru saja percaya pada Tara. Aduh bagaimana ini? Bagaimana jika Rega benar-benar melamarnya? Dia harus jawab apa? Bella dilanda kegundahan memikirkan hal yang mungkin saja tidak terjadi malam ini

My Grumpy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang