03

1.6K 336 13
                                    

" Woy! Bangun!"

" Ini orang kenapa tiduran disini, sih?"

" Mati mungkin? "

" Hei... Bangun... "

Berisik.

Aku sedikit terusik ketika mendengar bisikan seseorang di telingaku. Lumayan berat, namun sangat pelan.

" Tuh, kan! Dia mati."

" Orang jelas-jelas masih nafas itu."

Semakin lama semakin menjengkelkan. Perlahan aku membuka mata hingga menampakkan wajah laki-laki bersurai biru.

" Aw!" Aku terduduk dan masih merasakan sakit di bagian kepala. Apa aku habis tertidur?

" Wah! Gue kira dia mati."

Suara berat dan sedikit serak itu membuatku terpaksa melihat sang puan yang baru saja berbicara. " Lo ngomong ap--" Ucapanku terputus ketika melihat siapa yang barusan kulihat dengan mata kepala telanjang.

" Oh, my good! What is this? Am i dreaming?" Aku kembali menampar pipiku, " Aw!" Rasanya sakit.

So, this is not a dream.

" Lo kenapa?" tanya salah satu dari mereka.

" I-ini? Ini benar kalian? Gue pasti ngayal. Ayok bangun, Ale! Bangun!" Aku mengucek-ucek mataku karena takut ini cuma hayalan.

" Dia gila!"

Ini nyata! Mereka ada di depanku. Beberapa lelaki dengan wajah tampan nan aestethic.

NCT!

Mereka memang NCT. Mereka nyata!

But why are they here?

Aku menyapu pandangan sekitar. " Tempat apa ini?" Sebuah tempat aneh dan sepi. Hanya ada aku dan 5 member NCT. Seperti kota yang sudah terbuang dan tidak berpenghuni.

Sangat menakutkan. Sebenarnya ada apa ini?

" Lo ngapain di sini?" tanya laki-laki dengan surai biru.

Lee Jeno.

" Dia berbicara padaku? Kenapa aku mendadak mengerti bahasanya? " pikirku bingung.

Aku masih tidak paham. Selama ini aku tidak pernah belajar Bahasa Korea atau apa pun itu, tapi kenapa aku mengerti apa yang mereka bicarakan?

" Aku tidak tahu" jawabku. Sekarang aku pun bicara menggunakan bahasa dan logat orang Korea pada umumnya.

Ini sangat aneh.

Ini tidak masuk akal.

" Ini aneh, dia sendiri gak tau kenapa bisa di sini," ujar Haechan.

Aku masih tidak percaya dengan siapa yang ada di hadapanku. Apa benar mereka NCT? Tapi mereka memang NCT. Aku melihatnya sekarang dengan mataku sendiri.

" Lo benar gak tau?" tanya Jeno lagi.

" Bener, sumpah aku tidak tahu. Ini tempat apa? dan kenapa aku di sini? Aku pengen pulang."

" Tenanglah! Kita juga terjebak di sini."

" B-bagaimana bisa? Negaraku berbeda dengan kalian. Bagaimana bisa kita terjebak di tempat yang sama dan sebenarnya apa semua ini?" Aku meremat celana triningku.

" Jangan tanya ke kita tentang masalah ini. Soalnya kita juga gak ngerti dan sekarang kita juga terpisah dengan para member yang lain," jelas Haechan.

" T-terpisah? Bagaimana?"

" Sudah dibilangin kita gak ngerti!" Haechan sedikit membentak.

" Sabar dong, chan! Kasian dia masih kecil," ucap Jaemin.

" J-jaemin?" panggilku dengan suara sedikit gemetar tak percaya.

" Kenapa?"

Aku mendekat padanya. Mendongak melihat matanya karena tinggi badanku hanya sebatas pundaknya saja. " Apa kau benar Jaemin? Na Jaemin?" Mataku berkaca-kaca saat melihat sorot tajam matanya.

" Iya," jawabnya singkat.

Baru saja ingin memeluknya, tapi aku mengurungkan niat itu. Sadar! Diri ini hanya wanita biasa. Aku dan Jaemin berbeda kasta. Di samping itu, pakaianku sekarang juga hanya sekedar trining coklat, hoodie mocca, dan sandal jepit warna pink.

Sangat ngegembel.

" Kenapa?" tanyanya.

" Tidak! " Ya tuhan, tolong sadarkan aku. Buang semua pikiran jorokku, astaga.

" Tapi gue punya satu pertanyaan buat lo!" sambar Jaehyun.

Aku masih tidak percaya sama sekali. Seorang serbuk berlian dengan PC mahalnya ada di hadapanku sekarang.

" Hm?"

" Gimana lo bisa sampai kesini?"

" A-aku tidak tahu jelasnya bagaimana, tapi yang aku tahu, tadi di kamar, aku melihat sesuatu yang aneh dari kamar mandi dan tidak tahu bagaimana ceritanya, aku langsung sampai sini saja."

" Itu saja?"

" Iya."

" Ini aneh," ujar Jeno.

" Bang, Lo tau?"

" Gue? Kan gue udah bilang, gue juga kagak ngerti, " jelas Taeil.

Kini mereka berlima berdiri tepat di hadapanku. Jeno, Jaemin, Haechan, Jaehyun, dan Taeil. Hanya satu pertanyaanku, bisa-bisanya gak pingsan pas liat mereka langsung?

" Terus gimana?" tanyaku.

" Kita harus cari member yang lain!" jawab Taeil.

" Gimana?"

" Ya, makannya mikir! Lagian di sini juga gak ada sinyal buat nelpon."

Drrrrttt.

Aku merasa ada dering pesan. Aku kemudian merogoh saku hoodie dan menjumpai ponsel di sana.

NEONCT
|Ruang bawah tanah.

Aku menerima pesan dari username telegram yang 2 hari lalu mendadak muncul di jajaran pesan yang lain.

Apakah ini petunjuk?

" Ada apa?" tanya Jaehyun yang membuyarkan lamunanku.

" Eh eh, ruang bawah tanah."

Sontak mereka semua kaget.

" Lo ngomong apa?"

" Kita harus cari ruang bawah tanah, sekarang!"

" Tapi kenapa?"

" Aku tidak tahu, kita cari saja! Aku yakin di sana kita akan menemukan sesuatu."

" Bagaimana kita bisa percaya?" Jaemin mengerutkan keningnya.

" Percayalah padaku! Meskipun aku juga tidak percaya sama diriku sendiri, tapi tolong percayalah! kita cari mereka sama-sama. Semakin cepat semakin baik. Aku juga ingin cepat-cepat keluar dari sini."

Hening.

" Tolong percayalah! kalau nanti aku salah, silahkan ambil nyawaku."

" Baiklah, kita cari!"

Aku menghela nafas. Semoga saja ini merupakan petunjuk agar aku bisa keluar dari sini. Meskipun, aku juga tidak yakin dengan pesan kilat itu.


















Nyawa mereka ada di tanganmu Ale.

••••...••••

[✔] 1.0 NEONCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang