24 - Please, Let Me Go..

12 2 0
                                    

Laura mengernyit heran dengan tingkah Kanaya dan Camelia. Yang satu katanya badmood padahal tadi dia mengambil job dengan seseorang yang diidam-idamkannya. Dan yang satunya datang sambil merengut padahal rencananya mau kencan.

"Aku tadi enggak kencan, Kak. Males sama kelakuan dia yang baru-baru ini aku tahu."

Camelia menjawab kebingungan Laura yang malah semakin membuat bingung bukan hanya Laura, tapi juga Kanaya.

"Kelakuan kayak gimana maksud kamu, Mel?" Laura dan Kanaya saling berpandangan.

"Loe enggak diapa-apain kan sama Jevan?" tanya Kanaya khawatir.

Dalam pikiran Kanaya dan Laura hanya ada satu, yakni kecurigaan mereka berdua tentang Jevan diketahui oleh Camelia.

Dan tentu saja dugaan mereka benar, meskipun begitu mereka tidak menginginkan fakta itu akan diketahui Camelia secepat ini. Mereka berdua belum ada persiapan untuk menghadapi semua ini.

Kanaya dan Laura yang tak kunjung memberi balasan membuat Camelia berseru, "Kalian kok diem aja sih?"

Dipandangnya satu per satu perempuan di samping kanannya dan di depannya.

Hanya ada satu kesimpulan dari diamnya mereka.

"Jangan bilang kalo kalian udah tau semua ini?"

Masih tak kunjung diberi jawaban membuat Camelia yakin bahwa mereka berdua mengetahui semua tentang Jevan.

Camelia berdiri dari kursinya dan berseru, "Kalian kenapa enggak bilang sama aku tentang semua ini? Jawab aku! Naya! Kak Laura! Jawab aku!"

Untung saja saat malam ini Kafe Nyaman tengah memutar lagu upbeat milik GOT7 yakni Never Ever membuat pengunjung tidak mendengar seruan dengan nada tinggi Camelia.

Melihat Kanaya yang akan angkat bicara membuat Camelia duduk dan ingin mendengarkan alasan mereka berdua.

"Camel, dengerin ya, gue sama Kak Laura udah curiga kalo Jevan udah enggak beres. Sebenarnya Kak Laura pengen bahas masalah itu, cuma gue takut loe bakal patah hati. Lagipula gue  sama Kak Laura enggak pernah punya pengalaman pacaran dan kita enggak punya bukti yang kuat untuk hal itu makanya gue nyuruh Kak Laura supaya diem dulu."

Kanaya yang berbuat semua ini dan dirinya harus mengambil resiko dari perbuatan ini.

Sedangkan Laura hanya menyimak penjelasan Kanaya tanpa ikut campur di dalam perdebatan Camelia dan Kanaya. Toh awalnya Kanaya yang mengetahui tabiat buruk Jevan.

Penjelasan Kanaya bukannya menenangkan hati Camelia, malah semakin menyulut emosinya.

Camelia menggeleng tak percaya dengan tingkah Kanaya yang malah tidak terbuka dengannya.

Memangnya dengan menyembunyikan kebenaran tentang Jevan, apakah masalah tidak akan merembet kemana-mana?

Apakah itu semua bisa membuat dirinya bahagia?

Apakah Kanaya tidak sadar bahwa dirinya akan kecewa? Apalagi dirinya tahu semua itu dari orang lain dan bukan sahabatnya sendiri?

"Dan dengan cara loe diem dan nyembunyiin semua ini dari gue, apa itu bikin gue seneng? Apa itu bikin gue enggak kecewa? Kalo loe bahas soal ini, gue pasti bisa nyari tau tentang Jevan dan gue enggak akan suka terlalu jauh sama Jevan."

Telak.

Kanaya membenarkan apa yang diucapkan Camelia dalam hatinya.

Tapi bagaimanapun juga dirinya melakukan semua ini demi Camelia. Dirinya tidak ingin melihat Camelia sedih karena tahu tabiat buruk Jevan.

Seharusnya Camelia paham akan hal itu dan bukannya menyudutkannya seperti sekarang ini.

Jika memang Camelia menyalahkannya, Kanaya menyerah dengan sikap Camelia.

"Camel, tolong dengerin gue. Gue ngelakuin semua ini demi loe, kalo loe mau nyalahin gue, itu terserah loe."

Pikiran Kanaya yang kacau karena telah menolak perasaan Yanu ditambah Bryan yang tidak bisa mengantarkannya pulang kerja dan sekarang Camelia menghakiminya membuatnya lelah dengan keadaan ini.

"Kok loe jadi nyalahin gue sih, loe-"

"UDAH DIEM!"

Laura yang berpikir akan ada salah satu pihak yang menurunkan egonya pun turun tangan menyelesaikan perdebatan ini.

Teriakan Laura bukannya membuat mereka berdua diam dan saling introspeksi diri malah membuat mereka saling lari dari masalah.

"Kak Laura, gue mau nginep di rumah loe."

Camelia beranjak dari kursinya seraya mengambil tas ransel kecilnya lalu berlalu dari sana tanpa menatap Kanaya dan Laura.

"VENDYTTA kemari!"

Teriakan Laura tak digubris sama sekali oleh Camelia yang terus melangkah menuju arah tempat tinggal Laura.

Hal itu malah membuat Kanaya tersulut dan ikutan seperti Camelia yang melarikan diri dari kenyataan.

"Okey, gue juga bisa ke kost sendirian!"

"SEBYLLA kembali!"

Laura berteriak ke arah Kanaya dan seperti Camelia, Kanaya sama sekali tak mendengar teriakannya.

Laura dilanda dilema, harus kemanakah dirinya sekarang?

Menemani Camelia yang jelas-jelas tahu arah rumahnya atau Kanaya yang menjadi penduduk baru di kota ini?

💫 💫

Author suka pertikaian😁

Please, Let Me Go.. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang