[✔] 1.0 NEONCT

13

" Taeyong, jangan gila!"

" Bepikirlah lebih dewasa, yong!"

" TERUS APA YANG HARUS GUE LAKUIN, HA?!" Teriakkan Taeyong bergema bebas di ruangan suram itu.

" Kita pasti bisa menyelesaikannya tanpa merenggut nyawa siapa pun!" titah Jaehyun menatap mata sang leader.

" Kalian tahu? Gara-gara kebodoha gue lah ramalan itu muncul!"

" Ramalan? Ramalan apa?" tanya Renjun penasaran. Dia dan rekannya yang lain masih belum tahu apa yang terjadi sebenarnya.

Kecuali Doyoung, Taeyong, Jaehyun, Johnny serta Mark.

" Ramalan tentang ada--"

" JAEHYUN!" bentak Taeyong.

" Sampai kapan kita merahasiakan semua ini, yong!?" Doyoung menggeram kesal.

" Rahasia apa?" Winwin mulai angkat suara.

" Percuma gue jelasin. Kalian gak akan pernah bisa mengerti dan percaya," jelas Taeyong.

" Tolong pikirkan sekali lagi, yong! Itu cuma akal-akalan permainan gila ini. Sebelumnya, kita tidak ada perjanjian semacam itu."

" Lo mungkin gak tahu akar masalah ini, Doy!"

" Apa yang gak gue tahu?"

" Benda pengaktif sebuah BOT!"

" BOT?"

" Benda itu ada padanya, jika benda itu gak segera ada pada kita sebelum matahari tenggelam, kisah kita akan benar-benar berakhir. Ingat! Be-ra-khir!" ucap Taeyong, menekan kata 'Berakhir'

Kini hidup mereka hanya bergantung pada satu hal yaitu, Ale!

• NEONCT •

" Jaem!" panggilku pelan, yang sedang terduduk tenang di sofa.

" Hm?"

Aku mengumpulkan niat untuk kembali berbicara dengan Jaemin. Pasalnya, aku sedikit canggung dan malu semenjak Jaemin mencium keningku tadi, dengan tiba-tiba dan dengan unsur ketidaksengajaan, katanya!

Untung cuma di kening, kan? Gimana kalau di--dahlah lupain!

" Kenapa, Ale?" tanya Jaemin, yang sudah berada tepat di depanku.

" Jadi..." Aku berpikir sembari memijat tulang hidung. " Bagaimana cara kita bisa kembali berkumpul dengan yang lain?"

" Hmmm ... aku saja tidak mengerti kenapa bisa ke tempat ini? Bagaimana aku tahu cara keluar dari sini?"

" Ah ... iya juga, ya!"

" Tapi, Jaem ..."

" Apa?"

" Firasatku mengatakan akan terjadi sesuatu yang buruk terhadap teman-temanmu." Entah apa yang aku rasakan kali ini. Intinya, perasaanku benar-benar tidak seperti sebelumnya.

" Ini sangat aneh! Apa kita harus bertemu mereka sebelum malam tiba?" lanjutku.

" Kenapa?"