-Vancouver
Hari sudah mulai gelap, Aya masih berada di supermarket terjebak hujan disana. Ia bingung harus apa, ia tak membawa ponsel. Lagi-lagi ia teringat pada Jay. Aya tersenyum tipis mengingat kenangan manis saat bersama Jay. Ia mulai merasakan kerinduan yang amat sangat sekarang.
"Jay lagi ngapain ya?" gumam Aya, menatap langit yang sedang turun hujan malam ini
Ia duduk dibangku kosong yang terletak didepan supermarket itu. Tiba-tiba tubuhnya diselimuti jaket bulu oleh seseorang. Aya menoleh, ternyata itu Sunghoon.
"Ngapain sendirian disini? nanti diculik om-om loh" Sunghoon terkekeh dan duduk disampingnya dan ia pun ikut terkekeh.
Aya terlihat sangat kedinginan hingga tangan Sunghoon melingkar ditubuh Aya. Aya membulatkan matanya melihat reaksi Sunghoon yang seperti itu.
"Udah jangan gerak, lo kedinginan. Ntar lo masuk angin siapa yang repot" tangan Sunghoon mengusak surai hitam pekat milik Aya dan Aya masih terdiam ditempat.
"Ray, lo masih inget ngga dulu gue ngga pernah lakuin hal kaya gini sama lo?" ucap Sunghoon tiba-tiba, Aya mengalihkan pandangannya kedepan
"Lo ngga usah bahas itu lagi, gue ngga suka" jawab Aya lirih, menunduk dan memainkan jarinya karna gugup
"Gue pengen banget ngulang waktu, pengen banget ngasih perhatian ke elo. Gue nyesel nyia-nyiain kesempatan waktu itu" Sunghoon ikut tertunduk, tangannya masih melingkar dibahu Aya.
"Hoon, lo ngga perlu bahas itu lagi. Lagian gue udah lupain semua kok, gue cuma ngga mau ada rasa canggung lagi diantara kita, gue ngga mau" ucap Aya menatap Sunghoon yang masih tertunduk.
"Tapi gue pengen lo tetep disini, nemenin gue, karna gue ngga tau sampai kapan gue bisa natap lo" Sunghoon mengalihkan pandangannya pada Aya, menatapnya penuh harap.
"Gue mau lo jadi milik gue" lanjutnya
Aya masih hening, memikirkan apa yang barusan Sunghoon katakan. Sepertinya Sunghoon benar-benar keterlaluan sekarang.
Jelas-jelas Aya sudah milik Jay, tapi kenapa tiba-tiba Sunghoon mengatakan hal itu. Perlahan Aya melepaskan tangan Sunghoon yang melingkar dipundaknya.
"Maksud lo apa? gue ngga bisa!" jawab Aya yang masih menatap Sunghoon tak percaya
"Gue mohon, ini permintaan gue yang terakhir, gue ngga akan minta apapun lagi selain ini,"
Aya masih geming, tak bisa berkata lagi.
"Kalian ngapain disitu ujan-ujan! ngga mau pulang apa?!" terlihat mobil Mark melintas dan ia sedikit berteriak pada mereka berdua, suara Mark berhasil memecahkan keheningan diantara keduanya.
Mark membuka sedikit kaca mobilnya hingga Aya dan Sunghoon dapat melihat begitu jelas wajah Mark.
Sebenarnya Aya sedikit lega karna kedatangan Mark, ia bisa bebas dari pertanyaan Sunghoon kali ini.
"Mark!! anterin kita pulang!" Aya berteriak, berharap Mark dapat mendengar.
Akhirnya Mark turun membawakan payung untuk Aya dan Sunghoon.
"Nih pake, cuma satu tapi, buat kalian berdua!" Mark menyodorkan payung itu pada Sunghoon.
"Enggak, gue sama lo aja Mark" sahut Aya cepat-cepat.
"Enggak! lo sama gue" Sunghoon menyaut
"Enggak Hoon, gue sama Mark aja" tegas Aya
Mark bingung melihat keduannya, "Kalian berdua kenapa sih! yaudah ayo sama gue aja!" Mark menarik Aya dan berjalan menuju mobilnya. Karna jarak mobil dan Supermarket sedikit jauh, baju mereka sedikit terkena air hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
P R E C I O U S J A Y
Short Story~ "Gue seneng ketemu Aya dalam hidup gue" ~ "Gue beruntung bisa jadi cinta pertama dan terakhir Jay"