#15 : "Gadis Betadine"

105 20 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

***

Bagi Dobby tak ada yang benar-benar pelik selain melihat wajah Varo yang penuh luka sebab terkena sasaran kebrutalan Ayah yang sedang mabuk miras.

Hari ini, ia baru saja pulang bekerja dari bengkel Mang Daut. Kemudian tanpa diduga malah disambut dengan teriakan Varo yang minta ampun pada Ayah.

Dobby jelas melerai keduanya. Ia berusaha keras manarik Ayah menjauh dari Varo yang sudah babak belur tak berbentuk. Tapi tenaga Ayah jauh lebih besar darinya. Karena itu dengan sekali dorongan saja Dobby tersungkur ke lantai.

Kini target Ayah bukan lagi Varo, melainkan dirinya. Dobby sudah terlampau merasa biasa terkena pukulan-pukulan keras milik Ayah. Rasanya tetap sama, sakit sekali. Tapi jauh dari luka-lukanya yang terasa perih itu, disini, tepat dihatinya Dobby merasa paling sakit.

Ia menangis, bukan karena luka-lukanya yang ditimbulkan oleh pukulan Ayah. Tapi, tentang rasa rindunya pada sosok yang dulunya begitu lembut bertutur sapa. Pada sosok yang bukan memberikan luka, tapi mengobatinya dengan segala cara.

Dobby benar-benar merindukan Ayah yang lama. Bukan Ayah yang sekarang. Yang tahunya hanya mabuk-mabukkan, minta uang padanya, dan memukuli ia dan Varo setiap ada kesempatan.

Pukulan itu berakhir. Ayah terduduk gusar membiarkan kedua tangannya jatuh ke lantai. Sedangkan Dobby masih tetap pada posisi yang sama. Tak bergerak barang sedikit pun, namun tangisnya masih setia terdengar menyesakkan.

Varo yang darahnya sudah kemana-mana itu mengesot kearah Kakaknya. Menarik tangan hangat itu untuk ia genggam pula.

Kini dua kakak beradik itu sama-sama memandang Ayah yang tengah tertunduk dalam itu dengan tatapan sendu. Harapan demi harapan yang terbesit dihati mereka masih tetap sama. Masih tetap ingin Ayah kembali, bukan menjadi orang lain yang tak mereka kenali sama sekali.

Terlepas dari hal itu semua, sifat Ayah yang sekarang benar-benar tak membuat Dobby maupun Varo bisa menemukan Ayah didalam raga pria itu.

Entahlah, semuanya jadi kosong. Rasanya Ayah benar-benar sudah hilang. Orang yang ada didalam raga Ayah bukanlah Ayah yang sesungguhnya, melainkan orang asing yang tanpa izin masuk dan merenggut Ayah dari mereka.

Setiap kali pikiran itu merambat pada pikiran mereka. Alasannya agar ada harapan bahwa nanti Ayah akan kembali lagi. Entah kapan hal itu akan terjadi, tapi jauh didalam hati mereka berdua, sangat yakin pasti Ayah akan kembali secepatnya. Benar-benar secepatnya, dan tanpa disadari oleh Dobby ataupun Varo bawah Ayah akan datang dengan sejumlah kasih sayang yang besar yang kasihnya bukan lagi tak sampai namun sudah bisa merambat ke tulang.

Semoga saja...

***

Suasana malam hari di Kota Jakarta memang tak pernah ada matinya. Sorot-sorotan lampu jalanan menjadi penerang langkah sekaligus sebagai penentu arah.

Malam ini, seperti malam-malam biasanya setelah isya Dobby selalu ada di sini. Mengantarkan makanan dan minuman pesanan orang-orang yang berkunjung di restoran tempatnya bekerja.

Bila ada yang bertanya, apa tidak ada yang mempertanyakan wajah memar dan penuh luka Dobby. Pemuda itu punya cara jitu untuk menyembunyikan setiap luka dan memar diwajahnya. Berikan ucapan terima kasih pada foundation yang ia beli sebab menonton video beauty vloger di youtube.

Berawal dari iseng berfikir untuk membuat lukanya sembuh dalam waktu yang singkat, Dobby nekat belajar menggunakan make up. Tapi hanya foundation dan bedak saja yang ia gunakan, dan hasilnya tidak terlalu kelihatan. Tapi tak masalah, yang terpenting lukanya tak menarik perhatian orang-orang untuk bertanya lebih jauh tentangnya.

Hari ini seperti yang sudah di jelaskan, Dobby sedang bekerja di restoran lokal yang lumayan terkenal di daerah sini. Pemuda itu dengan telaten membawakan pesanan para pengunjung, tak lupa dengan senyuman manis milikinya yang ikut-ikutan membuat orang lain yang melihatnya ikut tersenyum juga.

Pekerjaan yang sudah ia geluti selama hampir tiga tahun itu bisa membuat ia, Varo, dan Ayah hidup sampai sekarang. Dan untuk tambahan uang lagi, Dobby memilih berkerja di bengkel sudah sekitar enam bulan lalu.

Dobby benar-benar bersyukur mendapatkan kedua bos yang hatinya sangat baik. Seperti Mang Daut, laki-laki paru baya itu selalu saja memberinya sedikit bonus sebab ia terlalu rajin bekerja di bengkel.

Selain itu Pak Hamzah, pemilik restoran lokal tempatnya bekerja selalu membagi bahan-bahan makanan yang tidak habis untuk dirinya bawa pulang.

Dobby memang sering merasa hampa sebab Ibu sudah pergi tak berkabar dan Ayah telah jauh sekali berubah. Teman-temannya di sekolah pun bersikap sama semenjak dua tahun yang lalu. Apalagi ditambah penganiayaan yang ia terima dari Kendra dan temen-temennya.

Di sekolah ia tak bisa berbuat banyak, selain hanya mampu pasrah dengan semua perlakuan buruk yang ia terima. Sebab Dobby tak mampu melawan, bahkan bersuara saja ia tak bisa.

Namun terlepas dari hal buruk yang selalu menimpanya, ada segelintir orang baik padanya. Walaupun tidak banyak orang yang masih mau menerima ia apa adanya.

Dobby yang tiap kali ingin menyerah pun selalu teringat dengan orang-orang yang berjasa baik untuknya itu.

Terlebih pada Syifa. Dobby mungkin selama ini terlihat tak begitu suka dengan kehadiran Syifa dalam hidupnya. Namun makin lama ia dan Syifa saling mengenal, Dobby pikir Syifa menang benar-benar orang baik.

Ia selalu teringat akan semua hal yang menyangkut gadis itu sekarang ini. Entah bagaimana bisa perasaan senang dan bahagia itu terbesit dihatinya setiap kali mata Dobby dapat melihat gadis itu disekitarnya.

Dulu Dobby merasa tak nyaman dengan kehadiran Syifa didalam hidup dan hari-harinya. Namun sekarang, bila tak ada gadis itu harinya bisa saja jadi kelabu.

Hampir lima bulan terakhir ini, Dobby dan Syifa sudah saling mengenal. Saling tahu satu sama lain, berteman dengan baik, bahkan sekarang sangat jarang Kendra datang untuk menghajarnya sebab Syifa yang selalu menjadi tameng pelindung untuknya.

Bahkan, setiap luka yang ia punya pasti gadis itu duluan yang memberi obatnya.

Dobby tidak akan pernah melupakan seorang gadis baik seperti Syifa, yang selalu siap sedia membawa betadine dan plaster untuk luka-lukanya.

***
.
.
.

TBC

.
.
.

***

Jangan lupa vote sama komen yah...

Jangan lupa vote sama komen yah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Manis bngt 😩..., Btw serem juga ngeliat matanya Dobby...

***

KATA BIRU | Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang