Precious : 15 (With You)

333 41 0
                                    


Aya diam sejenak, berpikir untuk beberapa saat dan mengalihkan pandangannya dari Jay.

Objek yang ia tuju adalah makam mamanya,

"Ma, Aya pulang dulu ya" Aya mengusap nisan mamanya dan bangkit untuk bersiap pergi, matanya masih menatap nisan itu sampai akhirnya Jay menggenggam tangannya.

"Ayuk, kita kerumah gue" Aya tertegun, menatap penuh wajah Jay yang sumringah.

"Gue mau cerita?!" lanjutnya

Aya dan Jay berjalan menuju parkiran tempat mereka meletakkan mobil Jay.

"Jay, Raya gue ngga bisa ikut kalian, gue ada janji" senyum Jake mengembang, Aya sudah menduga kalau itu pasti tentang gadis yang bersamanya waktu itu.

Ternyata tak banyak yang Aya tau tentang Jake, ia sedikit kecewa pada dirinya sendiri karna tak pernah mencari tau lebih dalam soal Jake. Ia hanya ingin bercerita tanpa mendengarkan cerita Jake.

Egois memang, pikirnya.

Senyum getir Aya terpancar, bagaimana tidak, sosok yang selama ini menemani dan melindunginya itu sudah bisa bahagia bersama orang lain, tanpa ia sadari.

Aya tak perlu khawatir lagi sekarang.

"Jake maafin gue ya," ucapnya lirih, Jake tak paham maksud Aya.

"Buat apa? gue ngga ngasih apa-apa"

"Maaf gue ngga bisa jadi temen yang baik buat lo" Aya tersenyum miring dan tertunduk.
"Gue selalu maksa lo buat dengerin cerita gue, tapi gue ngga pernah ngasih lo waktu buat cerita, maaf."

Jake mendekat, mengusak rambut Aya dan terkekeh.
"Lo ngomong apa sih, gue ngga mikir gitu kok. Lo itu adek gue, jadi wajarlah gue selalu dengerin ocehan lo. Udah ah gue buru-buru, kapan-kapan gue curhat ke lo"

"Lo naik apa? bareng kita aja" seru Jay

Tapi Jake menggeleng, ia lebih baik naik taksi karna tempatnya lumayan jauh dari tempat tujuan Jay dan Aya.










-

Jay dan Aya akhirnya sampai dikediaman Jay, yang notabene rumahnya banyak tanaman dan bunga. Terlihat sekali kalau pemilik rumah rajin sekali merawat tanaman disana.

Mata Aya masih melihat kesana kemari, Jay menepuk pundaknya dan Aya menoleh.

"Kenapa? rumah gue kaya taman ya?" Jay tersenyum, Aya pun ikut tersenyum dan mengangguk pelan.

Keduanya sudah berada diambang pintu, sepertinya mama Jay belum pulang.

Mereka masuk kedalam, "Duduk dulu disini, gue mau ganti baju dulu, kalo lo takut sendirian ayo ikut kekamar gue" ucapnya santai.

"Dih apaan sih, gue disini aja takut lo apa-apain" Aya berdecak, Jay hanya terkekeh melihat ekspresi Aya yang sangat lucu itu.

"Yaudah tunggu sini aja, tunggu mama bentar lagi pulang" Jay bergegas keatas.

Aya duduk lalu melihat-lihat sekelilingnya, matanya tertuju pada satu foto besar yang terpasang didinding.

Itu foto Jay dengan kedua orang tuanya, mungkin.

Aya masih fokus pada foto itu, "Jay ngga mirip papanya, ngga mirip mamanya juga" gumam Aya pelan.

"Raya ya?" Aya menoleh kearah suara itu, ia terkejut dengan wanita setengah paruh baya dengan tampilan modis tapi sederhana itu.

Aya mengangguk dan membungkukkan setengah badannya, ia gugup sekarang.

Wanita itu langsung memeluk erat tubuh mungil Aya dengan lembut.

P R E C I O U S  J A YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang