07

1.2K 289 14
                                    

Mataku seketika terpejam. Detak jantungku bergerak cepat tidak karuan. Badan yang kecil nan rapuh ini mulai melemas. Pikirku kini sedang merambat entah kemana? Menembus ketidakwarasan akal yang tidak pernah terpikir untuk sekalipun melakukannya.

Antara setengah sadar, kugoreskan pisau itu tepat di telapak tanganku. Cairan kental bewarna merah menyala pun mulai mencucur tanpa henti, tepat di tengah-tengah lingkaran yang tergambar di atas kertas tersebut.

" APA YANG KAU LAKUKAN?!" Jaehyun merebut pisau itu dan melemparkannya jauh-jauh.

" Shhhh!" aku menahan merasakan rasa sakit itu.

" K-KAU SUNGGUH GILA!" Jaehyun menatapku tajam.

" DIAM!" bentakku balik menatapnya.

Semua member NCT mematung melihat apa yang aku lakukan.

Entahlah, serasa ada sesuatu yang mendorongku melakukan hal itu. Hal yang tak pernah aku lakukan sebelumnya. Sebatas membayangkannya pun sudah mengerikan bagiku.

Badan ini gemetar hebat, melihat darah yang kini masih menetes mengenai lingkaran yang tergambar tepat di tengah-tengah kertas tersebut. Sebuah lingkaran dengan nama NEO.

Hingga akhirnya, sesuatu perlahan muncul.

Cahaya putih terpancar di depanku, lebih tepatnya berasal dari lingkaran dengan nama NEO itu dan semakin lama semakin besar. Membuat pandangan kami hanya ada warna putih terang. Suara bising kini mulai terdengar, sama seperti yang aku dengar tadi.

" Ahk!" mereka berteriak.

Kepalaku terasa pusing dan berputar-putar, serasa tersedot oleh pusaran angin yang kencang. Cahaya itu semakin lama-semakin membuatku ingin muntah. Begitu juga dengan suara bising yang dikeluarkannya. Badanku terasa ringan seperti terbawa arus sungai dan terhuyung-huyung di udara.

Hingga aku merasa, seolah terjebak di suatu tempat. Sendirian!

° ° °

" Ahk!" Aku terjatuh. Tubuhku lemas dan pandangan mulai kabur.

" Ale!" Seseorang memanggil namaku.

" Kita sampai!"

Apa maksudnya?

" Kita udah pindah dimensi!" ucapnya, lagi.

Kuedarkan pandanganku yang sedikit buram. Menampakkan halaman kota yang luas. Banyak bangunan berdiri megah di sana. Rumah, gedung, dan mobil terdiam tenang di kota tersebut, seakan-akan tak berpenghuni .

Benar, kita sudah berpindah dimesi!

" Aw!" Kurasakan telapak tanganku yang sedikit perih.

" Lukamu parah." Jaemin memegang tanganku. Telapaknya yang besar itu terasa halus dan lembut di tanganku yang kecil.

" Apa yang kau lakukan?" tanyaku, saat melihatnya mulai mengeluarkan selembar sapu tangan bewarna hijau.

Dia hanya diam, hanya fokus pada lukaku.

Kulihat semua member NCT memandangi kami berdua. Raut muka mereka cemas dan bingung.

Tapi, kenapa hanya aku yang tidak baik-baik saja?

" Dasar bodoh!" celoteh Jaemin, dia mulai memasangkan sarung tangannya ke telapak tanganku.

Sementara aku hanya diam dan tertunduk.

" Aw!" aku meringis kesakitan ketika Jaemin mulai mengikat kain itu.

" Tahan!"

" Shhh..."

[✔] 1.0 NEONCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang