Hati Abel dari tadi rasanya gak enak ketar-ketir. Kerjaannya mondar-mandir di dalam kamar sambil merhatiin jendela kamar Kevin yang berhadapan dengan kamarnya.
Gak tahu pokoknya hari ini nano-nano banget perasaannya.
Ponsel Abel berbunyi ada panggilan masuk dari Kalila.
Bel, tolong ke rumah dong
Kevin sakit, kita lagi ke Malang
Gak di rumah.Hah? Yaudah Kak aku langsung ke sana.
Tanpa ba-bi-bu lagi Abel langsung pergi ke ke rumahnya Kevin. Pantas aja perasaannya gak enak tahunya Kevin sakit.
"Abang sakit?" teriak Abel kencang yang baru membuka pintu kamar Kevin.
Kevin membuka matanya perlahan, keningnya berkerut, tadi dia nyuruh dokter ke sini kenapa malah bocah tengil yang datang.
Abel mendekat dan menyentuh dahi Kevin. "Panas, banget. Sebentar aku ambil kompresan." Abel panik bukan main lagi. Dia langsung ke bawah ambil wadah air kompresan.
"Kok bisa sakit sih. Abel jadi sedih gak tega lihatnya. Abang tunggu bentar lagi ya. Aku mau bikin bubur dulu." Abel turun lagi ke dapur untuk membuatkan bubur.
Kevin hatinya tersentuh kembali. Abel, bocah yang sering disakitinnya itu malah selalu baik gak pernah marah. Pernah sih, tapi habis itu adem lagi.
Abel udah datang, dan langsung menyuapi Kevin makan dengan bubur.
"Pahit," katanya setelah satu sendok bubur tertelan.
"Kan, emang lagi sakit Bang. Makan ya, lagi?"
Kevin menggeleng dan menolak suapannya lagi.
"Abel harus apa dong. Kalau Abang gak mau makan?" tanya Abel pelan yang udah pasrah.
Emang Kevin tuh kalau sakit rewel banget disuruh makan gitu juga.
"Yaudah gapapa saya paksain aja. Kamu udah capek-capek masak buat saya," kata Kevin pelan.
Abel tersenyum. "Nah gitu dong. Gapapa kok Bang. Itung-itung Abel latihan jadi istri yang baik buat Abang."
Dasar Abel, Kevin lagi sakit gini masih sempat-sempatnya ngebucin yah.
Begitu cekatan, Abel menyuapi Kevin hingga habis tak tersisa. "Sekarang, Abang minum obat dulu ya. Habis itu tidur lagi." Abel memberikan obatnya ke Kevin.
"Makasih, Bel," ucap Kevin tulus dari hati sambil tersenyum simpul.
Jantung Abel berdebar! Demi apa Kevin senyum saat ini? Ini gak salah lihatkan?
"Abang senyum ke Abel?" tanyanya begitu polos.
Kevin tidak menjawabnya, yang ada malah senyum lagi ke Abel dan langsung memejamkan matanya kembali tidur.
What? Gila demi apa ini Abel disenyumin dua kali!
"Ah, Mamah Papah. Abel disenyumin sama Bang Kevin dua kali!" teriak Abel histeris masih di kamar Kevin. Gak ingat malu pokoknya kalau udah kesemsem gini Abel.
Sedangkan Kevin yang masih belum tidur walau mata terpejam hanya bisa terkekeh di balik selimut tebalnya.
🌸🌸🌸
Badan Kevin pagi ini udah segar kembali. Berkat dirawat Abel seharian kemarin.
Kevin gak habis pikir, bocah sebar-bar itu dan ceroboh bisa cekatan juga. Bisa ngerawatnya di saat sakit kayak kemarin.
"Eh, kamu Vin. Sini masuk," kata mamahnya Abel.
"Abel ada Tante?"
"Ada, oh itu dia." Tunjuknya saat melihat Abel turun dari tangga.
Abel menautkan keningnya bingung. Ada apa pujaan hatinya datang pagi-pagi gini gak kayak biasanya.
"Loh Abang udah sembuh?" tanya Abel khawatir dan langsung mengecek kembali suhu tubuh Kevin.
Kevin, tidak menolaknya. Dia membiarkan Abel menyentuh dahinya.
"Udah mendingan sih. Tapikan, diam aja dulu di rumah Bang. Jangan ke mana-mana. Pemulihan dulu," kata Abel cerewet pagi ini.
Kevin kembali tersenyum. "Kamu ini. Saya udah sembuh kok. Tenang aja. Ini juga berkat kamu udah ngerawat saya," katanya sambil mengusap kepala Abel.
Sontak saja membuat Abel tegang dan berdebar kembali. Ini kenapa sih Kevin jadi lembut gini? Itu kemarin sakit beneran apa kesurupan ya bisa berubah lembut gini.
"Abang sehat?" tanyanya kembali menyentuh dahi Kevin. "Ini siapa yang di dalam Abang. Keluar gak hey. Keluar dari tubuh Bang Kevin." Lanjutnya mengguncang - guncangkan bahu Kevin.
"Saya gak kerasukan kok. Ini saya Bel."
"Tapi, kok beda sih?"
"Ya emangnya gak boleh? Bukannya kamu senang saya baik lembut gini?" tanya Kevin mendekat ke wajah Abel yang seperti ingin menciumnya.
Abel langsung mundur dan mendorong bahu Kevin. "Jangan cium Abel tolong!" pekik Abel udah ketakutan.
"Hahah siapa yang mau cium kamu. Geer, udah yuk. Berangkat bareng saya." Tanpa pikir panjang lagi. Kevin langsung menarik tangan Abel untuk masuk ke dalam mobilnya.
Abel cuma bisa diam dan bingung. Masih mencerna semuanya. Semoga ini nyata bukan mimpi.
Senang banget pokoknya Abel, kalau Kevin berubah gini.
Sampai di kelas Abel masih belum bisa berhenti memikirkan Kevin yang terlihat manis tidak seperti biasanya. Dan tumben-tumbenan juga mengajaknya berangkat bareng. Biasanya mana mau dia.
"Heh, elo kenapa sih Bel. Senyam-senyum mulu akhir-akhir ini?" tanya Rea penasaran.
"Pokoknya gua senang banget hari ini tahu gak. Doi jadi lembut gini sama gua. Bayangin Re, Qis, Bang Kevin kemarin senyumin gua dua kali. Terus tadi pagi gak ada angin gak ada hujan dia ke rumah gua samperin gua buat ngajak berangkat bareng. Gimana gua gak seneng coba ahhh. Penantian gua gak sia-sia juga." Abel bercerita senang ke mereka berdua.
"Heh, tuyul jangan senang dulu. Cowok emang gitu, ibarat kata dia kayak balas budi. Elo kan kemarin ngerawat dia," kata Samudra yang tiba-tiba muncul malah membuat jatuh harapan Abel.
"Iya tuh benar. Jangan baper dulu Bel," sahut Gilang ikut-ikutan.
"Eh lo pada berdua. Sahabatnya lagi kesenangan malah diginiin bukannya dibantu dukung. Udah yuk cabut Bel. Itu anak dua gak ada otak emang." Bilqis langsung menarik Abel ke kantin. Daripada di kelas dengarin omongan Samudra dan Gilang yang gak berfaedah.
Tapi kalau dipikir lagi. Emang benar sih. Bisa jadi omongan dua sahabat cowoknya bisa aja benar. Kevin, kan selama ini sikapnya kasar ke Abel jadi aneh aja gitu. Kalau tiba-tiba berubah gini.
"Udah Bel, jangan ngelamun. Gua tahu apa yang dipikirkan elo. Positif thinking aja. Yok pepet terus Abang tetangganya haha." Rea mencairkan suasana. Memberikan semangat dan dukungan penuh ke Abel.
"Uhh, sayang kalian." Abel memeluk kedua sahabatnya karena dia berada di tengah-tengah Rea dan Bilqis.
Di kantor Kevin gak berhenti tersenyum mengingat bagaimana kemarin Abel yang penuh perhatian merawat dirinya.
"Makin ke sini dilihat-lihat Abel emang baik gak seburuk apa yang gua lihat. Tapi, masa iya gua sama bocah beda umur jauh. Apa kata orang. Kalau gua pacaran sama anak SMA. Dikira pedofil lagi gua nanti yang ada," gumam Kevin sambil memainkan pulpennya.
🌸🌸🌸🌸
01, Desember 2020
Halo selamat malam 🤗
Aduh lama banget kayaknya gak up ya heheh.Kevin udah ada tanda-tanda nih keknya.
Yok mana timnya Kevin ?
Ada bagusnya juga ya Kevin sakit bund hehe.
Terimakasih sudah membaca 🤗
Jangan lupa vote comment 👌See you di next part ❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang Tetangga !! [SUDAH TERBIT]
Fanfiction(Untuk pemesanan novel Abang Tetangga bisa langsung menghubungi Instagram penerbitan @lokamediacab_bekasi) Cewek ngejar cowok? Kenapa engga? Seperti sebuah tantangan untuk gadis bernama Abel. Abelia Ralinsyah namanya. Abel sudah lama mengejar cint...