Investor 4

12 4 1
                                    

Hari demi hari terus berlalu, tapi kabar kepastian investasi dari Sinarmba belum juga datang, semua sudah mulai menyalahkan sikap gua yang sok jual mahal, hingga Rifa datang. Ketika Rifa datang, kami berempat bingung harus bersikap bagaimana, berusaha bersikap seperti biasa, tetapi tetap tak bisa.

Dia bertanya bagaimana pertemuan dengan investor dan Yanti pun menjelaskan. Dia tertawa ketika mendengar kenekatan gua menghadapi para investor ini sambil bilang, "Loh kan kalian sudah tau dia kayak gitu, justru sikapnya yang bisa membuat ENTRING maju terus kayak gini."

Menyadari sikap kami yang mulai berubah, Rifa pun bertanya, "Kalian kenapa sih?"

Aku melihat wajah mereka satu per satu, merasa ini waktu yang tepat untuk membahasnya agar masalahnya tak makin berlarut-larut.

"Rif, ada hal penting yang ingin kami bicarakan," ucap gua.

Raut muka Rifa langsung berubah seketika. Curiga, was-was, dan penasaran tergabung menjadi satu, tanpa adanya sebuah senyuman.

"Gini Rif. Melihat kondisi kesehatan lo dan nilai IPK lo yang semakin menurun, apakah gak lebih baik lo vakum dulu dari ENTRING? Kan katanya lo pengen cumlaude," ucap gua dengan suara yang agak gamang.

Rifa hanya tunduk terdiam tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

"Kalau gak, lo bisa kok cairin jumlah saham lo. Sekarang nilai ENTRING 5 Milyar, jadi saham lo seharga 450juta," tambah gua.

"Jadi kalian mau nendang gua?" tanya Rifa dengan suara agak berat menahan tangis.

"Bukan gitu maksudnya," jawab gua merasa serba salah.

Gua melihat teman-teman yang lain minta bantuan untuk menjelaskan ke Rifa, tetapi yang lain diam tak mau ikut campur.

"Pasti karena ayah kan?" tanya Rifa.

"Eh, Eh,,,"

"Tuhkan bener," potong Rifa.

Kali ini air mata Rifa benar-benar menetes deras. Kami yang melihat kejadian itu jadi merasa bersalah dan akhirnya memilih untuk diam, membiarkan dia melampiaskan emosinya.

"Selama ini tuh aku udah nurutin semua permintaan ayahku, salah satunya masuk UJeK, karena aku merasa apa yang dia pinta adalah yang terbaik bagiku. Awalnya menjadi cumlaude adalah yang terbaik bagiku dan pastinya akan membanggakan ayah, lalu dapat diterima kerja dimanapun yang ku mau, tetapi setelah bertemu kalian semua berubah," ucap Rifa terisak.

"Bersama kalian aku merasa ada yang jauh lebih penting dari sekedar nilai dan selembar ijazah yang nantinya aku dapatkan. Pengalaman ini, pengalaman bersama kalian, sangat berharga bagiku. Meskipun nantinya ENTRING gagal, pengalaman ini pasti akan menjadi bekal berharga untukku menghadapi dunia," ucap Rifa.

Kami berempat tak bisa berkata apa-apa lagi. Kami justru tersanjung dan ingin menahan Rifa terus berada disini, tetapi semua tergantung dia dan ayahnya.

"Jadi bagaimana dengan bokap lo?" tanya gua.

"Biar aku yang urus, asal kalian jangan usir aku dair ENTRING, dari rumahku," ucap Rifa lirih.

Kami berlima merasa kasihan dan akhinrya mengizinkan Rifa tetap disini, dengan satu syarat. Dia tidak boleh terlibat banyak, selama kesehatannya belum pulih seutuhnya.

Kuliah, kekurangan dana, dan kekurangan tenaga, membuat ENTRING stuck. Kami menghentikan pendaftaran penyedia yang juga berdampak pada berhentinya pengguna. Kami berhenti saat total unduhan hampir 100.000. Kali ini ENTRING sudah digunakan di seluruh Jabodetabek.

Saat kami mulai putus asa, telfonku berdering. Pak Ono menelfon.

"Halo," sapaku.

"Ya, Sinarmba setuju. Mereka akan investasi 3 Milyar," ucap pak Ono.

Kembali (END) (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang