14 - Please, Let Me Go..

19 4 18
                                    

"Apa? Habis jatuh?"

Laura terperanjat mendengar pengakuan Kanaya.

Dirinya langsung menyeret Yanu keluar dari kafe lalu menghempas tangannya kasar dan memojokkan Yanu.

"Loe kok bisa sih bawa Naya sampe segitunya? Naya itu baru datang ke sini dan dia belum tau apa-apa. Gue nyerahin Naya ke loe karena loe bisa jagain Naya, tapi loe malah bikin Naya jatuh. Loe bisa enggak sih jagain Naya!"

Bukan tanpa alasan Laura semarah ini pada Yanu, dirinya pernah mengalami sakitnya saat pertama kali mencoba wedges apalagi di depan orang yang tidak dikenal dan ditertawakan pula.

Yanu menghela napas kasar, dirinya sudah membantu Kanaya dan menawarkan Kanaya pulang loh—apa dirinya harus disalahkan?

Toh lihat Kanaya yang memandang ponselnya, raut wajahnya sama sekali tak  memperlihatkan kesakitan.

Ya, Yanu menunggu Kanaya yang banyak berbincang dengan Sergio apalagi dirinya disuruh untuk menjadi fotografer mereka berdua.

Terkadang Yanu bingung, ketuanya adalah dirinya dan dirinya-lah yang harus menuruti keinginan Kanaya.

Mau bagaimana lagi, Kanaya membawa soal temannya di WPC yang menertawakan Kanaya dan Yanu harus mempertanggungjawabkan semuanya.

"Asal loe tau, gue tadi udah nolongin Naya dan dia enggak mau pulang apalagi dia ketemu sama si Sergio. Anjay emang tuh kutu kupret!" jelasnya diakhiri kata umpatan untuk Sergio.

Laura terdiam mendengar nama itu, sudah lama dirinya tidak mendengar kabar sahabat laki-lakinya itu.

Bisa dibilang dirinya rindu dengan suara sapaan Sergio dan senyuman ramah khasnya.

"Sebaiknya loe ke sana sebelum Sergio pergi untuk waktu yang lama,"

💫 💫

K-Pop Music Special Event

Banner berwarna biru langit dan putih tulang itu dilihatnya untuk kesekian kalinya oleh Camelia.

Camelia menarik napas dalam lalu mengeluarkannya perlahan, sejenak dirinya memejamkan mata untuk mengosongkan pikiran.

Elusan dari bahu kanan dan kirinya semakin memperkuat keyakinannya bahwa dirinya bisa menghadapi semuanya.

Mereka berempat memasuki event tersebut bersamaan.

Pandangan mereka mengedar terdapat panggung utama yakni tempat event Camelia lalu terdapat stan yang menjual lightstick, foto polaroid, photocard, album, dan lainnya.

Selain aksesori, terdapat bazaar yang menjual makanan khas Korea Selatan dan semakin meramaikan event ini.

Sayangnya Kanaya dan Yanu harus berpisah dengan Camelia dan Laura karena mereka berdua harus memotret semua kejadian dalam event ini.

Sebenarnya Kanaya tidak ingin melakukan ini, tapi mau bagaimana lagi dirinya harus melaksanakan hukumannya yakni membantu Yanu.

Begitu pula dengan Laura yang meninggalkan Camelia untuk berganti pakaian.

Saat Camelia menuju kamar mandi, dirinya melihat interaksi antara remaja perempuan dan pria paruh baya yang sepertinya adalah Ayah perempuan itu.

"Makasih udah beliin lightstick ini, Yah," ujar perempuan itu seraya tersenyum lebar.

Pria itu mengelus rambutnya,
"Iya sayang, kan kamu udah meraih peringkat satu jadi Ayah turutin kemauan kamu,"

Mereka berjalan begitu saja melewati Camelia dan membuat hatinya tersentuh dengan tingkah kecil mereka.

Please, Let Me Go.. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang