***
.
.
..
.
.***
Saat ini, di tatap dengan puluhan pasang mata. Aku dengan percaya diri membongkar isi tas Dobby. Semua yang ada di dalam tas Dobby dengan brutal aku keluarkan agar mereka semua lihat, apa benar Dobby yang menjadi tersangka atas hilangnya uang Tegar atau bahkan tidak sama sekali.
Nafasku memburu kala satu persatu barang-barang dalam tas Dobby itu dengan cepat aku keluarkan. Di dalam hati ku tak pernah lepas untuk selalu berdoa agar uang itu tidak ada di dalam tas Dobby.
Dan untuk detik ini, aku dapat bernafas dengan legah kala setelah aku mengeluarkan segala barang didalam tas Dobby dan menjatuhkan semuanya, tidak ada satu pun uang yang terselip di dalam tasnya.
"Kalian lihat, gak ada sama sekali kan?," Sahutku sambil menatap mereka datar
"Gak mungkin!, Udah jelas-jelas yang ngambil duit gue itu dia!" Sahut Tegar ngotot
"Kalau pun di tasnya gak ada, pasti dia sembunyikan di bajunya," sahut Farah, cewek ini tampaknya sama saja dengan Tegar
Aku mengehela nafas panjang, "kita buktikan lagi." Sahutku menjeda sambil berjongkok memposisikan diriku agar sejajar dengan Dobby "semuanya bakal baik-baik aja." Bisikku padanya yang hanya mempu mengangguk pelan
"Tejo, kamu geledah Dobby," perintahku pada seorang cowok yang sedari tadi hanya diam tak ingin ikut campur ke dalam masalah ini.
"Ookee,," Sahutnya sambil berjalan untuk melaksanakan tugasnya
Kami melihat dengan seksama Tejo yang menggeledah baju Dobby. Berkali-kali dicari, ternyata tak ia temukan satu pun uang yang terselip di baju Dobby.
Tejo menggeleng, dan hal itu membuat aku tersenyum tipis. Kini mataku menatap Dobby, sudah aku pastikan mana mungkin cowok itu yang melakukan hal ini.
"Jadi gimana?, Masih mau menuduh Dobby?," Tanyaku
"Sekarang sesuai kesepakatan," lanjutku yang membuat mereka mendesis tertahan
"Tunggu sampai uang Tegar ketemu," sahut pandu
Aku menghela nafas, "oke, bawa tas kalian semua kesini dan keluarkan semua barang-barang yang ada."
Kini tas-tas kami sudah berada di tangan masing-masing, dan kini kami masing-masing mulai mengeluarkan setiap barang yang berada di dalam tas. Tak ada yang menemukan uang itu, aku menghela nafas panjang kala melihat beberapa lembar uang seratus ribu terselip di kantong tas Tegar yang biasanya untuk tempat botol minum.
Dengan gerakan cepat aku menarik tasnya,
"Apaan sih Lo!," Amarah Tegar kembali meredah kala aku mengeluarkan uang itu dihadapan mereka
KAMU SEDANG MEMBACA
KATA BIRU | Kim Doyoung
Teen Fiction#Treasure Series 01 *** Manusia-manusia itu selalu menutup mata. Padahal mereka tahu itu tidak pernah ada benarnya. Mereka hanya paham tentang bagaimana cara menjatuhkan dan mengadili tanpa memahami kebenaran. Karena ke-egoisan itu, tanpa sadar mere...