P R E C I O U S J A Y

Precious : 17 (Sorry)

"Aku ngga percaya Jake kaya gitu," ucap Aya lirih, ia masih terbaring diatas bangsal rumah sakit.

"Udah ngga usah dipikirin, mungkin dia ngga sadar tadi. Oh iya kata dokter kamu boleh pulang nanti malem," ucapan Jay sangat halus, hingga membuat Aya tak sadar kalau Jay berusaja menghajar Jake tadi.

Aya mengiyakan Jay,

Pagi ini, Aya sudah masuk sekolah setelah sehari absen karna istirahat dirumahnya. Jay menjemput Aya pagi-pagi sekali menggunakan mobil.

Biasanya menggunakan motor, berhubung Jay takut Aya kedinginan jadi ia membawa mobil.

"Jay, besok aku berangkat camping, nanti anterin beli kebutuhan buat besok ya" ucap Aya pelan.

"Iya, sayang. Nanti aku temenin, tapi inget ya jangan capek-capek, nanti kalo sakit aku khawatir." tangannya mengusak kecil surai Aya.

Aya barusaja turun dari mobil, ia melihat Jake yang duduk termenung diatas motornya. Entah apa yang membuatnya begitu, yang jelas Aya langsung menghampiri Jake. Jake yang melihat Aya berlari kecil kearahnya pun langsung bangkit dan berniat beranjak.

"Jake," teriak Aya yang berhasil membuat Jake berhenti, ia menoleh.

"Lo kenapa kabur, lo ngga kangen gue. Gue dirumah sakit lo ngga jenguk, gue dirumah lo ngga dateng. Dasar lo, ngga sayang gue ya," gerutu Aya.

"Maafin gue," ucapnya gugup.

"Buat apa? lo ngga ngapa-ngapain gue kan? kalo lo ngga ngerasa ngelakuin apapun ya lo ngga perlu minta maaf lah"

"Tapi Ray, gue jahat. Buktinya gue ngga berani natap lo. Gue ngerasa gue ngga guna sebagai kakak" ucap Jake lirih.

Jay masih beratensi pada Jake dan Aya, ia tak berani mendekat karna ini masalah mereka berdua. Walaupun begitu, Jay masih sangat kesal atas kejadian waktu itu.

-

"Jay, aku harus bawa apa? aku takut disana dingin, bawa selimut tebel aja kali ya" kata Aya yang sibuk membereskan peralatan untuk berkemah besok pagi.

"Bawa selimut tebel, bawa obat, vitamin dan yang paling penting jangan begadang,"

"Ya ampun udah kayak emak-emak aja nih mas pacar"

"Kan buat kebutuhan kamu juga, kalo kamu sakit siapa yang repot? ngga ada!! cuma aku aja didunia ini yang mau direpotin kamu," sahutnya.

"Ihh nyebelin" Aya mencubit pipi Jay, tidak keras tapi lumayan.

"Jangan macem-macem ya, aku bakal telfon kamu setiap waktu loh, kamu harus cerita kegiatan kamu selama kemah"

"Elah cuma 3 hari doang, tapi gapapa juga sih kalo tiap waktu telfon, karna aku bakal bosen ngga ada temen ngobrol disana" Aya mengulas senyum.

Jay tak berkata, tapi ia dengan cepat merangkul bahu Aya. Keduanya sedang menikmati malam  dikamar Aya.

-

Aya diantar Jay ke tempat keberangkatan Aya menuju perkemahan. Disana sudah banyak teman sekelas Aya berkumpul, tak terkecuali Sunghoon. Ia menenteng tas bawaannya sembari menatap Jay dan Aya. Jay menatap balik Sunghoon.

"Jangan aneh-aneh ya, kalo nyampe langsung hubungin aku" seru Jay mengusap pipi Aya.

"Iya pacarku, kesayangan Raya,"

Jay tersipu, kenapa akhir-akhir ini Aya memperlakukannya seperti ini. Bukannya tak mau, tapi itu tidak baik buat jantungnya.

"Inget ya, jangan telat makan, jangan kecapean, jangan begadang, oh iya jangan lupa minum vitaminnya"