"Aya, ayo ikut gue!!" tangan Aya tiba-tiba ditarik kasar.
Jay datang dan menarik tangan Aya, mencoba menyelematkan Aya dari situasi ini. Tapi Sunghoon menepis tangan Jay dan menarik tangan Aya.
"Lepasin Aya, gue bakal habisin lo kalo lo ngga lepasin" ancam Jay, Sunghoon hanya menatap datar Jay.
Akhirnya Aya berhasil diajak keluar oleh Jay, mereka menuju taman yang berada dibekang sekolah dan itu sepi.
Aya menghela nafas, kepalanya tertunduk dan mulai meneteskan air matanya.
"Bukan salah lo, ini salah Sunghoon. Dia udah nyeret lo kedalam masalahnya sama Lia" Jay menarik tubuh gadis itu kedalam pelukanya.Selama ini Jay selalu ada buat Aya, mungkin Aya mulai sadar akan hal itu.
Setelah kejadian itu, Aya selalu menghindar dari Sunghoon. Ia tak peduli seberapa keras Sunghoon mengejarnya. Karna ia tau akan menjadi masalah besar jika ia berada didekat Sunghoon.
Jam istirahat Aya terbuang, ia hanya menghabiskan waktu diperpustakaan. Ia hanya berdiam diri dengan buku-buku diruangan itu.
Ting !!
Ponselnya bunyi, ia mendapat notif dari Jake.
Jake
"Lo dimana? gue mau ngomong, kerooftof sekarang ya"Read
Buru-buru Aya menuju rooftoof, ia tak mendapati Jake disana, malainkan Jay.
Jay menoleh dan terkekeh, "Cepet banget lo" sambil berjalan menghampiri Aya dan mengajaknya duduk disebuah kursi disana.
"Nih,buat lo" Jay menyodorkan gantungan kunci beruang miliknya, dan Aya masih terdiam.
"Lo ngga mau? ini dari mama lo, ini berharga buat gue"
Tangan Aya bergerak mengambilnya dengan ragu. Matanya masih menatap bingung Jay.
"Kalo ini berharga kenapa lo ngasih ini ke gue?" serunya masih dengan raut wajah yang datar.
"Karna lo sama berharganya sama benda ini. Benda ini yang bisa ngerubah gue, dan juga elo. Elo udah jadi bagian dari diri gue selama ini, yah walaupun lo ngga pernah anggap itu. Tapi seenggak nya gue udah ungkapin dan gue ngga berharap lebih, gue cuma pengen lo tau itu"
Ucapan Jay barusan membuat perasaan Aya bercampur aduk, melihat Jay yang sedang menatap langit dan tersenyum tipis menjadikan senyum Aya sedikit berkembang, dengan sendirinya.
Lalu Jay menoleh, menatap dalam Aya.
"Gue sanyang banget sama lo, gue harap lo tau itu. Gue ngga mau kehilangan lo, sekalipun lo bukan milik gue"-
Masih sama dengan malam-malam biasanya, Jake yang tengah duduk disofa dengan game didepannya.
Aya mendekatinya dan duduk didekatnya, "Jake, lo pernah ngga suka sama cewek?" tanyanya pelan, "Menurut lo?" jawab Jake singkat.
"Menurut lo Jay itu beneran ngga sama gue?" Jake menoleh dengan cepat, mendekatkan wajahnya pada Aya.
Tangan Aya refleks menepuk bibir Jake, tidak keras namun lumayan. "Bisa biasa aja nggak?!"
"Maksud lo, lo suka sama Jay?" masih dengan nada penasaran, Jake terus mendesak Aya agar menjawab pertanyaannya barusan. Tapi Aya memilih bungkam, karna ia juga tidak tau dengan perasaannya sendiri.
"Dari Aya!" Jake menyodorkan kotak kecil berwarna tosca pada Jay yang sedang duduk dibangkunya.
"Katanya bukanya nanti pas dirumah" lanjut Jake sembari memasukkan makanan kedalam mulutnya dan duduk dibangkunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
P R E C I O U S J A Y
Short Story~ "Gue seneng ketemu Aya dalam hidup gue" ~ "Gue beruntung bisa jadi cinta pertama dan terakhir Jay"