43. Empat Puluh Tiga

18.7K 1.9K 268
                                    

Minggu pagi pun tiba, malam nanti adalah malam pertunangan Kevin dan Abel. Tidak banyak mengundang sanak saudara. Hanya keluarga inti saja, maunya Kevin dan Abel seperti itu.

"Pih, Abel izin mau pergi dulu sebentar."

Abel terburu-buru karena ini sudah telah dua puluh menit. Janjinya jam tujuh pagi dia akan ke restoran untuk kerja paruh waktu dulu.

"Mau ke mana?" Bukan Pras yang bertanya, melainkan Kevin yang baru saja menyusul ikut turun ke bawah. 

"Mau ke rumah Rea ada perlu."

"Ayo, aku anter." Kevin sudah siap mengambil kunci mobil, tapi Abel kan menahan dan menolaknya.

"Gak usah, kan Abang hari ini katanya mau ada perlu juga sama temen. Jadinya mending Abang cepetan aja. Takut nungguin kan gak enak."

"Oh iya sih bener juga sayang, yaudah kamu hati-hati ya." Kevin mengacak rambut Abel dan tersenyum.

Abel langsung menaiki taksi yang dipesannya tadi. Dalam hatinya mengucap rasa syukur karena selamat dari Kevin.

Kevin juga langsung pergi menemui janjinya. Ternyata Kevin menemui Natasya, mantannya waktu itu, dan yang lebih parahnya lagi mereka janjian di restoran tempat Abel bekerja.

Bisa gawat Abel kalau ketahuan sama Kevin. Abel masih di dapur, dia belum mengantarkan makanan ke meja-meja customer.

"Aku minta maaf, sebelumnya. Gak seharusnya aku menuntut kamu balik setelah apa yang aku lakukan selama ini." Sungguh Natasya begitu menyesalinya saat ini.

"Its oke. Aku seneng kalau kamu menyadarinya."

"Boleh aku peluk kamu untuk terakhir kalinya? Lusa aku berangkat ke luar lagi dan gak akan balik lagi ke Indonesia."

Kevin merentangkan tangannya dan langsung memeluk tubuh Natasya. Walau bagaimana pun mereka pernah ada. Mereka pernah saling mencinta. Saling menaruh harap.

Tak disangka, pelayan restoran yang mengantarkan makanan ke meja mereka adalah Abel sendiri.

Mereka berdua sama-sama terkejut. Abel yang kaget karena Kevin memeluk wanita lain. Kevin yang kaget juga melihat Abel memakai baju pelayan.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Kevin langsung dan melepaskan pelukannya.

"Abang juga ngapain meluk cewek itu?"

"Gak usah mengalihkan pembicaraan Abel."

"Abang juga!" Abel ikut emosi juga jadinya. Cemburu dong tentunya dia.

Kemudian ada Rian juga yang tiba-tiba menghampiri Abel.

"Bel, ada pesanan lagi tuh di dal--" Ucapannya terpotong saat baru sadar ada Kevin juga di sini.

Kevin, Abel dan Rian saling melirik satu sama lain. Sedangkan Natasya seperti orang kebingungan yang tidak tahu apa-apa.

"Oh jadi kamu kerja di sini? Ini alasan kamu sering pulang telat? Bilangnya belajar kelompok lah. Tahunya malah kerja." Kevin langsung menyimpulkan sendiri.

"Maafin Ab--"

"Aku kecewa sama kamu. Kamu gak jujur, kamu gak percaya aku. Kamu nutupin semuanya dari aku." Setelah mengatakan itu, Kevin langsung pergi meninggalkannya.

Natasya dibuat bingung kembali. "Hmm, sepertinya kamu salah paham. Aku cuma temen SMA nya aja kok." Bukannya menanggapi Natasya, Abel hanya meliriknya saja.

"Rian, sorry. Gua kayaknya hari ini gak bisa lanjut lagi. Gua mau kejar Bang Kevin ya." Tanpa menunggu jawaban dari Rian, Abel segera menyusul Kevin.

Abang Tetangga !! [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang