.
.
.***
Deru nafasku se-irama dengan denting jam tangan yang melingkar cantik di tangan kiriku. Setiap kali mataku tak pernah lepas menatap benda mati berbentuk lingkaran itu.
Lima belas menit berlalu begitu saja, waktuku yang berharga terbuang dengan cuma-cuma.
Moccachino milikku bahkan telah habis setengah, namun orang yang menebar janji hari ini ingin bertemu belum juga tampak dimana batang hidungnya.
"Ck!" Aku mulai kesal. Menunggu adalah hal paling memuakkan dalam daftar kegiatan hidupku. Jadi sebisa mungkin aku tidak ingin mengalami yang namanya fase menunggu.
Helaan nafas yang makin terasa berat, membuatku memberingsut bosan. Lama-lama duduk sendiri di kelilingi orang-orang, ternyata sudah mampu membuatku tak tahan ingin segera pulang dan memeluk gulingku di kasur.
Aku kembali mengecek ponselku, namun sayangnya pesanku belum dibalas sama sekali olehnya.
Sebenarnya kemana perginya Pandu. Iya, cowok yang berucap janji ingin bertemu hari ini adalah Pandu, ketua kelasku. Dari tadi aku merasa tak ada tanda-tanda ia akan datang ke sini. Ku rasa ia hanya membual atau bahkan mengerjai ku saja. Namun jika hal itu memang benar, aku serius akan marah padanya.
"Astaga lama banget, keram lama-lama duduk tegap disini sendirian."
Jika ku tahu Pandu akan lama begini, lebih baik aku ikut Haruto pergi ke Timezone saja, dan biarkan Pandu saja yang menunggu dan menghubungiku jika ia sudah sampai di tempat janjian. Jadi aku tidak perlu merasa lelah karena terus-terusan menghela nafas panjang nan berat.
Drrtt...
Ponselku bergetar dan tertera nama "Ayah" di layar, dengan cepat ku tekan tombol hijau dan memulai sesi percakapan.
"Assalamualaikum Yah, kenapa?"
"Waallaikumsalam, Kak kamu masih lama pulangnya?"
"Eemm, kayaknya iya Yah. Soalnya temen Kakak dari tadi belum dateng ke tempat janjian. Emang kenapa Yah?,"
"Ayah sama Ibu udah mau berangkat ke Surabaya."
"Loh jadi toh pergi hari ini?, Haruto udah pulang Yah?"
"Iya nih baru pulang. Kamu gimana, mau pulang sekarang atau masih mau nunggu temen?"
Sejenak aku terdiam, memikirkan hal apa yang harus ku pilih saat ini. Pertama tetap menunggu Pandu yang tak pasti akan datang atau tidak, kedua pulang ke Rumah untuk mengantarkan Ayah dan Ibu ke Surabaya.
"Jadi gimana Kak, pulang apa nunggu?"
"Eemm, Kakak pulang aja deh Yah. Ini juga kayaknya temen Kakak gak jadi dateng."
KAMU SEDANG MEMBACA
KATA BIRU | Kim Doyoung
Novela Juvenil#Treasure Series 01 *** Manusia-manusia itu selalu menutup mata. Padahal mereka tahu itu tidak pernah ada benarnya. Mereka hanya paham tentang bagaimana cara menjatuhkan dan mengadili tanpa memahami kebenaran. Karena ke-egoisan itu, tanpa sadar mere...