06

1.2K 286 9
                                    

Angin-angin kecil mulai berdatangan. Aku meregangkan tubuhku sambil memandangi daerah sekitar. Sedikit menenangkan dan menyejukkan. Aku tidak pernah menjumpai tempat seperti ini sebelumnya.

Sangat asing dalam pandangan.

But why, I feel like this has something to do with something that happened in the days before I got stuck here?

Ah better I die young, than die of stress thinking about this problem!

Tes tes tes

Tetesan air bening jatuh dari langit. Kupandang ribuan, bahkan jutaan air itu turun dengan damainya. Langit yang awalnya terang benderang, kini berubah menjadi hitam ke abu-abuan.

Bagaimana bisa secepat itu?

Sinar matahari yang menerangi daerah ini pun hilang, digantikan dengan kabut putih tipis menghalangi pandangan.

Tetesan air bening itu semakin lama semakin banyak dan semakin tidak berjarak.

Indah.

Srettt!!

Seseorang menarik cepat tanganku.

" Kau gila, ya? diluar hujan deras, kenapa masih di situ?" Suara beratnya membuyarkan lamunanku.

Entahlah, setiap hujan turun aku selalu merasa nyawaku terpisah dengan tubuhku begitu saja.

" Aku tidak sadar."

" Cepat masuk!" Dia menyeretku sampai masuk ke dalam sebuah ruangan.

Terlihat semua member NCT tadi sudah berada di sana. Memandang kami berdua yang baru saja memasuki tempat itu.

" Gadis ini sudah gila!" ucap Haechan sinis. " Untung saja bang Jaehyun membawamu masuk. Kalau tidaak, badanmu yang kecil itu sudah tersambar petir."

Benar saja, aku mendengar kilat yang menyambar begitu cepat dan menyeramkan. Rintik hujan pun mulai tak berjarak dan suaranya memenuhi pendengaranku.

Untung saja bajuku belum basah kuyup sepenuhnya.

" Terima kasih."

" Nyawamu sudah hilang atau bagaimana, sih?" Jaehyun memandangku tajam.

Aku hanya diam.

" Udahlah, Untung aja pakaianmu belum basah sepenuhnya!"

" iya. "

Aku segera menghindari Jaehyun dan mencari tempat yang nyaman untuk istirahat. " Aahhh!" Kusandarkan punggungku pada dinding di belakangku.

Sedikit kurasakan hawa dingin menyelimuti tubuh ini. Bagaimana tidak, aku hanya memakai Hoodie dan trining olahraga, sedangkan yang lain memakai jaket tebal. Pantas saja mereka nyaman dan tidak kedinginan.

Sungguh menyebalkan!

" Apa dirimu tidak merasa dingin memakai pakaian seperti itu?" tanya Mark seraya mendatangiku.

" Sedikit." Senyumku terpaksa.

Mark berjalan santai mendekatiku, dekat, dekat, semakin dekat. Hingga wajahnya hanya berjarak beberapa senti dari wajahku. Matanya menatap tajam mataku, sangat dalam dan indah.

" Ini akan sedikit menghilangkan rasa dinginmu." Dia meraih kupluk Hoodieku kemudian memakaikannya ke kepalaku dan mengikatnya.

" Eh?" Wajahku seketika memanas serasa terbakar.

" Kau memikirkan apa?" tanya Mark, kemudian menjauh dari diriku.

" Tidak. " Aku menggeleng cepat.

Bisa-bisanya otak kotorku bekerja di saat seperti ini. Anjing! memalukan.

[✔] 1.0 NEONCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang