30. Tiga Puluh

22.8K 1.9K 243
                                    

Hmm, siapa nih yang minta double up ? Seneng gak nih aku up lagi hari ini 🤗

Happy Reading all 👌🤗

🌸🌸🌸🌸

Kevin singgah sebentar ke kedai kopi. Dari pagi sampai sore sama sekali gak istirahat. Proyeknya memang memakan waktu banyak. Tadinya perkiraan hanya satu Minggu saja di Surabaya. Ternyata ada kemunduran waktu jadi dua Minggu.

Kevin menyesap kopinya perlahan, menikmati rasanya. Kevin bukan pecinta kopi seperti orang pada umumnya. Bukan berarti gak suka, tapi jarang aja. Gak terlalu suka banget.

"Bapak sendirian aja?" Lagi-lagi Kevin memutar bola matanya jengah. Selalu saja ngintilin ke mana Kevin pergi.

Sepertinya April pantang menyerah untuk mendekati rekan kerjanya ini.

"Bapak suka kopi juga? Kalau gitu sama, saya juga suka banget loh." April masih tetap mengajaknya ngobrol.

"Saya gak suka." Bless, jleb banget jawaban Kevin.

April jadi kikuk sendiri, baru pertama kali cari perhatian ke cowok yang ditemuinya.

"Ohh, emmm. Bapak udah punya pacar?" tanyanya penasaran.

April makin gencar ya mendekati Kevin rupanya. Tadi April mencari tahu semua tentang Kevin di sosial medianya, dan melihat ada foto cewek yang masih terbilang muda.

April mengira itu adiknya Kevin. Padahal kan itu Abel, pacarnya Kevin.

"Sudah," jawab Kevin ketus.

Jawaban Kevin membuat April tercengang. Harapannya pupus ternyata. April gak akan diam, dia akan terus deketin Kevin bagaimana pun caranya. Persetan dengan dia yang udah punya pacar.

"Hmm kerja di mana?" Sepertinya April masih ingin menggali tentang pacar rekan kerjanya.

Kevin tidak menjawabnya, dia malah pergi dari kedai ini. Baginya, tidak penting. Apalagi sama orang yang baru kenal.

April menatap punggung Kevin kesal. "Gila, ini orang emang susah. Biasanya sekali tepak gua langsung dapet. Lihat aja apa pun caranya akan gua lakuin." April tersenyum miring. Dia memikirkan bagaimana caranya untuk mendapatkan Kevin.

Jika bagi Kevin dua Minggu di Surabaya adalah kesialan. Maka bagi April adalah keberuntungan. Dia bisa lebih matang merencanakan sesuatu nanti.

April hanya seorang pegawai kantor kepercayaan bosnya. Bisa dibilang tangan kanan, karena atasannya ada urusan mendesak tidak bisa hadir. Jadinya April yang menggantikan.

Kevin itu kaya raya, ganteng lagi. Jelas, itu tipe April banget. April selalu bisa menaklukkan hati mangsanya hanya untuk sekedar morotin uangnya saja.

April selalu mengandalkan tubuhnya yang seksi untuk menggoda mangsanya. Sekali tepuk langsung dapat. Uang ngalir terus ke rekeningnya.

Sekarang Kevin sudah di kamar hotelnya lagi. Kevin fokus menatap ponselnya, mau telepon Abel pastinya gak bakal diangkat lagi. Dari kemarin berkali-kali menelepon Abel tapi selalu ditolak.

Kevin menatap arlojinya yang masih menunjukkan pukul 21.00 malam, dan Kevin memutuskan untuk keluar mencari angin.

Di perjalanan, Kevin melihat ada orang yang lagi diganggu sama preman. Tentu saja Kevin menolongnya.

Bugh ...! Bugh ...! Bugh ...!

Kevin, membogem para preman, dan mereka kalah lalu langsung pergi.

Kevin menolong wanita itu dan terkejut, ternyata yang diganggu tadi April.

"Gapapa Bu?" tanya Kevin sedikit khawatir.

Abang Tetangga !! [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang