23 - Please, Let Me Go..

7 2 0
                                    

Yanu begitu kesal dengan Kanaya yang keukeuh membela Bryan pun memotong pembicaraannya.

"Saya cinta sama kamu, Naya. Saya enggak pengen kamu sakit hati cuma gegara si brengsek itu."

Memandang Kanaya yang termenung dan tak mengeluarkan sepatah kata apapun membuat Yanu mengumpat dalam hati.

Bisa-bisanya rahasia ini keluar dari mulutnya di waktu yang tidak tepat?

Yanu menjauhkan dirinya dari Kanaya dan memijat keningnya, ayolah dirinya tidak pernah mengungkapkan isi hatinya pada perempuan dan pertama kalinya mengungkapkan perasaan malah tidak ada persiapan seperti ini.

"Pergi, Kak. Pergi dari sini dan enggak usah mencampuri urusan hidupku."

Kanaya meninggalkan Yanu dan segenap hatinya yang mencelos begitu saja.

Yanu enggak terlalu berharap banyak, toh sepertinya ini adalah karma.

Karma bagi dirinya yang sering menolak banyak perempuan, termasuk Felly yang saat ini masih gigih memperjuangkannya.

Namun, tetap saja Yanu kecewa.

Bukan karena Kanaya yang menolaknya, tapi karena Kanaya yang memilih Bryan brengsek Kamajaya sebagai tambatan hatinya.

💫 💫

Baru pertama ini, Jevan menunjukkan dirinya di depan anggota SDC membuat anggota lainnya menyimpulkan bahwa Jevan dan Camelia mempunyai hubungan istimewa. 

Ya, Jevan hanya mengantarnya lalu menjemputnya dan rencananya setelah ini mereka berdua akan kencan.

Saat masa istirahat, Sahinara Vexia yakni ketua SDC menghampirinya dan menjauhkannya dari kerumunan anggota.

Nara yang tak ingin membuang waktu pun langsung bicara to the point pada Camelia.

"Kamu pacaran sama Jevan?"

Camelia melebarkan matanya, bagaimana Nara tahu tentang nama Jevan apalagi langsung menyodorkan pertanyaan yang jelas-jelas Nara tahu jawabannya.

"Iya Kak, emangnya Kak Nara kenal sama Jevan?"

Nara mengalihkan pandangan, dia bukan tipikal perempuan yang suka curhat sana sini.

Namun dirinya harus memberitahukan hal ini sebelum Camelia menyesal.

"Jevan itu mantan saya."

Camelia tersenyum getir mendengar pengakuan Nara.

Apakah dunia diciptakan untuk sesempit ini?

Ayolah, beberapa fakta di depannya sudah ia lalui. Seperti Laura yang ternyata pernah disakiti oleh Bryan dan sekarang Nara yang notabenenya ketua SDC adalah mantan Jevan.

Yang benar saja!

"Saya sama Jevan pernah pacaran saat dia SMA dan saya yang masih menjadi maba.

Awalnya saya akui dia perhatian dan bersikap romantis, tapi lama kelamaan saya tahu sikap buruknya.

Dia enggak akan pernah mau dengerin cerita tentang masalah saya. Dia enggak akan pernah mau ikut menyelesaikan masalah dalam hidup saya. Dia pacaran cuma buat suka-suka doang."

Camelia yang masih terdiam membuat Nara semakin mengutarakan apa yang selama ini ia rasakan saat berhubungan dengan Jevan.

"Itu pas dia SMA, saya enggak tahu apa dia masih seperti itu atau enggak.

Saya di sini bukannya memengaruhi kamu supaya kamu bisa putus dari Jevan terus saya bisa balikan sama Jevan.

Enggak, saya cuma pengen kamu bisa menemukan keputusan yang tepat. Toh saya enggak akan mau balikan sama cowok yang udah ninggalin saya seenaknya."

Nara menepuk bahu Camelia lalu meninggalkannya, memberikan waktu sendiri bagi Camelia agar bisa memikirkan jangka panjang dari hubungannya dengan Jevan.

Pipi Camelia perlahan terbasahi oleh cairan yang entah kapan lolos begitu saja dari manik matanya.

Untung saja saat ini taman tengah sepi pengunjung membuat Camelia meluruhkan segala beban yang membelenggu batinnya.

Tidak—dirinya menangis bukan karena Jevan, tapi karena penderitaannya yang malah bertambah.

Sampai kapan penderitaannya akan berakhir?

Camelia enggak akan pernah menyangka jika setelah kabur dari rumah, hidupnya akan serumit ini.

Saat Camelia ingin menyeka air matanya menggunakan telapak tangannya, tiba-tiba ada sapu tangan di hadapannya.

Seseorang pembawa sapu tangan itu tanpa permisi duduk lalu menarik tangan  Camelia yang saat ini malah memandanginya dan memberi sapu tangan itu.

Seseorang di hadapannya ini adalah seseorang yang sama pada saat K-Pop Music Special Event memberikannya sapu tangan berwarna baby pink.

Melihat Camelia yang masih termenung membuatnya meninggalkan diri.

Camelia mengerjapkan matanya, banyak kejadian yang masih belum dirinya percayai dan seseorang itu membuat pikirannya semakin membingungkan.

Camelia memandang sapu tangan yang lagi-lagi berwarna baby pink itu dan pandangannya terpusat pada rajutan yang membentuk huruf B.

Camelia mendesah resah, seharusnya dirinya tadi menanyakan nama dari laki-laki misterius yang  memberinya sapu tangan berwarna baby pink itu untuk kedua kalinya.

Dalam pikirannya bertanya-tanya, apa tujuan laki-laki itu?

Pikirannya terbuyarkan dari ponselnya dan memandang nama dari si penelepon.

Jevan Arm.

Melihat nama itu  membuatnya malas untuk berkencan dengannya.

Jika biasanya perempuan yang diberikan kabar buruk tentang kekasihnya akan mengalami patah hati, maka tidak untuk Camelia.

Dirinya malah semakin ingin  meninggalkan Jevan tanpa ada rasa perih nan pedih dalam hatinya.

Hal itu membuat batinnya bertanya, sebenarnya dirinya ini mencintai Jevan atau sebatas mengagumi saja?

💫 💫

Yoook, shippernya Camel-Jevan siapkah kalian untuk karam??



Please, Let Me Go.. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang