Bella membungkuk sembari mengucapkan terima kasih pada pelayan yang mengantarnya ke sebuah kamar yang sudah di pesan Rega
Laki-laki itu benar-benar memberinya fasilitas nyaman. Mulai dari pesawat, mobil, pelayanan dan sekarang hotel. Serius, Rega habis berapa banyak dengan ini semua. Terlihat dari nuansa hotel yang menakjubkan juga menyuguhkan pemandangan kota Milan, pasti harganya tidak murah
Rega: langsung istirahat
Rega: nanti malam aku mau ajak kamu keluar
Rega: jangan dandan yang cantik, ga lucu kalau nanti aku berantem di negara orangGadis itu terkekeh geli membaca pesan itu. Bella segera masuk ke dalam dan langsung berlari menghampiri tempat tidur. Bella merebahkan tubuhnya diatas tenpat tidur king itu. Nyaman sekali. Setelah 15 jam perjalanan —dalam pesawat— Bella akhirnya bisa merasakan nikmatnya rebahan diatas kasur empuk. Di tambah suasana kamar hotel yang sangat indah. Membuat matanya semakin lama semakin ingin terlelap
Tanpa perlu berganti pakaian, Bella memperbaiki posisi tidurnya menjadi lebih nyaman. Kemudian tak lama suara dengkuran halus terdengar dari bibir mungil gadis itu
Tok tok tok
Perempuan berselimut tebal itu menggeliat kecil tatkala indera pendengarnya menangkap suara dari arah pintu. Dia mengucek kedua matanya untuk memperjelas penglihatannya. Sampai nyawanya terkumpul sempurna, gadis itu mencari-cari benda pipih yang tidak ingat dia taruh di sebelah mana
Matanya membulat sempurna begitu melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 18.00. Bella mengedarkan pandangannya pada jendela yang sedikit terbuka, dia mengerutkan keningnya, kenapa masih terang?
Ah...dia lupa, ternyata dia sedang berada di negara orang lain. Ais bodoh. Bella menyentil keningnga sendiri. Kemudian berlari kecil menuju pintu kamar hotel
"oh hai Bell!" sapa orang yang berdiri di depan pintu
Bella masih belum menjawab. Dia masih menerka-nerka siapa yang sedang menyapanya ini. Laki-laki itu tersenyum menyadari kebingungan gadis ini
"Arga" ucapnya menjawab kebingungan Bella
Gadis itu tersipu malu. Si kembar itu sangat sulit di bedakan. Hampir tidak memiliki perbedaan yang mencolok. Bella yang betemu setiap hari dengan Rega saja masih bingung membedakannya
"baru bangun ya?" tebak laki-laki itu
"muka gue kucel banget pasti" gumam Bella kecil sambil memegang pipinya. Arga hanya membalasnya dengan senyuman
Arga memberikan paper bag besar pada Bella "dari Rega. Siap-siap gih, dia nungguin lo di lobi" ujar Arga
Kamudian laki-laki masih mengenakan jas formal itu pergi setelah tugasnya sebagai perantara sudah selesai. Bella membuka paperbag itu setelah masuk ke dalam. Dress selutut lengkap dengan tas dan sepatu, terbungkus rapi dalam paperbag itu. Kedua sudut bibirnya tertarik keatas
Rega ingin mengajaknya kemana dengan dress secantik ini? Tiba-tiba terlintas sederet kalimat dari Tara sebelum dia berangkat ke Milan. Pipinya mendadak panas mengingatnya
Lo jangan kaget ya nanti kalo si Rega lamar lo disana. Milan kan kota romantis, bisa aja dia ngelamar lo Bell
Sial! Dia tidak boleh termakan omongan Tara. 90% tidak dapat di percaya. Lagian mana mungkin Rega melamarnya di umur semuda ini. Dia pikir Rega tidak segila itu
Rega: sana mandi
Rega: gue tunggu di lobi ya cantik <3Kemudian dia teringat bahwa laki-laki itu memang memiliki pikiran gila. Benar, Rega gila. Oke laki-laki itu gila. Dan sepertinya Bella baru saja percaya pada Tara. Aduh bagaimana ini? Bagaimana jika Rega benar-benar melamarnya? Dia harus jawab apa? Bella dilanda kegundahan memikirkan hal yang mungkin saja tidak terjadi malam ini
KAMU SEDANG MEMBACA
My Grumpy Girl
Teen Fiction[PROSES REVISI] Semesta kadang melucu soal takdir Semesta sengaja mempertemukan kita, Namun menyatukan kamu dengan dia Semesta memang suka bercanda Dan mereka adalah korban dari kebercandaan itu Semuanya terjadi secara tiba-tiba, mereka berakhir den...