Move On

16 3 0
                                    

June berjalan mendekat dari kejauhan. Wajahnya terlihat amat cantik setelah hampir setahun kami tak bertemu. Pipinya yang tembem, matanya yang sipit, dan bibirnya yang merah merona yang mebuatku dulu jatuh cinta padanya. Cara berpakaiannya pun masih sama, dengan sepatu kets dan celana jeans panjang.

June memandang dengan pandangan curiga, ketika dia melihatku mendekat ke arahnya.

"June," sapa gua.

"Eh iya. Siapa ya mas? Apa kita saling kenal?" tanya June heran.

"Lo gak inget siapa gua?" tanya gua balik.

June pun menggeleng, dari wajahnya dia nampak amat curiga dengan gua yang berdiri di depannya. Dia melihat ke kiri dan kanan mencoba mencari pertolongan.

"Gua ..."

Belum selesai menyebutkan nama, gua pun mengurungkan niat, takut jika gua harus dipaksa kembali lagi karena melanggar aturan.

"Eh maaf mbak, kayaknya salah orang," ucap gua buru-buru sambil meninggalkan dia pergi.

Gua pegang dada gua yang terasa begitu sesak. Sebenarnya gua sudah tahu, tidak ada sedikit pun ingatan yang tersisa tentang gua pada diri June, tapi ketika mendengarnya langsung darinya rasanaya benar-benar menyakitkan. Dia tidak pernah bertemu dan mengenal gua pada masa ini.

Jadi gua kembali pada tujuan awal gua pergi ke Bandung, yaitu untuk memastikan bahwa hidup June baik-baik saja dan keputusan gua untuk kembali tidak perlu disesali lagi.

Setelah bertemu dengan June, gua pun menunggu dia pulang. Ketika matahari ingin pulang dan senja menyapa, June keluar dari kelasnya. Di tampak berjalan sendiri bergegas meninggalkan kampus UBi naik ojek. Dengan berhati-hati gua mengikuti June dari belakang dan tak lama setelahnya June berhenti di sebuah tempat Bimbel.

Gua menunggu June hingga malam pun tiba. Tepat pukul 10 malam June keluar dan kembali memesan ojek. Kali ini June baru kembali ke kostannya. Kostannya kali ini kecil tidak sebaik waktu dia ngekost bareng sama gua, tetapi jauh lebih layak dibandingkan kostan dia yang di terminal. Malam ini gua kembali menginap di Bandung.

Sebelumnya gua balik ke Bogor, gua memastikan kondisi June dengan nanya ke temen-temen kuliahnya. Ternyata di kampus June menjadi asdos, jadinya dia pulang sesore itu dan lanjut ngajar sampai malam. Dulu waktu sama gua, dia gak harus usaha sekuat itu, tapi gua tetap bangga dan seneng tanpa gua pun hidup dia baik-baik aja. June sudah berusaha begitu keras untuk dirinya, maka gua juga harus berusaha keras untuk diri gua.

Hari ini gua memutuskan kembali ke Bogor, melanjutkan hidup, karena tidak ada lagi yang perlu disesali dan ditangisi. Masa depan masih panjang dan gua akan terus melanjutkan hidup dengan belajar dari kesalahan gua.

Kembali (END) (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang