19. Bagian Sembilan Belas

26.4K 2.5K 391
                                    

Seperti rencananya semalam. Abel akan dijemput Rian di depan rumahnya. Dia sengaja menyuruh Rian datang tepat pukul 06.45 pagi. Karena di jam segini. Kevin akan keluar dari rumahnya dan berangkat ke kantor.

Mari kita lihat siapa yang lebih unggul. Bibir Abel tak henti-hentinya tersenyum remeh. Dia gak sabar, bagaimana lihat reaksi Kevin. Kalau Kevin benar-benar sayang dan cinta samanya. Pasti Kevin akan cemburu bukan?

"Mah, Pah, Abel berangkat ya." Abel berpamitan pada kedua orang tuanya.

Karena, Rian yang barusan mengiriminya pesan kalau dia udah sampai di depan rumahnya.

Perfect sekali,  Abel keluar, Kevin juga keluar.

Hmm, mari kita mulai.

"Hai Rian," panggil Abel bersemangat jangan lupakan senyumannya yang sengaja dilebarkan.

Kevin di sebrang sana, membulatkan matanya. Itu, Abel. Kenapa dia tidak menyapanya? Biasanya juga gitu, kan? Dan, alis Kevin berkerut saat melihat Rian yang ada di depan rumahnya.

Boleh, juga keren dia. Pakai motor gede gitu. Kevin sengaja memperhatikan mereka berdua secara intens.

Dan, dadanya terasa nyeri saat melihat bagaimana keakraban mereka berdua.

Tunggu dulu, ini Kevin dicuekin Abel gitu? Kevin kembang kempis, gimana nggak coba. Sekarang di hadapannya. Abel lagi bercanda mesra gitu sama Rian. Heh, apa-apaan mana segala makein Abel helm lagi.

Mana ada orang mesraan di depan pacarnya. Ini ceritanya, Kevin lagi lihat live perselingkuhan pacarnya nih pagi-pagi gini.

Abel tersenyum dalam hati saat melihat bagaimana respon Kevin. Walaupun gak berucap sih. Abel paham dari tatapannya Kevin.

"Halo, Pak. Kita duluan ya," ucap Abel santai tanpa embelan abang seperti biasanya.

"Eh, Bapak. Duluan Pak." Rian ikutan menyapa Kevin. Biar bagaimanapun Kevin adalah ketua yayasan dari sekolahnya jadi harus sopan.

Kevin tidak memperdulikan ucapan Rian. Yang dia pedulikan hanyalah ucapan Abel barusan.

Maksudnya apa? Kenapa ngomong seperti itu? Dan, juga mengapa bisa santai seperti tadi.

Cemburu? Wajar, bukan? Kevin, kan pacarnya. Yang dilihatnya barusan adalah pacarnya, si Abel yang mesra-mesraan di depannya langsung.

Bisa bayangin gak? Gimana gak geramnya Kevin saat ini. Masalah kemarin belum selesai, ini ditambah lagi. Maunya Abel apa sih? Kenapa gak minta antarin dia aja ke sekolah. Bukannya tiap hari Abel selalu udah mejeng di rumahnya buat berangkat bareng ke sekolah?

"Mau kamu apa sih Bel?" tanya Kevin tak habis pikir dengan jalan pikiran pacar labilnya itu.

Bohong, kalau Kevin gak marah. Jelaslah marah. Cowok mana yang gak bakal cemburu coba? Oh, baiklah bisa dikatakan kalau sekarang Kevin udah terlanjur jatuh dalam ke dunia Abel.

Kevin langsung memasuki mobilnya berangkat ke kantor. Berdiam diri di sini bisa membuatnya tambah kesal. Lebih baik ke kantor aja dulu. Masalah ini bisa diurus nanti. Kevin, janji akan menyelesaikan masalah saat ini juga.

Sampai di ruangannya, Kevin melempar tas kerjanya ke sofa. Lalu duduk. Melonggarkan dasinya sedikit.

Lalu dia membuka ponselnya. Di sana di status WA miliknya menampilkan SW Abel yang memposting dirinya bersama Rian. Mana mesra gitu saling senyum.

Mata Kevin kembali tersulut emosi. Ini gak bisa dibiarkan. Kevin itu tipe pencemburuan orangnya. Jadi wajar kalau dia kayak gini. Sepertinya Abel belum tahu jelas, bagaimana sifat Kevin aslinya jika sedang marah dan cemburu.

Abang Tetangga !! [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang