7. -the truth

1K 101 1
                                    

"kamu kenapa nangis? Pipi kamu merah, coba sini aku liat"

"aduh sakit"

"kamu kenapa?"

"ngga papa kok"

"kita ke rumah ku ya, bunda ku baik kok. Ngga makan orang hehe"

"makasih"

"jangan nangis lagi ya, ada aku kok. Kita kan temen hehe"

Bella terbangun dengan nafas tersenggal-senggal dan keringat yang bercucuran di dahinya, seketika tubuhnya menegang. Kilasan-kilasan memori yang muncul di mimpinya terasa nyata. Memori yang sengaja Bella kubur dalam-dalam. Lalu kenapa tiba-tiba dia mengalaminya lagi?

"gue...dimana?" gadis itu menatap ke seluruh ruangan, bukan kamarnya

"kamu di kamar Rega" ucap wanita paruh baya yang baru saja masuk dengan nampan di tangannya. "kamu makan ya, kata Rega kamu belum makan"

"tante kenal saya?"

"Arabella keana kan?" tanya Bunda memastikan, gadis itu mengangguk. Namun dalam hatinya dia mendesah kecewa, dia dilupakan. Hanya itu yang bisa dia simpulkan

Bella makan dengan sedikit canggung. Sebab Bunda Rega terus saja memandanginya. Dia seperti buronan. Hingga nasi di piringnya habis, Bella dengan senyum canggung menatap Bunda yang juga menatapnya

"kamu istirahat aja disini, biar Bunda aja yang beresin" tahan Bunda ketika melihat Bella ingin beranjak dari tempat tidur

"tapi tante-"

"Bunda, bukan tante" melihat Bella yang terkejut, Bunda mengusap pucuk kepala gadis itu "kamu biasanya manggil Bunda kan?"

Eh?

Bunda kembali bersuara "Rara. Nama kamu Rara kan?"

"kenalin nama aku Rega Melviano"

"Arabella Keana"

"Rara. Aku bisa manggil kamu Rara kan?"

"Rara? Hm... Boleh"

Bella menggelengkan kepalanya ketika ingatan pada masa itu terbesit kembali. Akhir-akhir ini ingatannya selalu kembali ke waktu itu, seakan semua memang sengaja ingin dia mengingat ke masa itu. Semuanya membuatnya bingung. Apa yang terjadi dengan Rega sebenarnya? Cowo itu hanya pura-pura lupa atau memang lupa? Lalu kenapa dengan Bunda?

"Bunda inget saya?" kata Bella melirih

"kenapa Bunda harus lupa? Kenapa Bunda harus lupain anak cantik bunda yang satu ini?" Bunda membelai pipi Bella dengan sayang. Layaknya kasih sayang ibu kepada anak kandungnya dan itu membuat Bella menangis

"Bun..." gadis itu langsung saja berhamburan ke pelukan Bunda. Memeluk wanita yang dia panggil 'Bunda' dengan erat. Dia sangat merindukan pelukan seperti ini, pelukan kasih sayang seorang ibu

"Rega... Rega jahat sama Rara Bun. Rara ngga suka Rega yang sekarang"

Bunda tidak menjawab, ia hanya memeluk gadis itu membiarkan tangisannya pecah. Entah apa yang terjadi dengan gadis ini hingga membuatnya menangis sedari tadi. Karena Arabella keana yang ia ketahui adalah anak yang ceria dan periang tidak lemah seperti yang sekarang ia lihat.

Saat merasa Bella sudah berhenti menangis Bunda mengambil selembar foto yang ada di kantongnya

"kamu inget?"

Bella mengusap foto itu. Foto Bella kecil yang sedang dirangkul oleh anak laki-laki, mereka berdua tertawa riang di foto itu. Si anak laki-laki terlihat sangat manis dan Bella tentu tidak lupa siapa anak itu. Rega Melviano Adelardo

My Grumpy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang