Sakura

2.4K 186 0
                                    

Wanita berhelaian merah muda tengah berlarian di koridor sekolah sambil menenteng papan kayu.

Sesekali ia menengok ke belakang untuk memastikan tak ada seseorang yang mengikuti.

"Ah akhir  nya , kuharap mereka tak melihat ku tadi" batin gadis itu yang sudah sampai didepan gedung bertuliskan seni rupa.

"Hey sakura , lama sekali kau darimana saja?" Ucap seorang gadis berambut ekor kuda berwarna pirang yang kini tengah asyik merias wajah.

" aku, mampir ke toilet tadi. Ada apa Ino?" Tanya Sakura sambil menghampiri bangku yang letak nya di belakang Ino.

"Ehm tadi kak Sasori mencari mu?" Jawab seorang gadis bersurai merah yang duduk di sebelah Ino sambil membenarkan letak  kacamatanya.

"Ada apa dia mencariku?"

"Entahlah"  jawab Ino dan Karin bersamaan.

"Apa kau berpacaran dengan nya?" Tanya Ino curiga

"Ehm tidak!"   Seru Sakura sambil melambaikan kedua tangan nya kedepan.

" Kalau begitu kenapa kalian sering jalan berdua dan dia begitu perhatian padamu?" Pertanyaan Karin semakin menyudutkan Sakura.

"Itu hanya perasaan kalian saja" elak Sakura. "Bagaimana bisa aku berpacaran dengan kakak kandung ku sendiri "  batin nya.

"Berpacaran pun kurasa tak apa, kak Sasori tampan dia juga baik dan perhatian. Meski tak setampan pangeran kita" celetuk Ino.

"Kurasa kali ini aku setuju dengan mu Ino"  celetuk Karin.

" he?"   Ucap Sakura cengo melihat kelakuan dua orang di depan nya.

Belum sempat Sakura melanjutkan perkataan nya, guru yang menjabat sebagai wali kelas nya memasuki kelas dan mulai pelajaran.

Bel pulang sekolah berbunyi Sakura segera bergegas keluar kelas sebelum kedua sahabat nya itu kembali mencercanya dengan berbagai pertanyaan.

Disini dia sekarang dihalaman sekolah menatap kearah kerumunan para siswa yang menanti kepulangan pangeran mereka.
Seperti biasa Sakura berlalu begitu saja, melihat mereka berkerumun dan sangat membanggakan pangeran membuat nya merasa ingin mual. Bagaimana tidak, sang pangeran yang begitu mereka puja puja kelakuan nya begitu dingin tak bersahabat sama sekali.

"Saki" panggil seorang pria bersurai merah tengah berlari kearah nya.

" apa?"  Jawab Sakura ketus.
"Menjauhlah dari ku, jangan dekati aku kak!"

" aku tau, tapi inikan sudah jauh dari sekolah. Dan hanya ada kita berdua disini".

"Tetap saja aku tak ingin mereka tahu kalau kita bersaudara". Ucap Sakura sambil mengerucutkan bibir malah membuat Sasori gemas dan mencium pipi Sakura yang menggembung.

"Kakak,  jangan lakukan itu lagi. Aku tidak menyukai nya?" Ucap Sakura sambil mengusap kasar pipi bekas ciuman Sasori.

"Kau begitu menggemaskan Saki" , ayo kuantar kau pulang!" Ajak Sasori sambil menggenggam tangan Sakura.

"Aku bisa pulang sendiri kak, bukan nya rumah kita beda arah ha!"

"Aku tahu, tapi aku mencemaskan mu. Ayolah!"

" Baiklah kau menang" ucap Sakura sambil naik sepeda yang ditumpangi Sasori.

"Pegangan Saki, aku tak ingin melihat mu jatuh terjungkal kebelakang"

"Iya iya bawel".

☆☆☆☆☆~~☆☆☆☆☆
"Sudah sampai, cepatlah masuk. Jangan berkeliaran keluar rumah setelah ini kau paham"

"Iya kak. Kakak tidak sekalian ikut masuk kedalam? " ucap Sakura penuh harap.

"Tidak. lain kali saja aku mampir, kurasa ibu sudah menunggu ku untuk membantunya bekerja di warung ".

"Baiklah , sampaikan salam ku pada Ibu " ucap Sakura dengan suara parau dan bergetar.

"Akan ku sampaikan, sudah sana kau masuk kedalam. Jangan menerima tamu asing sebelum ayah pulang".

"Okay captain" jawab Sakura sambil berlari masuk kedalam rumah sederhana berpagar besi.

"Nona sudah pulang?" Tanya Shizune orang kepercayaan dan asisten pribadi yang ditunjuk ayah Sakura untuk memata matai Sakura.

"Apa ayah sudah pulang?" Tanya Sakura datar.

"Tuan tadi pagi berangkat ke Suna, apa nona membutuhkan sesuatu?" Tanya Shizune khawatir.

"Tidak, aku hanya bertanya saja. Kapan ayah akan pulang?"

"Kurasa minggu depan tuan Kizashi  akan pulang. Sebaik nya nona segera ganti baju akan kusiapkan makan siang untuk nona"  ucap Shizune membungkukan badan meminta izin untuk pergi.

"Tidak perlu, siapkan saja perlengkapan ku. Aku akan tinggal di panti saja sementara waktu".

"Baik nona".

Semenjak kedua orang tua Sakura memutuskan untuk bercerai, sifat Sakura mulai berubah ia menjadi pribadi yang  dingin dan tertutup.

Dahulu keluarga mereka sangat bahagia entah apa yang membuat kedua orang tua nya memutuskan untuk bercerai.

Hubungan ayah ibu nya masih bisa dikatakan baik hingga saat ini,  tak ada pertengkaran yang terjadi saat dulu hingga sekarang.
Tak ayal membuat Sakura dan Sasori bingung kenapa keluarga mereka harus tercerai berai seperti ini.

Sakura ikut dengan Kizhasi sedangkan Sasori ikut dengan ibunya Mebuki.

Sejak dulu Sakura selalu menutup nutupi keadaan keluarganya ia lebih memilih mengambil identitas nya sebagai seorang anak panti asuhan.

Ayah nya yang seorang pengusaha memiliki segala macam bidang usaha seperti rumah sakit , rumah makan, bisnis properti  bahkan yayasan panti asuhan tempat yang sering Sakura tinggali.

Mesti Sakura saat ini berstatus sebagai mahasiswa jurusan seni rupa tapi dia sudah menamatkan sekolah kedokteran nya di usia belia.

Dengan mengikuti kelas akselerasi sejak sekolah dasar membuat nya cepat menyandang gelar dokter dan bekerja di rumah sakit milik keluarga saat ini.

Berbeda dengan Sakura , Sasori lebih memilih melanjutkan bisnis rumah makan milik keluarganya.

Sakura sering tinggal di panti asuhan milik keluarga menemani nenek nya tsunade mengurus berbagai macam keperluan anak anak panti.

Selain bisa dekat dengan nenek ,  Sakura disana tidak takut merasa kesepian, itulah yang membuatnya nyaman tinggal di panti










iCe pRinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang