Chapter 2 - Pertemuan Awal

1.7K 172 45
                                    

Pagi ini langit terlihat cerah, matahari yang di dampingi awan berwarna biru pekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini langit terlihat cerah, matahari yang di dampingi awan berwarna biru pekat. Namun mood Bella tidak terlihat sebagus langit saat ini. Gadis itu merasa malas untuk berangkat ke sekolah, karena ia yakin Raymond akan mengsuiknya kembali.

"Bella!"

Ehm! Panjang umur banget ni anak! bisiknya dalam hati. Belum genap sepuluh langkah Bella melewati gerbang sekolah sudah ketangkap oleh lelaki itu.

Gadis itu mempercepat langkahnya, menunduk dan menutup sebagian wajahnya dengan rambutnya yang terurai. Delapan langkah setelahnya ia terhenti, sepatu putih dengan list merah berlogo Nike, kaki seorang siswa yang juga malas ia temui.

Bella mengangkat kepalanya menatap lelaki itu dengan senyum polos.

"Lo enggak denger nama lo dipanggil?" tanya lelaki itu.

"Eh Bro!" Sapa Raymond pada sahabatnya itu. Mengangguk sekilas kemudian Kai melangkah pergi ke arah kantin.

"Bella, chat gue kok enggak lo balas?" tanya lelaki itu tegas, namun tetap dengan kesan lembut.

Gadis itu memejam mata sekejap dan menggigit bibir bawahnya, berpikir apa jawaban yang harus ia berikan. Ketika kepalanya kembali terangkat dan mengarah pada lelaki itu, ia tersenyum kaku dan otaknya berusaha keras untuk merangkai kata.

"Hmm, itu, hmm, kemarin itu... gue sibuk bantuin Mama gue, trus... kemudian setelah itu... semuanya selesai gue enggak lihat hp lagi, yah begitulah." Bella berusaha melontarkan segala kata yang terlintas di dalam benaknya.

"Yakin?" tanya Raymond lembut untuk memastikan.

"Eh? Y... ya... yakin," jawab Bella terbata, sembari mengangguk pelan.

"Ini buat lo." Lelaki itu menyerahkan sekotak susu strawberry dan sebungkus roti isi kelapa pada gadis di hadapannya.

"Thanks," jawab Bella sembari melihat roti dan sekotak susu tersebut. Kemudian Bella melanjutkan ucapannya. "Tapi Ray, berikutnya lo enggak per-"

"Gue ke kelas dulu." Pamit Raymond, sebelum Bella menyelesaikan kalimatnya. Lelaki itu berlalu pergi setelah meninggalkan usapan lembut pada pucuk kepala Bella.

Tanpa lo katakan gue juga tau, gue enggak menghindar, gue hanya menjaga perasaan untuk tidak terluka. Tidak apa jika lo enggak bisa menjaga perasaan ini, biarkan gue yang menjaganya sendiri, untuk lo dan untuk diri gue sendiri, batinnya. Kemudian berlari menuju ruang kelas XII IPS 3.

***

"Guys, menurut kalian, gimana ya cara gue sampaikan ke Raymond? Gue merasa enggak enak banget sama dia," tanya Bella yang sedang menidurkan kepalanya di atas meja, sembari menatap kedua sahabatnya.

"Ya, biarkan aja sih! Lumayan setiap pagi lo dibeliin sarapan sama dia," balas Belinda. Dengan pandangan yang masih tertuju pada roti isi kelapa yang ada di tangannya.

After 30 Day [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang