"Rayyy!!" Teriak Mark begitu melihat Aya yang tengah duduk menunggunya dibandara
"Heyyo Mark!! Gimana kabar lo?" Sambut Aya dengan wajah bahagianya
"Gue baik, gimana lo sendiri?"
"Lo bisa liat sendiri kan" ucap Aya seraya merentangkan tangannya, supaya Mark dapat melihat kondisinya yang sehat-sehat saja
"Gue seneng lo udah sehat lagi, gue mau kekorea sih waktu lo masih dirumah sakit, tapi kata sepupu lo, lo udah gapapa"
"Jahat lo, ga nengokin gue" ucap Aya cemberut
"Yaudah yuk ke apart lo, gue udah siapin sesuatu" Mark menyaut koper yang ada disebelah Aya lalu berjalan mendahuluinya
Sampai di apartement, Aya terkejut ketika melihat seisi ruangan apart nya berubah. Barang-barang yang semula ia letakkan dengan rapih, sekarang sudah berpindah tempat.
Cat dinding yang awalnya berwarna putih, kini berubah menjadi warna ungu muda yang sangat disukai Aya.
"Mark, ini semua kerjaan lo" tanya Aya antusias, rentinanya masih menatap sekeliling ruangan
"Iya dong! Gimana? Suka?"
"Gue suka banget. Eh tapi, kok lo bisa tau warna kesukaan gue sih?" Aya menautkan alisnya
"Sunghoon yang bilang, katanya lo suka warna ungu, jadi otak gue punya inisiatif buat rubah ruangan lo" jawab Mark santai
Aya menghela nafas panjang, "Coba aja Sunghoon masih disini, gue kangen dia" ucap Aya lesu
"Gue juga kangen, biasanya nongkrong bareng" jawab Mark
"Oh iya gimana lo sama Jay? Balikan?"
"Enggak, gue takut kalo balikan sama Jay malah kejadian lagi kaya waktu itu"
"Terus?"
"Gue putusin buat bikin komitmen sama dia, dia mau nunggu gue pulang dari sini"
Raut wajah Mark sedikit kecewa, entah apa yang membuatnya seperti itu.
-
Hari ini musim dingin telah tiba, Vancouver sangat dingin sehingga membuat Aya harus ekstra hati-hati dengan kondisi tubuhnya yang rentan akan cuaca dingin.
Aya berdiri didekat jendela menatap ramainya kendaraan lalu lalang yang melintas dijalan raya.
Dari lantai 10 Aya bisa melihat bagaimana cara orang-orang melakukan kegiatan mereka sejak pagi.
Hari ini libur, Aya sangat bosan berada di apart. Namun juga malas hanya untuk sekedar keluar karna cuacanya dingin.
Ponselnya berdering, ia langsung mengambil benda pipih yang berada diatas nakas
"Halo?"
"Ayo jalan, gue bosen"
"Males gue, dingin"
"Gue jemput! Tunggu 10 menit lagi!"
"Tapi..."
Sambungan sudah dimatikan, Aya hanya bisa menghela nafas panjang
Aya kembali menatap pemandangan dibalik jendela yang menampakkan suasana kota yang ramai.
Tiba-tiba ia teringat Jay, orang yang sangat ia rindukan.
Sudah terhitung hampir setahun mereka tak bertemu. Walaupun mereka berdua sering berkomunikasi, tapi belum cukup untuk mengobati rasa rindu pada Jay.
Lamunan Aya buyar, ketika pintu apart nya terbuka.
"Woy!! Ngelamun aja"
"Lo masuk ngga permisi dulu, nyebelin tau ngga!" Omel Aya
KAMU SEDANG MEMBACA
P R E C I O U S J A Y
Short Story~ "Gue seneng ketemu Aya dalam hidup gue" ~ "Gue beruntung bisa jadi cinta pertama dan terakhir Jay"