18 [✔]

1K 249 9
                                    

Tittt....tittt...tit....

Suara mesin kembali terdengar, menandakan bahwa misi kita telah selesai. Semua sudah berakhir sampai di sini. Hampir 2 menit kami melakukan misi tersebut. Akhirnya dengan perlahan, aku melepaskan pangutan itu secara terpaksa. Taeyong kini menempelkan keningnya di keningku, membuat kening kita berdua saling bersentuhan, begitu juga dengan hidung kita.

Tidak adanya jarak, membuatku mengambil nafas sedalam-dalamnya, dengan mata yang tertuju pada sang puan yang tengah tersenyum smirk. Bukannya terlihat menakutkan, malah terkesan manis. Sungguh! Melihatnya melakukan hal demikian, selama beberapa detik aku kehilangan kewarasan sebagai seorang perempuan. Otak kecil yang ternodai ini tidak mampu lagi berpikir logis. Ciuman serta senyuman Taeyong membuatku serasa ingin hanyut ditelan bumi, hilang terbawa badai dan terjedot pohon mangga bu Innah, tetangga samping rumah.

" Apa seperti itu?" tanya Taeyong serak.

Sementara aku hanya mengangguk kecil, tetap dengan menatap sorot tajam matanya. Setelahnya, Taeyong malah tertawa kecil melihat reaksi yang aku berikan.

" Kenapa?" tanyaku dengan sedikit memberi jarak.

Bukannya memberi jawaban, lelaki itu malah menarik sudut bibirnya hingga membentuk lengkungan manis andalannya. Beberapa detik kemudian, Taeyong malah mengeratkan pelukannya dengan menarik pinggulku lebih dekat.

" Dirimu sangat amatiran," ucapnya sayu, sembari mengecup sekilas bibirku. Sedikit tersentak melihat perlakuannya itu, tidak sama sekali membuatku marah.

" Terima kasih, Ale! kau telah menuntaskan misi-misimu sampai disini." Mendengar suara itu kembali, membuatku melepaskan pelukkan Taeyong dan mengikis jarak di antara kami berdua.

Kotak besar yang mengurungku dan Taeyong kini memudar seperti debu tertiup angin. Terlihat para member yang lain berlari menuju arah kami berdua dengan tatapan khawatir.

" Taeyong, lo gapapa?" tanya Doyoung.

" Jangan khawatir!" jawab Taeyong.

" Kalian ngapain ada di dalam tadi?"

Taeyong melirikku sekilas, kemudian terkekeh kecil. " End mission."

" Portal dimensi ruang dan waktu akan dibuka. Nama NCT pun akan kembali pada dunia. Memori para manusia juga akan dipulihkan guna mengingat nama NCT yang mendadak hilang." Sudut bibirku mengembang.

Akhirnya, perjuanganku tidak sia-sia.

" Kalian semua akan dikembalikan ke tempat asal masing-masing. Ale di Indonesia dan sisanya di Korea." Sedikit terbesit rasa kecewa dan ketidakrelaan dalam diriku. Waktu demi waktu yang kami lalui bersama, akan usai sebentar lagi. Momen yang kita bagi akan hilang layaknya debu dan angin.

" Setelah keluar dari dimensi ini, ingatan kalian otomatis akan hilang. Memori tentang adanya Ale dan dunia ini akan dihapus, begitu pun sebaliknya. Itu semua demi keseimbangan sistem Neo." Baru kali ini aku merasakan artinya patah hati yang sesungguhnya.

Ingatan demi ingatan yang aku rangkai bersama mereka terpaksa dihapus. Meski aku juga tidak ingin ada di dunia ini, tetap saja! Aku sangat menginginkan ada di sisi para bujang-bujangku.

Air mataku perlahan menetes, bersamaan dengan dibukanya gerbang dimensi ruang dan waktu. Akhirnya, masa di mana aku harus berpisah pun tiba. Jiwa egoisku seakan menolak untuk melakukan ini semua, berharap mereka akan selalu bersamaku di hari-hari berikutnya tanpa melupakan waktu di mana aku dan mereka merajut kenangan di dunia ini.

Isakku tidak dapat lagi tertahan, ingus serta air mata bercampur menjadi satu. Bagaikan dihempas gelombang dan dilemparkan angin, itulah yang aku rasakan sekarang.

[✔] 1.0 NEONCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang