Precious : 26 (Losing)

294 37 3
                                    

Lagi-lagi saat membuka mata Aya berada ditempat yang paling ia benci. Kenapa dirinya masih bisa membuka mata, kenapa dirinya masih bisa bernafas padahal ia berusaha untuk menghentikannya.

Aya sesekali menghembuskan nafas kasar, benci dengan apa yang harusnya ia lakukan itu berhasil, tapi selalu saja tak sejalan dengan keadaan.

Orang yang pertama kali ia lihat adalah Jake, laki-laki yang selalu saja menyelamatkannya dari hal bodoh ini.

"Aya lo bisa liat gue?"

"Aya lo denger suara gue kan?"

Aya mengendus kesal, bagaimana bisa laki-laki ini berada disini. Bukannya ia sudah pulang waktu itu.

"Lo ngapain disini?" Tanya Aya lirih

"Gue semalem balik kesini, gue ada tugas disini. Lo kenapa sih, lo lakuin hal kaya gitu lagi, ha?"

"Lo bodoh tau ga?! Lo udah berhasil sembuh dari selfharm lo, tapi kenapa lo lakuin lagi sih!"

"Kalo ada masalah tuh cerita, ga nyayat tangan lo sendiri!" Sarkas Jake, ia sedikit marah pada Aya yang sangat keras kepala ini.

"Apa yang gue harapin kalo gue hidup Jake? Gue ngga bahagia sekarang, gue udah kehilangan semuannya. Gue ngga bisa kaya gini terus" mata Aya berembun, sepertinya hidupnya benar-benar seberat itu

"Lo selalu kaya gini tau ga! Lo bodoh, nyia-nyiain hidup lo sendiri. Masih banyak kebahagiaan yang harus lo raih didepan, jangan mikirin ego lo! Lo ngga tau kan seberapa banyak orang yang pengen hidup lebih lama diluar sana. Lo sama sekali ngga bersyukur!"

Aya berhasil dibuat bungkam dengan perkataan Jake. Jake selalu memarahinya tapi tanpa Aya sadari, hal itu memang benar. Semua ucapan Jake memang sangat benar.

Aya tak menjawab, ia hanya menangis tanpa suara. Lalu Jake memeluk tubuh Aya.

"Maafin gue udah ngomong kasar, gue lakuin ini karna takut kehilangan lo. Banyak orang yang masih sayang sama lo, begitupun Jay"

Aya mendongak, apa maksud kalimat Jake barusan.

"Pasti lo ngga percaya kan? Semalem Jay dateng kesini buat liat keadaan lo. Gue sengaja hubungin dia karna dari semalem lo ngga berhenti manggil nama dia. Gue udah cerita semuannya sama dia, dia ngerti kok apa yang lo lakuin itu ngga salah. Malah dia yang bilang, kalo dia yang terlalu mikirin ego nya, cemburu yang bikin dia kayak gitu, dia masih sayang sama lo"

"Udah jangan mikirin apapun dulu, semuanya bakal baik-baik aja kok. Gue yakin itu?"

"Lo harus sembuh dulu, Jay khawatir banget sama lo"

Aya malah semakin terisak, kembali memeluk sepupunya itu.

-

Suara kicauan burung terdengar nyaring ditelinga Aya, bisa-bisanya ia belum bangkit dari tempat tidurnya, padahal hari ini ia akan ke rumah Jake.

Ponselnya berdering, membuat Aya merasa terganggu.

"Hemm?"

"Lo belum bangun? Cepetan kesini!! Gue mau keluar, cepetan!"

"Iya, tunggu!"

Aya menutup telfonnya lalu beranjak dan bersiap untuk mandi. Karna ini sudah siang, Aya tak membutuhkan waktu lama untuk bersiap.

Aya menuju rumah Jake, mereka berdua sudah membuat janji untuk menemani Jake melakukan penelitian.

Sampai dirumah Jake, Aya melihat sebuah mobil terparkir dihalaman Jake. Mobilnya tak asing dimata Aya, sepertinya ia sangat mengenal pemiliknya.

P R E C I O U S  J A YTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang