Pagi ini, Keluarga Aya berencana melaporkan kepolisi. Jake, Jay, Papa Aya dan orang tua Jake duduk diruang tamu rumah Aya. Oh iya, tak lupa tante Jessica juga disana."Gimana? aku khawatir sama Aya. Apa kita cari aja sekarang" ucap mama Jake pada papa Aya.
Raut wajah mereka semua terlihat sangat bingung yang sudah lelah mencari keberadaan Aya sedari malam tadi.
Saat suasana masih dalam keheningan, ponsel papanya Aya berdering. Sebuah pesan singkat masuk.
Raya
Papa ngga usah khawatir, aku ngga ilang kok. Aku cuma pengen pergi aja dari rumah karna aku ngga mau liat papa nikah sama tante Jessica.
Aku udah ngga mau liat papa lagi dan jangan cari aku!!
Papa Aya naik pitam setelah membaca pesan dari anaknya itu. Ponselnya ia banting kelantai, layarnya pecah, namun masih terpampang jelas chat dari Aya disana.
Jake mengambilnya, ia terkejut dan seketika sangat panik.
"Ma,pa. Jake takut Aya ngelakuin hal yang engga-engga. Kalian tau sendiri kan apa yang sering dia lakuin kalo lagi banyak pikiran."
"Udahlah, kalo itu emang yang Aya mau kita biarin aja. Toh dia juga udah ngga anggep kalian keluarga lagi, apalagi dia udah benci sama orang tuannya sendiri" tukas tante Jessica yang membuat seluruh keluarga tertegun.
"Maksud tante apa? Aya ngga kaya gitu. Walaupun dia ngga suka sikap papanya yang sekarang, dia tetep sayang sama papanya" sahut Jay yang tersulut emosi.
"Siapa kamu!! berani bentak dia?!" papa Aya bangkit dari tempat duduknya dan bersiap menghajar Jay, tapi beruntung papanya Jake bisa menahannya.
Suasana mulai kacau saat itu. Akhirnya Jake dan Jay memutuskan untuk pergi dari sana.
"Jake, lo percaya ngga sih kalo Aya ngirim pesan kaya gitu ke bokapnya"
Jake menggeleng, tangannya tak bisa diam karna sedari tadi ia mencoba menghubungi Aya tapi tetap tak bisa.
"Jake!! atau jangan-jangan ini semua rencana wanita licik itu" ucap Jay tiba-tiba, membuat Jake menoleh kearahnya dengan wajah penasaran.
-
Digudang yang tidak ada orang sama sekali, Aya masih menangis tanpa suara disana. Tubuhnya lebam-lebam karna dari semalam ia hanya dipukuli oleh laki-laki itu.
"Jay, gue butuh lo. Tolongin gue, gue takut disini" isakan kecil dari Aya, membuat laki-laki berbadan tegak menghampirinya.
Tangannya membungkam Aya, "Lo bisa diem nggak!! gue capek ngurusin lo yang dari semalem nangis mulu. Gue bisa aja bunuh lo sekarang, tapi gue perlu aba-aba dari Jessica dulu" tangannya menepis pipi Aya.
"Lo harusnya kalo mau bunuh gue bunuh aja sekarang!! gue ngga takut!" kata Aya tegas. Tapi tak bisa dipungkiri, tubuhnya juga gemetar karna takut.
Laki-laki itu tak menjawab, hanya melontarkan tatapan tajam pada Aya dan keluar dari gudang.
-
"Aya udah ketemu?" Sunghoon yang tiba-tiba muncul entah dari mana, membuat Jake dan Jay membuang muka malas.
"Ngapain nanyain Aya?" kata Jake enggan
"Gue khawatir!" jawabnya singkat
Jawaban Sunghoon membuat Jay tersenyum miring, "Apa peduli lo? yang jelas-jelas udah nyakitin dia"
KAMU SEDANG MEMBACA
P R E C I O U S J A Y
Short Story~ "Gue seneng ketemu Aya dalam hidup gue" ~ "Gue beruntung bisa jadi cinta pertama dan terakhir Jay"