look in

1.2K 148 2
                                    

"Paman ehm antarkan aku ke istana" ucap Sakura dengan ragu.

"Istana? " jawab Yamato dengan tanda tanya besar.

" ya paman, istana uchiha" jelas Sakura.

"Baik nona".

"Mampir dulu di toko buah ya paman".

~~~~~~~~~☆☆☆☆☆~~~~~

Sampai di depan gerbang istana  Sakura meminta Yamato untuk pulang terlebih dahulu, ia memilih pulang naik taksi saja nanti.

"Selamat sore paman, saya teman kampus Pangeran Sasuke apa boleh saya masuk". Tanya Sakura kepada seorang pria penjaga gerbang istana.

"Maaf nona, apa nona sudah  ada janji untuk bertemu dengan Pangeran Sasuke?"

"Ehm belum paman, apa paman bisa mengatakan pada pangeran Sasuke bahwa saya ingin menemui nya" pinta Sakura.

Belum selesai dijawab dari arah luar ada mobil mendekat kemudian sang penjaga dengan sigap membuka pintu gerbang.

"Sakurachan" panggil seorang wanita keluar dari mobil tadi kemudian mendekat ke arah Sakura.

"Selamat sore, Ratu" salam Sakura sambil membungkuk memberi hormat.

"Sore, Sakura. Kenapa tidak masuk" tanya Ratu.

"Maafkan kelalaian saya Ratu" sesal penjaga.

"Ehm ini bukan salah paman, Sakuralah yang salah tidak membuat janji untuk bertemu." Bela Sakura membuat Sang Ratu tersenyum bahagia atas kebaikan gadis merah jambu didepan nya.

"Lain kali kalau gadis ini datang suruh dia langsung masuk dan antarkan langsung ke istana, dia tamu ku" titah tegas sang Ratu membuat Sang penjaga mengangguk paham.

"Ayo Sakura aku sudah tidak sabar berbincang dengan mu" ajak Ratu sambil menggandeng lembut bahu Sakura membawa nya masuk ke dalam istana.

"Maaf Ratu bagaimana keadaan Pangeran Sasuke?" Tanya Sakura maly malu.

"Ehm Pangeran mu itu sudah sembuh, jadi kau kesini hanya untuk menjenguk pangeranmu?" goda Sang Ratu dengan pura pura kesal kepada Sakura, membuat sang gadis merasa bersalah.

"Tidak ehm, sebenar nya saya juga merindukan anda  Ratu". Timpal Sakura

"Baiklah aku percaya, apa kau sudah makan?"

"Sudah Ratu"

"Ehm kalau begitu sebaik nya kita berbincang saja  sambil minum teh di taman belakang." Usul sang  Ratu yang langsung dijawab anggukan oleh Sakura.

Mereka berdua duduk di gazebo taman belakang, letak nya dekat dengan kolam ikan.

"Maaf Sakura pangeran mu sedang menggantikan tugas kunjungan daerah, besok senin baru pulang."

"Ehm tidak apa Ratu, setidak nya Pangeran Sasuke sudah sembuh dan baik baik saja sekarang".

"Tapi tenang saja aku akan memberikan informasi yang menarik untuk mu tentang pangeran mu". Ucap sang Ratu dengan seringai jail diwajah nya.

Dengan sigap Ratu membuka album poto yang sejak tadi ia bawa dan ambil dari kamar Sasuke.

"Lihat ini".

"Apa dia putri Ratu, sungguh cantik dan lucu" ucap Sakura sambil mengamati poto seorang balita berpakaian dres pink dengan rambut kucir 2 dan bergaya sambil memajukan bibir nya ke kamera.

" bukan kah dia sangat lucu" ucap sang Ratu meminta pendapat Sakura.

"Iya, benar benar menggemaskan". timpal Sakura.

"Apa kau benar benar tidak mengenali nya Sakura?" tanya Ratu lagi yang membuat Sakura kembali mengamati poto balita itu lagi lalu menggelengkan kepala nya tanda tidak tahu.

" dia pangeran mu Sakura" ucap Sang Ratu sambil menahan tawa. Sedangkan Sakura masih belum paham apa yang diucap kan Sang Ratu sambil mengerjap ngerjapkan mata nya polos.

"Pangeranku?"  pangeran Sasuke" tanya Sakura memastikan kemudian Ratu mengangguk tanda mengiyakan.

" bagaimana bisa?" Tanya Sakura sambil tertawa.

"Lucu bukan, bahkan kau tidak percaya." Jadi sebenar nya dulu aku dan yang mulia sangat menginginkan seorang putri namun takdir berkehendak lain." Untuk menghibur diri sejak bayi hingga balita aku selalu mendadani Sasuke dengan gaya seorang putri. "Tapi itu tak bertahan lama sampai ia  menyadari bahwa dirinya bukan wanita melainkan pria." Jelas Sang Ratu.

"Sakura apa aku bisa menganggap mu  sebagai putri ku" permintaan Sang Ratu membuat Sakura diam  tak percaya. Bagaimana tidak orang nomor 2 di Negeri ini meminta untuk menjadi ibu nya.

"Sakura, apa kau keberatan?" . Tanya sang Ratu khawatir akan penolakan Sakura.

"Tentu saja tidak Ratu" jawab Sakura sambil mengulas senyum.

"Baiklah sekarang panggil aku ibu , ini perintah". Ucap sang Ratu.

"Baik, Ratu. Eh ibu maksud ku" jawab Sakura menimbulkan kekehan kecil dari sang Ratu.

Mereka berdua berbincang akrab layak nya seorang ibu dan putri nya, membuat siapa saja yang melihat pemandangan disana tampak bahagia, tak kecuali sang Raja yang dari tadi mengawasi mereka dari kejauhan.

" ibu ini sudah malam , sakura ijin pamit pulang dulu" ucap Sakura.

"Baiklah biar kakasi mengantar mu".ucap sang Raja sambil mendekat kearah mereka berbincang.

"Tidak perlu yang mulia, Sakura bisa pulang naik taksi saja" tolak Sakura sopan.

"Ayolah sayang, biar kakasi yang mengantar mu, atau kau pilih aku saja yang ikut mengantar mu" bujuk sang Ratu.

"Baiklah biarkan paman kakasi yang mengantar Sakura" putus Sakura.

" Selamat malam yang mulia Raja dan ibu, Sakura pulang dulu" ucap Sakura sambil membungkukan badan.

"Bukan kah kau memiliki kesalahan Sakura" sindir Fugaku dengan nada tegas membuat Sakura sedikit takut dan mengingat kembali kesalahan apa yang telah diperbuat.

"Kau bahkan tidak tahu kesalahan mu?" Tanya Fugaku semakin menyudutkan Sakura.

" Maafkan kesalahan hamba yang mulia" ucap Sakura dengan ketakutan membuat Fugaku semakin lebar mengangkat senyum nya.

"Bagaimana bisa kau memanggil istri ku  ibu sementara diri ku tetap kau panggil Raja".

"Maaf yang mulia ini permintaan Ratu" ucap Sakura masih dengan kepala menunduk takut.

"Maksud ku begini kau juga harus memanggil ku ayah mulai sekarang, ini perintah.
Suruh Raja tegas membuat Ratu mengembangkan senyum.

"Baik yang mu... eh ayah" ucap Sakura dengan seulas senyum.

"Sekarang pulang lah, biar kakasi mengantarmu Saku".
Ucap Raja.

"Dan jangan lupa kau harus rajin rajin menjenguk ayah ibu mu kesini kan saku" tambah Ratu sambil memeluk sayang Sakura.

"Baik, ayah ibu Sakura pulang dulu" pamit Sakura.

Sakura mengekori kakasi pergi meninggalkan istana.

"Bukan kah Sakura gadis yang manis yang mulia" ucap Ratu.

"Hnnn" jawab Sang Raja dengan seulas senyum tak henti memandangi punggung gadis yang sudah dianggap putri nya menghilang dari tembok istana.

iCe pRinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang