1. First meet

4.3K 120 0
                                    

Aby mencari posisi duduk yang nyaman saat diumumkan pesawat akan lepas landas. Walau sudah bolak balik terbang kesana sini, tetap saja Aby tidak nyaman saat pesawat akan take off. Dia memejamkan mata dan mencengkram erat pegangan kursi di tempat duduknya.
"Maaf, anda terlihat tidak nyaman" sapa pria yang duduk disebelahnya
"Jangan pedulikan saya!" Ketus Aby.
Laju pesawat semakin kencang saat akan take off. Aby semakin kuat mencengkram dan memejamkan mata. Dan saat pesawat mulai melaju naik tanpa sadar Aby mencengkram lengan kemeja orang disebelahnya dan menundukkan kepala di lengan pria itu. Pria disebelahnya menepuk tangan Aby menenangkan Aby.
" Pikirkan hal lain yang membuat anda senang. Alihkan pikiran anda dari ketakutan anda!" Bisik pria itu.
"Aku benci naik pesawat" bisik Aby sambil masih menunduk di lengan pria itu.
"Tapi pesawat memudahkan kita ke tujuan kita."
"Apa kita sudah diatas?" Tanya Aby.
" Ya. Pesawat nya sudah naik"
Aby melepaskan cengkeramannya.
"Maaf dan terima kasih." Ucap Aby sambil menoleh kearah pria disampingnya. Pria itu hanya tersenyum dan mengangguk.
'Tampan,berkharisma dan wangi' batin Aby.
Setelah itu tidak ada percakapan diantara mereka. Aby sibuk dengan laptopnya dan pria itu sibuk dengan buku tebalnya.
Perjalanan untuk sampai ke Manado masih sekitar 3 jam lagi. Aby menggunakan waktunya untuk memeriksa laporan keuangan hotel yang di Manado untuk bahan rapat.
"Maaf,apa anda dokter Antariksa?" Tanya seorang pramugari dengan wajah sedikit panik. Aby menoleh. Pria disebelahnya mengangguk.
"Bisa bantu kami? Dibelakang ada penumpang yang butuh bantuan. Anaknya kejang."
Pria itu segera melepas seatbelt nya lalu mengikuti pramugari itu.
Aby sempat menoleh kebelakang. Tapi sayang tidak terlihat karena kelas executif tertutup tirai jika mau lihat kelas economy.
Aby kembali fokus ke angka- angka dilaptopnya.
Satu jam kemudian pria disebelahnya kembali seperti tidak terjadi apa-apa dibelakang sana.
"Jadi anda dokter?" Tanya Aby tanpa mengalihkan tatapannya dari laptop.
"Yah...itu profesi saya." Angguk Antariksa sambil mengintip sekilas layar laptop Aby. Apa yang wanita itu kerjakan. Antariksa hanya melihat  angka-angka saja sekilas.
"Bagaimana anak itu? Sudah tidak apa?" Tanya Aby sedikit menoleh.
"Syukurnya tidak apa-apa."
"Harusnya di pesawat jarak jauh mereka menyediakan fasilitas kesehatan." Ucap Aby santai.
"Saya Antariksa. Nama anda?" Tanya Antariksa. Aby menoleh dan menerima uluran tangan Antariksa.
"Abigail." Jawab Aby.
Obrolan singkat terjadi antara mereka demi menghabiskan waktu. Mereka bicara tentang hal-hal ringan. Hingga tidak terasa pesawat mereka akan landing.
"Senang bicara dengan anda Dokter Antariksa. Saya duluan." Pamit Aby ketika mereka keluar pesawat.
"Sama-sama Aby."
Mereka pun memisahkan diri. Aby sudah sibuk dengan ponselnya. Antariksa masih bicara dengan orang tua anak yang kejang tadi.

Love You and Always Love You (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang