8.5

1.1K 282 22
                                    

Ctaakk!

" Eh?"

Aku merasakan sesuatu yang aneh. Terasa sangat ... longgar.

" Anjing!"

Pengait braku lepas.

" Bajingan! Kenapa bisa lepas, sih, ah?"

Dasar, memalukan!

" Eung! Ga nyampe." Aku mencoba mengambil pengait itu, tapi tanganku tidak dapat menjangkaunya.

" Ya tuhan ...ngadi-ngadi emang, nih BH." Dengan susah payah, aku masih berusaha mengaitkannya.

Aku bisa saja memasangnya kembali di kamar mandi, tapi pasti kamar mandi masih penuh dan antri. Kalian tau kan banyaknya orang yang ada disini?

" Eh?" Seseorang menyentuh tanganku dari belakang.

" Biar aku bantu." Suara berat dan halus itu menyambutku. Membuat darahku berdesir hebat melihat sorot matanya.

" Tidak perlu."

Pasti mukaku sudah merah bak udang rebus. Ini 10× lipat lebih memalukan dari pada berdiri 1 jam di depan kelas.

" Apa kau akan membiarkannya seperti ini? Di sini banyak laki-laki."

" A-aku bisa sendiri." aku terus mencoba mengaitkan bra itu, karena aku tidak ingin jika Jaemin yang memasangkannya.

Dasar, bra sialan!

" Balik badan!" Jaemin menyuruhku.

" Ha?!"

" Balik badan!"

" K-kenapa?".

" Ck!" Tanpa aba-aba Jaemin langsung membalikkan badanku hingga kini posisi badanku membelakanginya.

" Kau ini aneh."

" Apa?"

" Angkat bajumu!"

" I-iya!"

Jujur, aku terpaksa melakukannya.

Mengingat kembali kalau Jaemin seorang laki-laki, sedikit membuatku takut dan ngeri. Dia juga bisa melakukan hal apapun di tempat sepi seperti ini, kan?

" Jangan khawatir! Aku tidak akan tertarik dengan badanmu," ucap Jaemin yang seolah bisa mengerti apa yang aku pikirkan.

Darahku terasa panas dingin kali ini. Merasakan kulit tangannya yang lentik mulai menyentuh punggungku dan mulai memasangkan pengait Braku. Mencoba tenang dan biasa saja agar terlihat lebih alami.

Aku memejamkan mata, ditemani dengan angin yang bergerak cukup pelan, membuat anak rambutku mengikuti alurnya. Sangat tenang dan damai suasana malam ini. Hanya ada aku dan Jaemin di belakang, melakukan sesuatu yang sungguh sangat memalukan.

" No berapa?"

" 2."

Kini dia perlahan mulai memasangkan pengait demi pengait, membuat jantungku bergerak sangat cepat. Tidak ada suara sama sekali di sini, sangat hening dengan gemerlapan cahaya ekor kunang-kunang.

[✔] 1.0 NEONCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang