13. Bagian Tiga Belas

29.4K 2.7K 141
                                    

Pantat Abel mendarat sempurna di jok mobil Kevin. Gila, sadis banget Kevin main asal lempar Abel gitu aja. Dikira barang apa ya.

"Awh, pelan-pelan dong Bang! Sakit tahu." Abel mendengus sebal.

Udah tadi habis jatuh, terus sekarang main asal dilempar kayak karung aja lagi. Benar-benar gak berkeprimanusiaan banget nih orang.

Bukannya meminta maaf, Kevin malah menatap Abel begitu tajam dan langsung melajukan mobilnya kencang.

"Abang mau bunuh Abel secara perlahan ya?!" tanya Abel sengit.

"Kalau bisa sih ya untung," jawab Kevin cuek, asal.

"Ih, Abang kok jahat banget sih sama Abel." Abel langsung mencubit dan memukul-mukul tubuh Kevin.

"Diam Bel, kalau kamu terus mukul dan nyubitin saya. Kita bisa nabrak loh."

Abel, langsung berhenti dan membuang mukanya ke samping. Kevin tak lagi kencang mengendarai mobil. Sudah normal lagi.

Kevin menoleh ke samping. Melihat wajah Abel yang cemberut gitu sambil mengerucutkan bibirnya. Terlihat lucu. "Kok, lucu sih dia kalau lagi ngambek gini," batin Kevin tak sadar.

Sedetik kemudian Kevin langsung menggelengkan wajahnya. Gak benar ini. Otak dan hatinya semakin gak jelas. "Sadar, Vin. Sadar dia bocah tengil. Jangan sampai lo, kemakan omongan sendiri," batin Kevin memperingatinya.

Sampai di rumah, Abel langsung mandi dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. Capek banget hari ini. Mana besok sekolah terus  pelajarannya banyak banget.

Sedangkan Kevin di dalam kamarnya lagi bengong berdiri di balkon kamarnya. Yang langsung menghadap ke balkon kamar Abel juga.

Kevin memperhatikan kamar Abel yang lampunya sudah dimatikan. "Bisa-bisanya gua mikirin dia kayak gini," gumam Kevin sambil menatap kamar Abel.

"Please, gua sama dia beda umur jauh. Dia bukan tipe gua juga, gak beres ini otak gua." Kevin langsung masuk ke kamarnya dan mengambil kunci mobil.

Sekarang Kevin udah ada di apartemen Bimo. Tadi Bimo udah tidur tapi digedor-gedor apartemennya sama Kevin. Padahal ada bel. Emang dasar Kevin tukang ganggu tidur Bimo kebiasaan.

"Ck, ganggu aja loh. Nih minum, ada apa mau cerita?" Bimo udah tahu kalau Kevin kayak gini pasti ada sesuatu.

Kevin masih diam, belum mau cerita membuat Bimo kesal sendirian.

"Dahlah, gua ngantuk abis lembur kerja tahu gak. Lo, kalau mau tidur di kamar biasa aja gih. Gua tidur duluan," ucap Bimo menepuk bahu Kevin.

Kevin hanya mengangguk saja tak ada niatan menjawab. Kevin melepaskan jaketnya dan menelentangkan kedua tangannya di sofa.

"Lama-lama gua bisa gila kalau kayak gini." Kevin memijit pelipisnya pusing.

Kevin membuka ponselnya, membuka DM Instagram. Di sana banyak sekali DM dari Abel yang satu pun gak pernah dibalasnya sama sekali.

Jangankan dibalas, dibaca aja gak pernah. Entah dorongan dari mana, Kevin mulai membaca deretan pesan dari Abel. Dari atas sampai bawah.

Kevin terkekeh saat membaca pesan dari Abel. 

Abang itu ganteng, tapi sayang jutek.
Gantengnya jadi ilang deh. Anehnya Abel tetap suka dan cinta sama Abang. Abang jutek aja aku cinta, apalagi nggk. Udah pasti Abel tambah cinta sama Abang Kevin ❤️

Jantung Kevin langsung berdebar, saat membaca pesan ini. Fix, ini Kevin udah masuk ke jebakan dirinya sendiri.

Terus, habis buka DM langsung beralih ke profil Instagram milik Abel. Followers lumayan banyak, tapi masih banyakan Kevin dibanding Abel.

Kevin kembali tersenyum saat melihat postingan foto Abel yang menurutnya imut dan manis. "Coba aja kalau sikapnya kalem kayak di foto ini," gumam Kevin sambil memperbesar postingannya.

🌸🌸🌸🌸

Setelah sarapan selesai, Abel langsung pamitan ke orang tuanya untuk berangkat sekolah.

"Papah antar ya, Bel." Papah Abel udah mau ambil kunci mobil tapi ditahan sama Abel.

"Gak usah Pah. Abel berangkat sama Bang Kevin aja. Dah, Papah, Mamah." Abel dengan cepat menyalimi kedua orang tuanya dan langsung ngacir ke tetangga depan.

Tepat sekali, Abel keluar. Kevin keluar juga dari rumahnya. Abel langsung ngejar Kevin biar gak keduluan.

"Abang tunggu, Abel ikut!" Abel langsung membuka pintu mobilnya dan duduk manis.

Kevin berdecak sebal, kebiasaan banget emang ini bocah.

"Turun Bel, saya mau ke kantor!" perintah Kevin tegas.

"Sekalian mampir ke sekolah, Bang." Dengan santainya Abel memasang seatbelt.

Kevin, menghela napas. Oke, untuk kali ini Kevin mengalah kembali. Malas ribut sama Abel yang gak bakal ada ujungnya.

Abel tersenyum karena Kevin tidak menolaknya pagi ini. "Nah gitu dong Bang. Kan, tambah ganteng kalau baik gini hehe," kata Abel tersenyum manis ke arah Kevin.

Kevin menajamkan matanya sambil menggertak. "Gak usah geer!"

Jleb, Abel kembali cemberut lagi. Gak bisa apa ya, Kevin lembut dikit gitu pagi ini bikin hati Abel senang ih.

"Galak amat sih Bang. Bikin hati Abel senang dikit napa pagi ini." Abel menggerutu kesal.

"Kamu mau dilembutin kayak apa? Hmm??" Kevin mendekatkan bibirnya di telinga Abel. Sontak saja membuat Abel tersentak.

Abel reflek langsung mendorong Kevin menjauh darinya. Untung lagi lampu merah. Kalau enggak melayang nih nyawa.

"Jadi kamu maunya apa Bel? Saya bersikap lembut terus sama kamu hmmm?" Lagi-lagi Kevin mendekatkan dirinya ke Abel.

Abel jadi merinding kalau gini suasananya. "Abang, tuh lampu merah udah berhenti," kata Abel mengalihkan semuanya.

Untung, selamat Abel dari suasana mencekam kayak gini. Abel kalau gini bawaannya gemetaran kalau Kevin kayak tadi. Jantungnya gak kuat. Malah salah tingkah gini.

Sampai di sekolah, Abel senyam-senyum membayangkan bagaimana suasa di mobil tadi.

Rea dan Bilqis yang merasa aneh dengan tingkah Abel senyam-senyum sendiri. Gak ada angin gak ada hujan udah kayak orang kesurupan aja.

"Heh, elo kenapa Bel," ucap Rea menyadarkan Abel.

"Ah, enggak apa-apa kok. Cuman lagi senang aja hehe," jawab Abel sambil membuka buku pelajaran saat ini.

Saat jam istirahat, Abel enggak ikut ke kantin bareng teman-temannya. Abel pergi ke perpustakaan sekolah ini. Mau baca buku, Abel ini termasuk rajin orangnya. Di perpustakaan Abel langsung mencari buku yang dicarinya dan langsung membaca di pojokan. Tempat favorit Abel kalau di perpustakaan.

Tenang, kali ini Abel lagi gak buat onar di sekolah kok. Abel lagi berusaha jadi orang kalem dikit. Kan, ada calon masa depannya di sekolah ini. Jadi jaga image sedikit. Siapa tahu Kevin lihat Abel yang kalem gini langsung jatuh cinta. Ya, ngarep aja dulu berusaha. Pantang menyerah sebelum dapat yang dituju pokoknya prinsip Abel.

Kevin, yang saat ini lagi mampir ke sekolah pun gak sengaja ke perpustakaan dan melihat Abel yang membaca buku dengan kalemnya.

"Kalau kalem kayak gini, kan enak dilihatnya. Gak bar-bar kayak biasanya," ucap Kevin tak sadar sambil memperhatikan Abel dari balik rak buku.

🌸🌸🌸🌸🌸

24, November 2020

Aduh udah mulai tumbuh benih-benih cinta nih ya Bang. Udah kemakan omongan sendiri ya Bang heh.


Terimakasih sudah membaca 🤗
Jangan lupa vote and comment 👌

Baca cerita aku satu lagi ya gaes "Fri(end) With Love" baru update juga loh.

See you di next part ❤️❤️

Abang Tetangga !! [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang