[✔] 1.0 NEONCT

09

" Apa sesakit itu? " Aku masih berada di dekat Jaehyun, memastikan jika laki laki itu baik-baik saja.

" Lo pikir gimana? " Nada suara Jaehyun terdengar sangat kesal.

" Ya, kan gue gak ngerasain sakitnya, jadi gatau. "

" Yaudah sini gue pukul lo!" Jaehyun berancang-ancang akan memukulku.

" Eh, eh... gaboleh kasar sama cewe. "

" Oke, sini gue cium! " Jaehyun langsung mendekatkna wajahnya.

" Ih! maksud lo apaan? " Melihat itu, aku cepat-cepat menjauhkan wajahnya dengan telapak tanganku.

" Katanya tadi gaboleh kasar, makanya sini gue cium, kan enak. "

" Ya, gak gitu, anjing. Itu otak lo mesum banget sumpah. "

" Nantangin, sih. "

" Lagian pertanyaan lo tadi ambigu banget."

" Bukan ambigu, otak lo aja yang kotor. "

" idih, sok tau banget. otak lo tuh lebih kotor. "

" nyenyenyenye ... Sana, ah! gue mau tidur. " Jaehyun mendorongku pelan, bermaksud mengusir.

" Kasar amat si bapak. "

Semua member kini sudah mempersiapkan tempat tidur masing-masing. Jangan kira semua berjalan lurus, ya! Untuk urusan tidur saja mereka harus ribut terlebih dahulu.

" Kau tidur di mana, Ale?" tanya Doyoung.

" Emmm ... terserah sih ... yang penting pinggir tembok," jawabku.

" Yaudah, kalau gitu tidur di samping Jaemin aja, ya?"

" Kok Jaemin?" Aku sontak terkejut mendengar apa yang Doyoung katakan.

" Soalnya Jaemin tidur di situ, lihat!" Doyoung mengarahkan telunjuknya. " Disana ada Chenle sama Yangyang, aku yakin mereka gak bakal mau ngalah, tapi kalau Jaemin pasti mau."

" Ahhh ... tapi aku ..."

" Jaemin!" Belum sempat selesai memberi alasa, Doyoung langsung memanggil Jaemin.

" Apa, bang?" Jaemin menghampiri Doyoung.

" Nanti Ale tidur disampingmu, ya? Kasian dia cewek, gak baik tidur dekat jendela."

" Mmmm, oke!"

" Udah sana... " Doyoung mendorongku.

" Iya, makasih." Aku tersenyum paksa.

" Kau sepertinya tidak suka tidur denganku," Jaemin membuka pembicaraan sembari merapikan kasurnya.

Ucapan Jaemin sedikit ambigu menurutku. " Tidur dengamu?"

" Eh, maksudku tidur di sampingku."

" Kata siapa tidak suka?"

" Ya, mungkin saja."

Aku diam.

" Maaf ya, soal tadi. Aku ..."

" Sudahlah, jangan bahas itu lagi. Lupakan saja. "

" Ah, baiklah. "

Doyoung mulai mematikan lampu ruangan dan kini hanya ada penerangan berupa lilin beserta lampu tempel. Suasananya sedikit menyeramkan, tapi tidak terlalu buruk bagiku karena terkesan menjadi lebih nyaman dan damai.

Jujur, aku sedikit merasa kurang tenang tidur bersama mereka. Mengingat fakta kalau mereka adalah laki-laki, aku juga harus selalu waspada, tapi aku yakin member NCT tidak akan melakukan sesuatu yang lebih.

" Jaem!" panggilku.

" Hm?" Jaemin menyahut.

" Maaf ... " ucapku pelan." Aku salah, sudah peluk orang sembarangan tadi."

Jaemin diam.

" Aku tidak sengaja dan aku memang salah, sudah lancang memelukmu."

" Tapi kenapa tadi kau begitu ketakutan?" Jaemin mulai berbalik, membuat posisi kami berdua berdua saling berhadapan.

" A-aku takut, aku trauma."

" Trauma? Maksudnya?"

" Sudahlah! Itu urusanku, tidak penting juga untukmu." Aku berbalik memunggunginya.

Kini diriku mulai berpikir, apa yang menyebabkan masalah ini terjadi? Apakah sistem Neo benar rusak? Tapi sistem apa dan kenapa? Apakah benar ini alasan mengapa nama NCT mendadak lenyap dari memori orang-orang? Tapi bukan hanya orang, melainkan seluruh dunia. Nama NCT kini memang hilang dari dunia dan untuk benda itu--benda apa maksudnya? Apa yang aku aktifkan?

Ah, ini membuatku gila dalam
beberapa waktu terakhir, tapi yang aku mengerti ini bukanlah murni kesalahan mereka. Ini murni karena memang tidak disengaja. Aku yakin itu! Kini tinggal mencari penyebab utama masalah dan menyelesaikannya.

Semoga itu semua bisa selesai secepatnya.

Detik demi detik, menit demi menit pun berlalu. Rasa kantuk kini perlahan datang. Hawa dingin mulai terasa sampai ke pucuk tulang. Mataku kini pelan-pelan terpejam. Menanti hari esok yang lebih baik dari sebelumnya.

Semoga saja!

••••...••••