confused

1.2K 123 2
                                    

❣❣❣sakura pov❣❣❣

Andai mereka tahu apa yang aku rasakan saat ini.

Sebenarnya aku tak sekuat dan sebahagia yang mereka pikir aku merasa takut takut bagaimana caraku menghadapi semua orang setelah apa yang terjadi pada ku saat ini.

Entah aku harus sedih atau bahagia telah mengandung mereka, entah aku harus memberitahu ayah mereka atau tidak.

Tunggu ayah, bahkan pria itu tidak pernah menyayangiku mungkin ia juga tak akan sudi mengakui bahwa kalian adalah putra nya.

Tuhan lalu apa yang harus kulakukan saat ini, aku tak ingin membuat kedua orang tua ku malu mempunyai seorang putri sepertiku yang bisa mengandung tanpa memiliki seorang suami disisi nya.

Tidak aku tidak ingin pandangan masyarakat buruk terhadap kedua orang tua ku.

Lalu aku harus bagaimana, meminta Sasuke menikahiku lalu kami hidup berdua bersama dengan ending bahagia, kurasa itu hanya sebuah dongeng.

Bahkan Sasuke mencintai Hinata lalu kudengar mereka akan menikah.

Dan disinilah aku sekarang dipinggir jalan dengan  pakaian rumah sakit, aku memilih kabur darisana sebelum ayah ibu dan sasori kembali datang menemaniku.

Aku telah menghubungi nenek meminta bantuan nya setelah aku menceritakan semua siapa dan kenapa aku bisa hamil.

Untung nenek tidak menderita sakit jantung kalau iya mungkin sekarang aku berpakaian narapidana karena membunuh nenek.

Meski nenek awal nya marah dan memaki ku habis habis san.

Sebuah sedan merah berhenti didepan ku kaca pengemudi nya diturunkan kulihat shizune disana mengembangkan senyum.

"Sakurachan, maaf membuat mu menunggu lama" sapa nya lalu hendak turun namun diurungkan karena aku sudah berlari masuk duduk disebelah nya.

"Kemana nenek?"

"Oh tsunade sama sedang sibuk berkemas".

"Apa kau akan ikut shizune?".

"Tsunade sama menyuruh ku untuk tetap tinggal mengurus anak anak Sakurasan".

"Oh begitu".

"Apa Sakurasan benar benar  akan pergi?"

"Hnn, nenek pasti sudah menceritakan semua padamu kurasa?".

"Benar, tapi bila saya boleh memberi saran sebaik nya nona mencoba cara lain seperti berbicara kepada ayah mereka".

"Aaa, tidak mungkin pria itu juga tidak akan menerima mereka".

"Tapi nona, setidak nya berbicara kepada pria itu."

"Ini sangat rumit shizune, pria itu tidak pernah mencintai ku dan ia juga akan menikah dengan kekasih nya dalam waktu dekat."

"Apa Nona sudah bilang kalau nona hamil anak nya?"

"Tidak, aku aku takut dia dan keluarga nya tidak terima lalu berusaha menyakiti mereka".

"Tenang masih ada saya dan Tsunade sama yang berada disisi kalian".

"Hnnn, tapi shizune bisa kau mengantar ku ke suatu tempat sebelum pergi?".

"Akan saya antar dengan senang hati".

Shizune sudah kuanggap seperti kakak perempuan ku sendiri, semenjak kecil dialah yang selalu mendampingi dan bermain dengan ku. Ibu Shizune dulu bekerja pada keluarga kami namun saat Shizune berumur 15 tahun ibunya meninggal. Jadi Shizune yang meneruskan pengabdian ibu nya, dia disekolahkan dan dirawat keluarga ku jadi dia berkata merasa berutang budi.

iCe pRinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang