41. Empat Puluh Satu

20K 1.8K 133
                                    

Halooo gimana nih kabarnya? Semoga baik-baik aja ya.

Siapa nih yang senang aku double up loh. Khusus buat kalian doang 😍😍

Tetap dukung ceritaku ini ya ❤️😍

Vote terus pokoknya hehe. Buat yang gak pernah vote, ayo dong buka hati kalian wkwkw.

Terimakasih
Selamat Membaca kisah Kevin dan Abel 🤗

🌸🌸🌸🌸

"Bel, bukannya sekarang libur, kamu mau ke mana? Pagi-pagi gini udah rapi?" tanya Kevin yang heran melihat Abel rapi.

Abel diam, dia bingun mau jawab apa. Hari ini mumpung libur dan dia mau kerja dari pagi.

"Mau belajar kelompok." Bohongnya terus menerus.

"Sejak kapan kamu demen rajin belajar gini?"

"Ya, kan mau ujian kelulusan Abang. Otak Abel ini pas-pasan."

"Enggak boleh!"

"Kok larang sih."

"Belajar sama aku aja di sini. Ngapain sih punya pacar pinter tapi gak kamu manfaatin," ucapnya menyombongkan diri.

Kalau sudah begini Abel bingung mau bohong apalagi. Kevin sudah pasti tidak akan mengizinkannya keluar.  Ah, andai saja bukan orang tua Kevin yang meminta Abel tinggal di sini. Pasti sudah bebas deh rasanya.

"Kelamaan, udah ayo." Kevin yang gak sabaran langsung menarik tangan Abel untuk duduk di karpet.

Diam-diam Abel membuka ponselnya dan mengirim pesan ke teman kerjanya dan juga Rian. Kalau Abel hari ini gak bisa kerja dulu.

"Bagian mana yang gak kamu ngerti?" tanyanya begitu lembut sambil membuka buku punya Abel.

Abel tidak menjawabnya, yang ada dia malah menampung kedua tangannya di dagu sambil mengolengkan kepalanya ke kiri menatap wajah Kevin dari dekat.

"Jangan marah-marah terus nanti Abel sedih," kata Abel begitu manja.

Kevin menoleh dan mengernyitkan dahinya. "Apaan sih kamu, udah ayo belajar."

"Ish, gak romantis dasar!" decaknya sebal. Lalu merebut bukunya dari Kevin.

Kevin yang tahu gadisnya lagi ngambek, ngerajuk gini tertawa. Baginya wajah Abel yang lagi ngambek gini lucu banget. Apalagi jika menggembungkan kedua pipinya.

"Gak usah ketawa gak jelas!" Tuh, kan Kevin kena omel lagi sama Abel.

"Kamu PMS?"

"Kenapa emangnya?"

"Pantes," jawab Kevin.

"Pantes galak banget." Lanjutnya lagi membuat Abel tambah kesal.

"Ih Abang nyebelin banget sih!" Abel memukul-mukul Kevin menggunakan bukunya.

"Awh, sakit sayang." Kevin mengangkat tangannya ke depan. Menahan serangan maut lagi dari gadisnya ini.

Sekarang posisi mereka sudah berubah. Kevin tiduran di atas pahanya Abel sambil mainin ponselnya. Sedangkan Abel membaca bukunya sambil satu tangan lagi mengusap-ngusap rambut Kevin yang udah panjang banget.

"Abang kok rambutnya gak dicukur sih."

"Hmm, yaudah nanti habis ini temenin aku ke barber shop ya."

"Tapi pulangnya beli es krim ya."

"Bocah banget sih es krim mulu."

"Yeu biarinnn, yaudah sana cari aja pacar yang dewasa. Jangan bocah kayak aku."

Abang Tetangga !! [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang