Mata Leo terbelalak, "Bella." Panggilnya yang sedang berada di eskalator naik.
Sementara gadis itu tidak menoleh dari eskalator turun karena tenggelam dalam pikirannya. Ketika keduanya telah sampai, Leo melihat Bella yang berjalan pergi begitu saja. Gadis itu seolah tak melihat keberadaan Leo sama sekali.
"Lo yakin enggak mau kejar?" Leo masih terdiam.
"Yakin?" tanya Tommy memastikan dengan nada yang sedikit menggoda.
"Gue enggak mau denger lo merenggek karena menyesa---" ucapan Tommy terhenti, ketika lelaki di sebelahnya langsung berlari menuju eskalator turun.
***
Ternyata kesalahan di masa lalu akan mempengaruhi pikiran dan sikap seseorang. Benar kata Om Aldi, setiap tindakan ada akibatnya. Bella enggak benci dengan Raymond, tetapi alangkah baiknya kita tidak saling berjumpa lagi. Bagaimanapun kenangan buruk yang sudah terjadi, tidak dapat dihapus kembali, bisik Bella dalam hati.
Dari belakang Leo menyusul gadis itu ke lantai dasar, di antara kerumunan manusia membuat Leo kesulitan untuk menemukan gadis itu. Ketika ia berlari menuju pintu keluar, lelaki itu melihat Bella yang sudah terduduk di dalam bus. Tidak lama setelah itu, bus tersebut bergerak meniggalkan halte.
"Gimana Bro?" tanya Tommy. Leo hanya membalasnya dengan sebuah gelenggan kepala.
Melihat Bella yang sudah pergi, kedua lelaki itu kembali pada tujuan utamanya menginjakkan kaki di mall tersebut.
***
Hari ini adalah hari terakhir Bella di Indonesia. Besok siang adalah jadwal gadis itu berangkat ke Prancis. Setelah mengunjungi makam sang ayah, sosok yang sangat ia rindukan, Bella juga berkunjung ke tempat yang penuh kenangan baginya. Tempat awal mula semua kenangan dan perasaan dimulai.
Meskipun tinggal dalam satu negara Bella selalu merindukan lelaki itu, takut untuk mengungkapkannya perasaan itu hanya dapat ia simpan dalam-dalam. Berharap kali ini, terakhir kalinya ia dapat berjumpa dengan Leo. Setidaknya gue harus pamitan, batin Bella.
Bella berdiri di samping pembatas eskalator, menatap manusia yang berlalu lalang dari lantai atas. Di sana gadis itu mengingat kembali saat pertama kalinya berjumpa dengan Leo, ingatan itu berhasil membuat dirinya tertawa sendiri.
Untuk pertama kalinya, tanpa urat malu, meminta bantuan dari orang asing, yang ternyata orang tersebut juga meminta bantuan darinya. Bahkan karena sebuah kata 'iya' mereka terlibat dalam hubungan yang cukup lama. Tidak mengira, satu hari yang dipikirkannya seketika menjadi satu bulan. Dengan berbagai masalah yang terjadi dan hidup bersama selama tiga puluh hari membuat Bella jatuh cinta pada orang tersebut.
Daripada mengungkapkannya, Bella lebih memilih memendam semuanya. Dengan harapan, jauh dari lelaki itu dapat membuatnya melupakan perasaan tersebut. Mungkin ini lebih baik, karena memang sejak awal gue hanya minta bantuannya, tidak lebih, batin Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
After 30 Day [COMPLETED]
General Fiction[BELUM REVISI] Bukan tentang cinta segitiga atau geng motor di sekolah. Tetapi tentang seorang gadis polos yang harus bersandiwara menjadi istri seorang pengusaha muda, sementara dirinya masih terduduk di bangku SMA. Pertemuan awal yang mendadak...