41. -Almost

742 85 11
                                    

Rumah kediaman kini tersisa orang-orang terdekat Erik saja. Juga teman-teman Bella yang turut merasa sedih atas kehilangannya. Sudah banyak yang pulang setelah pemakaman tadi. Bella yang sudah lelah menangis hanya duduk diam ditemani Bunda Rega yang tidak pernah membiarkannya sendiri. Dan Tara dengan baik hati membantu Bibi Yuan mengurus segalanya

Dia tidak menyangka cobaan yang menghampirinya akan begini, secara tiba-tiba dan bertubi-tubi menghantamnya. Lagi, dia ditinggalkan oleh dua orang sekaligus. Cinta dan juga keluarga satu-satunya yang dia miliki. Mereka pergi, meninggalkan Bella sendirian

Bella tidak bisa menyembunyikan rasa sedihnya. Terlalu dalam dan menyakitkan. Di balik sisi tegarnya, Bella hanyalah gadis rapuh yang memiliki segudang masalah dalam hidupnya. Bella benar-benar merasa dirinya telah berakhir

Arga berlari tergesa-gesa mencari keberadaan Bella. Setelah pulang dari pemakaman tadi Arga sama sekali tidak melihat Bella lagi. Dia khawatir dengan gadis itu

Sayangnya dia tidak datang bersama obat penenangnya. Apakah dia bisa menggantikan Rega sekarang? Dia pikir tidak. Arga terdiam ketika mendapati gadis itu duduk merundukkan kepalanya. Dia tidak menangis, namun dia terlihat sangat terpukul. Sangat sangat sedih. Arga segera menghampirinya dan langsung memeluk tubuh rapuh itu

"Rega?" tanya Bella. Dari tatapannya saja dia berharap dia adalah Rega. Namun ketika Arga menggeleng, Bella langsung melingkarkan lengannya ke leher Arga. Arga membalas pelukan Bella erat, pengusap punggung gadis itu

"lo bisa lewatin ini semua. Bella kuat kan?" Arga menangkup pipi Bella. Kedua bola mata kelelahan itu menatapnya sangat dalam, lalu dia menggeleng "gue ngga bisa Ga. Gue udah selesai. Apa lagi yang gue harapin di dunia ini?"

"kayak sebagian dari diri gue udah hilang. Gue ngga bisa tenang, sesak, dan gue selalu ngerasa kalo gue udah bener-bener hancur sekarang. Gue harus gimana?" lanjutnya

Arga ikut merasa sedih melihat Bella yang bercerita dengan wajah dipaksa terlihat tegar. Bella tidak bisa menyembunyikannya dari Arga bahkan siapapun bisa tau jika gadis itu sedang hancur.

Arga harus bagaimana? Kedua orang yang dia jaga sudah hancur. Mereka kehilangan arah. Kemarin Rega, sekarang Bella

Kristal-kristal bening itu sudah memberontak ingin keluar dari pelupuk matanya. Membuat dadanya sesak dan nafasnya tercekat. Namun Bella sudah tidak bisa menangis lagi. Dia lelah menangis terus

"semua orang yang gue sayang pergi, mereka ninggalin gue sendiri. Ayah, Bunda, bahkan Rega yang janji ngga bakal ninggalin gue juga akhirnya pergi. Kenapa Ga? Apa rasa sayang gue ngga pantes buat mereka? Atau gue yang ngga pantes dapat kasih sayang?"

"gue berusaha untuk ngga benci sama diri gue sendiri. But i can't. because i hate myself too. Gue harus gimana lagi Arga?" lirih Bella menopang tubuhnya dengan memegang kuat jaket yang di kenakan Arga

Arga menarik tubuh Bella ke dalam pelukannya. Menjadikan dadanya sebagai sandaran kepala untuk Bella. Dia memeluk gadis itu erat. Tubuhnya bergetar diiringi isak tangis sesegukan yang menjadi-jadi seperti tidak bisa di hentikan. Arga harus apa? Bukan dia yang harusnya menenangkan Bella. Ini bukan tempatnya. Tapi mau bagimana lagi, Rega juga sangat sangat rapuh untuk menenangkan orang lain sedangkan dirinya sendiri saja tidak bisa ia tenangkan

Walaupun tidak terikat batin dengan Bella, dia bisa merasakan beban berat yang gadis itu rasakan. Sama halnya dengan Rega. Arga merasakannya, tidak jauh berbeda

"nangis Bell, ngga usah di tahan. Cuma nangis yang bisa bikin lo tenang" hanya itu yang bisa Arga katakan. Dia tidak memiliki kata manis untuk Bella atau perlakuan manis yang biasa Rega lakukan. Arga tidak bisa seperti itu

My Grumpy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang