04 - Please, Let Me Go..

20 5 0
                                    

Do What We Like By TWICE

💫 💫

Camelia dan Kanaya sepakat untuk tidak langsung pulang ke tempat kost, mereka butuh tempat yang nyaman untuk menyegarkan pikiran mereka.

Saat mereka mencari tempat nongkrong yang asyik, Camelia mendengar alunan lagu favoritnya.

Lagu yang sering didengarnya saat dirinya merasa keinginannya tidak pernah direstui oleh keluarganya.

Nanana
We do what we like
Nanana
Yeah yeah
We do what we like
Nanana
Say you won't let me go
I won't let you go
And we do what we like

Do what we do what we like
Do what we do what we like
Do what we do what we like
Do what we do what we like

Tanpa bertanya pada Kanaya, Camelia memberhentikan laju motornya di area parkir sebuah kafe yang di depannya terdapat tulisan 'Kafe Nyaman'.

Kafe Nyaman?

Entah tempat ini membuatnya nyaman atau tidak—Camelia tidak tahu, tapi alunan b-side dari album Eyes Wide Open ini membuatnya tertarik dan ingin menjelajahi isi kafe ini.

Meskipun enam tahun dirinya tidak pernah mengunjungi kota ini,  seingatnya tempat ini dulu bukan kafe, tapi sebuah toko bahan makanan.

Kanaya turun dari motor lalu diikuti Camelia lalu mereka saling melepaskan helm dan meletakkannya pada kaca spion motor dan gantungan depan jok motor.

Kanaya memang tidak ikut andil dalam pemilihan tempat nongkrong untuk menyegarkan pikiran, tetapi pilihan Camelia tidak terlalu buruk baginya.

Pandangan Kanaya memandang sekeliling, mulai dari tembok dengan tulisan dari font Bromello Regular, Unicorn Flakes, Steady Rain, hingga Leixo Demo.

Terdapat juga lukisan bunga-bunga pada tembok kafe ini membuat Kanaya memandanginya lekat.

Kafe ini benar-benar membuat Kanaya semakin jatuh cinta pada seni.

Ya, Kanaya memimpikan sejak lama menjadi seorang pelukis ternama lalu dirinya membuat sebuah pameran lukisan.

Pemandangan itu didukung oleh lampu gantung yang terbuat dari batok kelapa.

Sayangnya mereka disana pada sore hari, jadi lampunya tidak menyala, hanya lampu  tumblr bercahaya kuning yang memanjang pada sisi tembok membentuk nama Kafe Nyaman.

Mereka berdua mengambil tempat duduk dengan dua kursi yang berhadapan di pojok ruangan dekat kaca kafe yang membuat mereka bisa melihat pemandangan padatnya jalanan kota.

Sebelum membuka buku menu makanan, mereka berdua yakin bahwa kafe yang terlihat estetis ini pastinya akan menguras kantong mereka dengan harga makanannya.

Namun perkiraan mereka salah, makanan disini justru ramah di kantong mahasiswi seperti mereka.

Nama makanan disini pun tidak seperti nama makanan pada kafe umumnya, seperti-

- Buah Nanas Versi AG -
(Nasi Ayam Geprek)

- Buah Nanas Versi C -
(Nasi Campur)

- Buah Nanas Versi G -
(Nasi Goreng)

- Bunga Terompet -
(Es Tebu)

Please, Let Me Go.. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang