Tiba-tiba gua jadi ragu, apa gua pulang aja ya?
"Ya, Arya, udah lama gua gak ketemu sama lo," tiba-tiba Roni salah satu sahabat gua waktu SMA menjabat tangan gua.
"Lo kemana aja? Kenapa gak pernah mau ngumpul sama kita?" tanya Roni.
Gua pun diam gak bisa jawab, karena gua emang sengaja menghindar dari mereka.
"Yaudah yok masuk," ucap Boris yang dari tadi ada di samping ktia.
Roni ini dulunya culun, gak ada cewek yang mau sama dia. Udah gitu hobinya yang suka masak, bikin dia terlihat ane lagi. Mana ada cowok yang dengan bangganya bilang dia hobi masak, jadi dicibir sama temen-temen sekelas. Setelah SMA dia ngelanjutin kuliahnya di sekolah kepariwisataan, tujuan dia emang mau jadi chef.
Bener aja, cita-cita dia terwujud, jadi chef di hotel terkenal. Setalah berkali-kali pindah dari satu hotel ke hotel lain, sekarang dia jadi manager salah satu restoran mewah di Jakarta. Penampilannya udah jauh berubah dari dulu. Sekarang wajahnya bersih gak jerawatan kayak dulu dan kemana-mana udah pakai jas.
"Lo pasti udah sukses ya sekarang, Ya," ucap Roni.
Gua pun menjawab ucapan dia dengan senyuman.
Gua tau kabar mereka ya dari media sosial. Gua melihat setiap update dari mereka, di facebook dan instagram, makanya gua tahu kabar mereka, sedangkan gua gak pernah update. Jadi gua kerja dimana dan sekarang jadi apa pun mereka gak pernah tahu.
Tiba di depan pintu masuk ballroom hotel tempat kita reunian, terdapat buku tamu. Kita diminta mengisi nama, angkatan, kerja dimana, dan nomor telfon. Gua membiarkan Boris dan Roni mengisi buku tamu duluan, agar mereka tidak melihat apa yang akan gua tulis. Setelah melalui pertimbangan singkat, akhirnya gua memutuskan untuk tidak menuliskan tempat kerja gua di buku tamu.
Ballroom hotel ini besar sekali, dengan makanan dan minuman, di setiap booth di pojok kiri dan kanan. Gua pikir kalau reuniannya cuma menggunakan uang iuran dari tiap alumni pasti gak bakal cukup bikin acara sebesar ini, ternyata alumni-alumni yang udah jadi pengusaha sukses nyumbang sampai jutaan, makanya bisa kayak gini.
Melihat pemandangan ini, gua merasa gua sendiri yang tidak bergerak kemana-mana. Temen gua udah pada banyak berubah, sedangkan gua masih gini-gini aja. Salah satu orang yang juga belum berubah sampai sekarang terlihat mendekat ke arah kami bertiga. Dia namanya Andi, dari dulu dia nih orang yang sering dibully, termasuk sama gua.
Kalau di cerita film-film orang yang dulunya dibully kan nantinya bisa sukses. Kalau Andi ini dulunya dibully, sampai sekarang pun tetap dibully. Berbeda dengan orang lain, Andi ini tidak sakit hati, dia santai aja. Dia merasa semua itu cuma bercanda, jadi tidak dimasukin ke hati.
"Weh ada Andi, my favorite man," ucap Boris meledek.
Andi pun cengengesan.
"Kerja dimana lo sekarang?" tanya Roni.
"Gua kerja jadi karyawan swasta di PT. Mencari Cinta Sejati," ucap Andi dengan Pede.
Mendengar ucapan Andi yang tak malu sedikitpun, membuat Boris dan Roni ketawa. Dia emang udah bisa jadi bahan tertawaan bagi kami bertiga, tetapi pada saat ini gua tidak dalam posisi mentertawakan Andi, jadi gua hanya terdiam.
"Ya lihat tuh, Amanda dateng," ucap Boris sambil menunjukkan arah posisi Amanda.
"Gila ya Amanda ga berubah dari dulu. Tetep aja masih cantik, malah makin cantik," ucap Boris.
Gua yang selama ini cuma dapat melihat Amanda di dalam mimpi, jadi termangu saat harus melihatnya secara langsung.
'Pokoknya gua harus dekati dia sekarang. Gua harus ngomong sama dia,' pikir gua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali (END) (SELESAI)
RomanceLife Must Go On. Hidup harus terus berlanjut, tetapi Arya terus terjebak pada masa lalu. Hingga dia memiliki kesempatan untuk kembali dan merubahnya, dia terus menerus kembali untuk merubah hidupnya. Dia berharap menjadi sempurna, tetapi dibalik it...