***
.
.
.***
Banyak orang bilang, mencintai seseorang karena terjebak akan pandangan benar-benar buruk untuk kesehatan jantung pun dengan kewarasaan.
Mereka juga menjelaskan, katanya efek samping dari pandangan mata bisa membuat gila seketika. Bahkan bisa menyebabkan lingkaran mata panda karena kesulitan untuk meraih dunia mimpi.
Dulu aku bilang itu hanya omong kosong belaka, bagaimana bisa hanya dengan pandangan mata yang tidak disengaja dapat berakibat fatal sampai separah itu.
Namun sialnya aku harus menarik semua ucapanku dan mengalah untuk membenarkan semua perkataan orang-orang itu.
Karena sepertinya aku mulai merasakan apa yang mereka peringkatkan padaku.
Astaga, sungguh aku benar-benar tidak habis pikir dengan diriku sendiri. Masih saja otakku ini memikirkan tentang lengkung kurva dan pekatnya bola mata Dobby. Pemuda yang tidak terasa sudah aku kenali selama ini.
Tadi setelah merapihkan buku-buku pelajaranku diatas meja belajar ini, aku berniat langsung ingin menjatuhkan tubuhku ke alam mimpi.
Namun, rencana itu gagal. Alasannya hanya karena ingatanku ini tidak sengaja memutar adegan pagi tadi di sekolah.
Adegan dimana dengan tiba-tiba aku merasa degup jantungku berpacu lebih cepat, hanya karena terpesona akan satu makhluk hidup bernama Argival Dobby Satria Pranoto.
Oh ayolah semesta, aku benar-benar lelah dengan semua situasi yang aku jalani. Tolong buat aku melupakan semua pahatan indahmu yang tercipta untuk Dobby. Agar malam ini aku bisa tidur dengan nyenyak tanpa harus pusing memikirkan mata pandaku besok pagi.
CKLEK...
"Kak?"
Aku yang dari tadi berusaha untuk tidur pun langsung membuka kedua mataku dengan sempurna. Mendudukkan diriku sendiri dan memandang kesal pada asal suara.
"Apa sih malem-malem gini ganggu"
"Santai sister," Jawab Haruto, adikku
"Kenapa sih Dek, kamu gak lihat nih Kakak mau tidur?"
"Cepet banget, baru jam setengah sembilan."
"Gak apa-apa, bukan urusan kamu juga kok." sahutku
"Iya deh, Kak mau ikut Haru beli martabak gak?"
Aku mempertimbangkan ajakannya, "Dimana?"
"Di deket lapangan Setia Nawang aja yang deket."
Aku mengangguk pelan, "Kesana naik apa, Kakak mager kalo disuruh jalan kaki."
KAMU SEDANG MEMBACA
KATA BIRU | Kim Doyoung
Teen Fiction#Treasure Series 01 *** Manusia-manusia itu selalu menutup mata. Padahal mereka tahu itu tidak pernah ada benarnya. Mereka hanya paham tentang bagaimana cara menjatuhkan dan mengadili tanpa memahami kebenaran. Karena ke-egoisan itu, tanpa sadar mere...